Ch.39 | Unstoppable Despair

63 18 10
                                    

WARNING!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

WARNING!

Under 18+ Restricted

________

| Chapter ini mengandung adegan yang diperuntukkan bagi 18 tahun ke atas. |

________


Satu minggu menjelang libur musim panas adalah hari-hari paling menyibukkan bagi para seitokai yakuindomo. Setidaknya, untuk sekolah yang paling banyak mencetak prestasi di bidang olahraga ini. Mereka semakin sibuk menata dekorasi dan perizinan lainnya. Promosi, banner, sponsor ... semuanya harus diselesaikan sebelum libur tiba agar tidak mengganggu jatah rehat. Selama liburan dipastikan tidak ada yang menyentuh aula tempat pesta nanti diselenggarakan. Meski begitu, paling banyak dua kali seminggu tetap akan ada pengecekan kondisi venue serta gladi kotor dan bersih satu hari menjelang acara tiba.

          Biasanya tidak ada siswa yang tidak hadir di hari-hari terakhir ini. Tidak ada yang mau menyia-nyiakan kesempatan untuk berinteraksi di sekolah sebelum libur panjang menyapa. Akan tetapi, saat ini, diketahui dua orang siswa sudah hampir satu pekan lamanya tak memunculkan rupa mereka. Salah satu di antaranya tentu saja Shiroichi, yang masih dalam keadaan berkabung atas kematian sang ayah. Tak hanya mengurusi pemakaman yang membuatnya jadi sangat sibuk. Persoalan di hadapannya sekarang lebih didominasi oleh semua yang berkaitan dengan perusahaan yang baru saja ditinggalkan mendiang ayah.

          Tadi malam saja Shiroichi menghadiri rapat ketiga mengenai saham. Semalaman otaknya dijejali topik-topik yang bikin pening bahkan lebih dari sekadar meneguk satu botol sake sekaligus. Pemuda malang ini hanya bisa tidur selama tiga jam. Alasan tersebut sebenarnya sudah lebih dari cukup jika ingin dijadikan alibi agar tidak masuk sekolah. Tetapi rasanya sangat tidak nyaman jika baru memunculkan diri setelah musim berganti. Lagipula, ia juga ingin mengunjungi markas tim bisbol yang sudah ia tinggalkan dan melihat bagaimana keadaan penghuninya sekarang. Ia ingin tahu, apakah mereka mensyukuri kepergiannya?

          Tetiba pelipis dan lingkar mata berdenyut kala pemuda itu hendak melintasi loker. Tangan kanannya menapaki pintu loker dengan kasar. Seluruh daya tubuh seolah tertumpu di sana. Jemarinya bergerak meraih gagang pintu, dan, ah ... tidak terkunci lagi. Seperti biasa, ia sudah tahu apa yang akan terjadi di dalam sana jika dalam keadaan tak terkunci begini. Berhubung berita mengenai ketiadaan ayahnya bukanlah rahasia umum, jadi sudah dipastikan yang berebut tempat di dalam sana adalah ucapan belasungkawa.

          Shiroichi membuka pintu lokernya setelah menghela napas sejenak. Lagi-lagi, satu benda kontras menyembul seolah menyambutnya dengan penuh suka cita. Di antara tumpukan surat dan kartu itu hanya ada satu benda berbeda. Satu tangkai bunga krisan. Dan seperti waktu itu juga, tidak ada nama pengirimnya. Meski begitu Shiroichi tahu siapa orang yang menurutnya berlagak misterius ini. Siapa lagi kalau bukan si gadis penyuka bunga itu.

You are My Dogwood [Extended Ver.]Where stories live. Discover now