32

6.8K 547 51
                                    

Jeano berdecak kesal, Ola selalu bersikap egois dan semaunya dan jika ia menolak wanita itu akan marah.

"Aku tak bisa menginap, ada janji dengan Evan," ucap Jeano berusaha sabar.

Ola merengut tak terima, air matanya siap tumpah. Sudah seminggu Jeano mengabaikannya, bahkan baru hari ini Jeano datang itupun karena ia memaksa dan melakukan spam chatt.

"Evano terus! Sudah seminggu kamu menghabiskan waktu dengan pria itu, apa kamu pikir aku sesabar itu Jean?" Ola mendengus.

Jeano menghela napas, ia tak membantah ucapan Olan yang itu karena itu benar adanya. Selama seminggu ini Jeano mengabaikan Ola begitu saja dan terus menemani Evano, ia menyukai saat dimana ia mengelus perut Evano maka akan ada respon yang sangat aktif berbeda dengan perut Ola, responnya tak terlalu aktif.

"Perlu kau ingat Ola, pernikahan kita terjadi karena aku ingin bertanggung jawab dan saat ini belum pasti siapa yang membohongiku, kau atau Evan." Jeano berucap dingin membuat Ola membuang pandangannya.

"Jika itu anakku, kau tak perlu takut. Akan kupastikan jika kau benar aku akan menceraikan Evano begitupun sebaliknya," ucap Jeano penuh penekanan, Ola sampai kesal mendengarnya. Jeano akan meninggalkannya jika kebenaran itu terungkap, ia harus melakukan sesuatu agar Evano tak menang.

Evano sudah cukup mendapat kebahagiaan, submisif itu merenggut segalanya. Ola benci pria itu sangat benci.

Jeano yang sudah kesal segera pergi, ia tak mau sampai di tekan terus-menerus. Rasanya bersama Ola tak mendapat kedamaian sama sekali, Ola terus merengek 'ini-itu' padahal gaji Jeano tak begitu besar, apalagi ia hanya bekerja part time.

Ola membiarkan Jeano pergi, mungkin saat ini ia akan diam saja. Tapi tak akan ia biarkan Evano menang, Evano pantas menderita. Jeano akan terus ia genggam.

_______

Diperjalanan pulang, Jeano dihadang oleh seseorang berseragam. Ia turun dari motornya begitupun orang dihadapannya.

"Wah ... apa ini? Kau membohongi Evan?" Darel, pria yang telah menghentikan perjalanan Jeano. Pria itu menghampiri Jeano mencengkram baju sang empu.

Darel terlihat santai tapi perkataannya menusuk. Pemuda itu sudah menguntit Jeano dari minggu-minggu lalu, ia terkejut bukan main saat tahu jika Jeano menikahi Ola juga, bajingan. Ya kata itu yang pantas untuk Jeano.

"Aku bisa jelaskan," ucap Jeano gugup membuat Darel terkekeh.

"Tak perlu bajingan, orang tak punya otak sepertimu memang tak berguna. Kau menumpang hidup pada kakakku dan kau mengkhianatinya, lelucon apa ini Jean? Kau pengkhianat!" Darel mendorong Jeano sampai mundur beberapa langkah.

Darel langsung melayangkan pukulannya, sudah cukup Jeano mengkhianati Evano. Sudah Darel duga, Jeano tak pernah tulus dan tak pernah berniat berubah, ia tak takut untuk membunuh Jeano sekalipun.

Cuh

Darel meludah. "Jika kau bukan suami kakakku, sudah ku bunuh sialan! Persetan jika masuk penjara, aku akan bangga jika yang kubunuh adalah kau."

Jeano tak melawan membiarkan dirinya dijadikan samsak tinju adik iparnya ini, Darel bukan dominan banyak bicara, terbilang acuh tapi dapat Jeano lihat betapa besar rasa sayangnya pada Evano.

Darel berhasil membuat Jeano terkapar lemah di aspal, tak ada rasa kasihan tatapannya penuh kebencian.

"Itu baru dariku, jika paman kembar tahu kau akan habis. Apa paman Ervin belum menghajarmu? Sampai kau berani bermain api?" ucap Darel, bersyukurlah ia menghajar Jeano dijalanan sepi. Tentu saja ia sudah memperhitungkannya, agar tak ada manusia bodoh yang membantunya.

Jeano hanya meringis, rasanya tulangnya remuk. Darah pekat keluar dari mulut dan hidungnya.

Darel mendengus, tak bisa ia bayangkan seberapa kecewanya Evano jika tahu perbuatan Jeano dibelakangnya. Evano sudah kehilangan banyak hal, Darel benci Evano yang mencintai dominan bajingan.

Darel pergi meninggalkan Jeano, tak berniat untuk membantu. Ia hanya menghubungi ambulan untuk membawanya, itu sisi kemanusiaannya yang menghubungi ambulan sebenarnya ia sangat ingin meninggalkan Jeano tanpa bantuan.

Deru napas Jeano memburu saat Darel sudah meninggalkannya, keadaannya mengenaskan, terkapar lemah di aspal dengan darah yant terus mengucur dari hidung. Sudah seperti korban begal, bedanya tak ada pisau yang tertancap di perutnya.

Tak lama dari itu, ambulan datang membawanya ke rumah sakit. Ia tak tahu jika Darel masih mau berbuat baik untuk menghubungi ambulan, ia pikir ia akan mati sendirian di jalanan.

Kabar Jeano yang masuk rumah sakit membuat Evano kelimpungan, ia langsung menuju rumah sakit dimana suaminya itu di rawat. Dokter mengatakan Jeano menjadu korban begal.

Saat ia sampai di ruang rawat inap Jeano, tak bisa ia menahan air mata dengan keadaan Jeano yang terbaring lemah di atas brankar.

"Jean." Evano langsung memeluk Jeano yang disambut hangat oleh sang empu. "Ada apa? Kau dari mana? Kenapa kau bisa dibegal?"

"Ini ulah adikmu."

Ingin Jeano mengatakan hal itu, tapi tidak. Ia tak mau sampai Evano menghubungi Darel dan Darel akan mengatakannya, ia tak mau sampai Evano marah, ia tak mau sampai Evano menangis kecewa. Hanya satu bulan lagi  ia akan tahu kebenaran.

"Aku ... tak apa," ucap Jeano dibarengi dengan ringisan karena bibirnya sedikit sobek.

"Shh ... ini pasti sakit." Evano mengusap memar diwajah Jeano, guratan kekhawatiran sangat jelas diwajah Evano.

Jeano rasanya sakit. Entah kenapa rasa bersalah itu semakin menggunung saat melihat tatapan teduh Evano yang mengkhawatirkannya, bagaimana reaksi Evano jika tahu yang sebenarnya? Jeano tak bisa, ia tak mau.

"Jean ada apa?" Evano mengusap air mata di sudut mata sang dominan yang tanpa di sadari Jeano.

"Apa ... kau bisa menungguku Evan?" ucap Jeano terdengar aneh bagi Evano. Tapi submisif itu tersenyum dan mengangguk.

Di tengah-tengah perbincangan yang begitu aneh, Gress datang dengan derai air mata. Wanita itu menghampiri keduanya.

"Ada apa ini Jean? Evan menghubungi mama dan mengatakan kau di rawat, siapa yang melakukan ini?" Gress berucap penuh nada ke khawatiran.

"Aku tak apa ... ini hanya luka kecil," ucap Jeano membuat Gress menggeleng ribut. Luka kecil? Bahkan wajah Jeano banyak memar.

Selain takut Evano tahu, ia juga takut jika Gress tahu. Pernikahannya dengan Ola hanya Darel yang baru tahu, kepalanya terasa pening memikirkannya. Mengapa satu bulan begitu lama? Ia sudah tak sabar untuk menunggu kelahiran anaknya, ingin tahu siapa dalang dari drama bodoh ini.








Rain [sekuel Astrophile]Where stories live. Discover now