Ch.50 | A Promise

59 19 8
                                    

Rindu dengan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rindu dengan ... Tsubaki ...?

          Shiroichi masih mencerna pernyataan yang membuatnya tertegun itu, ketika tangan Mizuki terjulur menunjuk batang pohon dogwood di hadapan mereka.

          "Kau lihat sayatan itu?"

          Wajah Shiroichi berputar, kembali memberi atensi pada objek yang diarahkan Mizuki.

          Sayatan itu. Ya, tentu saja Shiroichi melihatnya. Dulu ia sempat berkutat mencari maksud dari sayatan yang membentuk kata terpotong-potong, yang sedang Mizuki tunjuk saat ini. Tak begitu mencolok jika tidak melihat batang pohonnya dengan saksama. Sudah lama tidak Shiroichi pedulikan karena menurutnya tak penting juga. Akan tetapi, kalau Mizuki sampai bertanya begini, tampaknya ada maksud tertentu.

          Shiroichi meneliti lagi kata yang terbentuk dari sayatan itu. Hanya kata Tsubaki yang tercetak jelas di sana. Selanjutnya ada huruf 'chi', 'ha', dan 'mi', masing-masing dipisahkan dengan maru³⁶. Ketiga huruf ini diberikan jarak. Sedikit terpisah dengan sayatan kata 'Tsubaki'.

          Pemuda bermata almond ini berpikir keras. Lalu matanya membulat. Jika dilihat dari kanjinya, maka akan membentuk sebuah anggota keluarga kecil. 'Chi' untuk chichi [ayah], 'ha' untuk haha [ibu], dan 'mi' ... Mizuki?

          "Jangan-jangan kau ...," Shiroichi menoleh dan bertanya ragu, "kau satu darah dengan Tsubaki?"

          Yang ditanya menjawabnya dengan satu anggukan. "Tepatnya, saudara kembar."

          Wah.

          Shiroichi amat takjub dengan kenyataan ini. Pantas saja mereka begitu mirip. Bukan hanya dari wajah, tapi juga dari sikap keras kepalanya. Dan masih ada kemiripan di sisi lain, yang Shiroichi sendiri pun bingung menjabarkannya. Yang jelas, mereka memiliki aura positif yang sama.

          Namun, kalau begitu, kalau benar Mizuki adalah saudara kembar Tsubaki, banyak hal lain yang terasa ganjil.

          "Apa dulu kau tidak tinggal di sini? Aku sama sekali tidak pernah melihatmu. Oh, atau kau tinggal di rumah nenekmu sejak kecil, ya? Lalu ... ke mana mereka, orangtua dan saudara kembarmu itu?"

          Terdengar pelan helaan napas dari gadis itu yang kemudian menundukkan wajahnya. "Mereka meninggal karena kecelakaan kapal."

          Shiroichi merasakan desiran halus yang membuat bulu romanya menegak. Mendadak udara sekitar menjadi lebih sesak. Sampai-sampai sangat sulit menelan salivanya sendiri. Jadi ... hal yang selama ini ia duga, hanyalah persangkaan buruk semata. Selama ini ia mengira Tsubaki sengaja membuatnya menunggu. Sengaja memberikannya harapan lantas pergi menghancurkan harapan itu. Tapi ternyata ....

          "Dulu kita tidak pernah saling bertemu, ya?"

          Shiroichi yang semula turut menunduk, menolehkan wajah kembali. Air muka pada rupa Mizuki seolah merefleksikan ekspresinya sendiri.

You are My Dogwood [Extended Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang