39

8.1K 632 53
                                    

Selama seharian Jeano menunggu proses melahirkan Evano tapi di saat kedua anaknya lahir ia sama sekali tak di izinkan melihat keadaan keduanya maupun Evano sendiri. Submisif itu tak mau bertemu dengannya.

Evano melahirkan bayi kembar dengan jenis kelamin laki-laki dua-duanya, semua menyambut hangat. Keluarga begitu bahagia ditambah keadaan Evano yang baik. Awalnya Samuel begitu khawatir karena saat pemeriksaan kandungan Evano sedikit bermasalah akibat stressnya sang putra tapi syukurlah semua berjalan baik.

Samuel juga mendengar jika Ola melahirkan di rumah sakit yang sama, setelah menemani putranya sedari tadi ia segera pergi untuk mendatangi Ola bersama Trya untuk menyelesaikan masalah yang ada. Saat Ola datang ke rumah waktu itu, bohong jika Samuel tak memikirkannya, rasanya ia ingin bertemu Zilo dan Erlan meminta penjelasan kenapa Ola segitu benci pada dirinya.

Samuel mengetuk ruang rawat inap itu sebelum masuk, ia langsung mendapati wanita paruh baya dan juga Ola yang tengah terbaring di ranjang.

Trya mengepalkan tangannya, ibu Zilo teman masa sekolahnya adalah akar masalah. Dia pembully kejam dan mengerikan, ia sangat membenci wanita itu.

"Trya?" Wanita paruh baya itu tampak terkejut dengan kedatangan kedua orang itu.

"Aku tak ingin bertemu denganmu tapi aku ingin bertemu dengan putramu," ucap Trya. Ia malas berbasa-basi dengan manusia ini. "Ada apa? Mely?" lanjutnya, melihat eskpresi Mely yang seakan lesu saat mendengar ucapannya.

"Duduklah dulu, kudengar cucumu melahirkan." Mely mempersilahkan Trya dan Samuel duduk.

"Tak usah basa-basi, aku hanya ingin menyelesaikan segalanya. Dari mulai kau pengganggu semasa sekolah, lalu putramu yang menanam benih dominan lain, berlanjut cucumu yang merusak rumah tangga cucuku, sebenarnya apa masalahmu padaku? Sampai kau terus meneror keluargaku dengan berbagai masalah?" tutur Trya, amarahnya meletup-letup.

Samuel menghela napas. Ia mengusap punggung Trya agar tenang, kedatangannya ke sini tak ingin ribut. Kasihan Ola yang baru saja melahirkan, sejahat apapun wanita itu, Samuel masih ada rasa kemanusiaan.

"Maaf mengganggu Anda Nyonya, saya dan ibu hanya ingin bertemu dengan Zilo atau Erlan. Saya ingin meluruskan segalanya dan Ola yang salah paham akan masa lalu," ucap Samuel. "Sungguh mari bicara tanpa amarah, kita adalah orang tua yang harus menjadi penengah untuk anak-anak. Evanoki korban begitupun Ola," lanjutnya.

Mely tersenyum tipis, ampunilah dosanya yang telah menyakiti orang-orang baik dihadapannya ini.  Ia menggulir matanya menatap Ola yang masih terlelap setelah bertarung mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan, tak ada suami disampingnya yang ada suaminya mengirim surat gugatan cerai karena mau bagaimanapun anak itu bukan anak Jeano.

"Trya, Tuan Samuel maaf atas kesalahanku di masa lalu. Untuk Zilo, dia sudah tiada, dia mengakhiri hidupnya sudah lama," tutur Mely sendu sontak membuat Samuel dan Trya terkejut ia tak tahu Zilo akan berbuat sampai sejauh itu.

"Lalu Erlan? Bukankah pria itu akan menikahi Zilo? Dia begitu mengejar Zilo sampai merebutnya dari Marvin," ucap Samuel.

"Erlan mencampakkan putraku begitu saja di saat Zilo mencintai pria lain, sejujurnya Zilo salah, andai ia bisa menerima Erlan dengan baik mungkin ia akan bahagia bersama putrinya tapi hati Zilo tertutup untuk Erlan sampai ia menjalin kasih dengan pria lain, baginya Erlan monster sampai ia memilih pria lain di saat ia tengah hamil, pada akhirnya Erlan tak mau mengakui Ola, Erlan pikir Ola bukanlah putrinya karena Zilo bersama dengan pria lain," jelas Mely.

Samuel memejamkan matanya, ini rumit. Pasti sangat sulit bagi Zilo.

"Di saat Zilo melahirkan, Erlan datang dan tak mau mengakui Ola sebagai putrinya. Pria itu malah meninggalkan Zilo, ia datang hanya untuk mengatakan salam perpisahan, Zilo terguncang setelah ia meninggalkan kekasihnya Erlan juga meninggalkannya. Ia kehilangan keduanya, ia benar-benar ling lung dan saat usia Ola beranjak beberapa tahun Zilo semakin tertekan hidup dibawah gunjingan orang lain, putraku mengakhiri hidupnya dengan konyol, ia meninggalkanku dengan Ola begitu saja. Ia pergi," ucap Mely air mata mengalir membasahi pipinya.

Samuel merasa sakit saat mendengarnya, kenapa Zilo melakukan itu. Kenapa Erlan mencampakkan Ola? Andai ... andai, Samuel meremas celananya. Itu sangat menyakitkan.

"Lalu kenapa Ola sampai membenci cucuku? Apa yang mulut sialanmu katakan pada Ola?" tanya Trya.

"Aku menceritakan segalanya, hanya saja aku tak mengatakan jika Samuel dibayar untuk memiliki anak, ta-tapi aku menjelaskannya kembali saat ia besar. Maaf itu kesalahanku," ucap Mely.

Samuel mengerti mengapa Ola bisa semarah dan sebenci itu padanya dan Evano, ia pikir Ola tak mengerti tapi Ola gagal paham dan terlambat diberi tahu. Ia tak habis pikir dengan jalan pikir Mely, ada apa dengan wanita tua ini?

"Sekali lagi ... maaf Trya." Mely meraih tangan Trya tapi ditepis oleh sang empu. Ia bisa memaafkan tapi tidak melupakan, pembullyan, perbuatan Zilo, perbuatan Ola semuanya terlah memporak-porandakan hidupnya.

"Jika bukan Jean ayahnya lalu siapa?" tanya Samuel.

Mely menghela napas, ia juga tak tahu. Ia terlalu memberi kebebasan pada Ola, selama ini ia terlalu cuek pada sang cucu.

"Aku tak tahu," ucap Mely.

Entah untuk ke berapa kalinya Samuel menghela napas, rumit semuanya rumit rasanya ingin sekali ia menjambak rambut wanita itu tapi tak bisa, karena semua orang memiliki masa lalu.

"Tolong ajari dia, beri dia pemahaman jika kami tak bersalah. Ola ber hak bahagia tanpa mengganggu kehidupan putraku, kami akan memaafkannya hanya jangan pernah berani melangkah lagi untuk melukai putraku," tutur Samuel penuh penekanan.

Setelah mengatakan hal itu Samuel dan Trya pergi meninggalkan ruang rawat inap Ola. Saat masuk ke ruang inap sang putra di sana anaknya tengah di recoki oleh paman kembar dan Darel ditambah sudah ada Kai dan Feny.

"Dari mana saja Pa? Aku dari tadi terus saja di ganggu oleh mereka?" adu Evano membuat Samuel terkekeh.

"Tadi Papa dan oma mu mencari sesuatu dan kau kapan datang?" Samuel beralih pada Kai.

Kai mencium pipi Samuel tanpa malu. "Tadi, mana mungkin aku tak menyempatkan waktu untuk Evano," ucapnya.

"Demi Tuhan Dad bisakah tak berbuat mesum dihadapan anak dibawah umur." Darel memandangnya jijik.

Namun kedua orang tuanya tak mengubris, Kai malah menarik pinggang Samuel agar mendakat padanya.

Dibalik tawa di dalam sana ada sosok memandang semua itu dengan sendu. Jeano sama sekali tak diberi izin, ia hanya bisa menatap Evano dibalik kaca. Bohong jika ia katakan ini tak menyakitkan, ia seperti sosok tak di anggap hanya berdiri di luar tak bisa berbagi tawa itu.

"Tunggu aku Van, mari berbagi tawa itu."

___

Sorry kalau ada nama Resy, inti e nama emak si Zilo Mely, kalau ada nama Resy tolong tandain nanti gue revisi. Gue lupa namanya pas ngetik, eh pas tadi baca S1 ternyata nama emak Zilo, Mely.







Rain [sekuel Astrophile]Where stories live. Discover now