side story

12.5K 779 100
                                    

Kaki kecil itu berjalan dengan wajah penuh tepung terigu dan coklat, kedua bocah kecil itu seakan senang melihat sang papa prustasi akan perbuatannya. Mereka asik tertawa saling melempar tepung sedangkan Evano mengerang prustasi menarik rambutnya.

"Ya Tuhan anak Jeano memang membuatku gila!" pekiknya, menarik si kembar.

Evano akan gila jika terus-terusan dibuat pusing oleh tingkah ajain si kecil.

"Bisakah kalian diam jangan merecoki papa jika sedang masak?" Evano menasehati keduanya yang sudah seperti tuyul.

"Papa ... dady akan pulang?" tanya kenzi lahir lebih dulu dibanding Kenzo, beda sepuluh menit saja. Kenzi sedikit cerewet dibanding Kenzo.

Tak

Kenzo menepuk bibir Kenzi dengan tangan penuh tepung, membuat kembarannya itu menangis dengan keras.

"Ya Tuhan ... " Evano lansung menggendong Kenzi, tangannya yang satu nya memegang tangan Kenzo.

Ia membawa si kembar ke ruang tengah, rumah yang dulu terasa sepi sudah lenyap, setiap hari di isi dengan tawa dan tangis si kembar jikapun hening berarti keduanya tengah tidur. Hari ini mereka ulang tahun yang ke enpat tahun, Evano sudah membuat kue dengan susah payah.

Ulang tahun akan dirayakan malam nanti, Evano sudah menjadi lebih baik. Tak ada si manja Evano yang selalu merengek dan egois, saat ini hanya ada Evano seorang papa baik dan dewasa yang selalu dibuat prustasi oleh kedua putranya.

Di usianya yang baru 22 tahun, Evano bersyukur ia bisa melewati semuanya. Surat dari Jeano selalu ia baca setiap kali surat itu datang, surat yang selalu Evano nanti.

________

Malam begitu indah hari ini, bintang tak terhitung menghiasi langit gelap itu mendukung cahaya bulan yang indah. Di taman belakang kehangatan dan kebahagiaan tengah melingkupi keluarga Evano.

Si kecil sangat bahagia dengan perayaan yang dibuat sang papa. Acara yang hanya di isi oleh keluarga dan beberapa kerabat lain benar-benar terkesan mewah.

"Apa yang kakak dan adik mau dari papa?" Evano berjongkok menyamakan tingginya dengan si kecil.

"Ken ingin beltemu Daddy," sahut Kenzo  ia belum bisa mengatakan 'r', Kenzo menunduk menatap sepatunya.

"Zi juga ingin bertemu Daddy, papa bukankah papa bilang dia akan datang di ulang tahun ke empat?" ucap Kenzi memeluk Evano erat. Papanya sering mengatakan jika Daddynya tengah pergi jauh dan akan kembali di ulang tahun ke empat, tapi sampai sekarang juga belum datang.

Evano mengelus punggung sang putra, ia juga bingung dan gelisah. Jeano berjanji akan kembali tapi sampai sekarang sama sekali tak ada batang hidungnya.

"Heh ... bocah hadiah itu minta video game, coklat lima bungkus, mobil-mobilan bukan itu." Darel menarik sang ponakan kepangkuannya, akan tak baik membuat Evano sedih di malam ini.

"Lepaskan aku! Ken bantu aku!" pekik Kenzi ia berontak dipangkuan Darel.

"Paman benar, aku mau coklat lima bungkus," ucap Kenzo tak mengubris kembarannya yang tengah disandra oleh Darel.

Evano mencubit pipi sang anak gemas. "Jika ingin hadiah minta pada mereka." Evano melirik keluarganya, mereka lansung menyambut Kenzo yang langsung berlari menuju mereka.

Dulu Evano tak memiliki siapapun dihari ulang tahun ke empatnya, ia hanya merayakannya bersama Marvin dan Trya tapi hari ini, putranya tak merasakan itu. Mereka dikelilingi orang-orang yang mengelilinginya.

Acara begitu meriah, sikembar mendapat banyak hadiah sampai mereka kelelahan sendiri saat membuka setiap kado. Ini sudah pukul dua belas mereka sudah terlelap sambil memeluk kadonya. Evano mengusap pipi keduanya penuh rasa sayang, tak pernah sekalipun ia berpikir akan memiliki keduanya di usia yang masih muda.

Rain [sekuel Astrophile]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang