34

7.4K 598 51
                                    

Dari kejadian Jeano masuk rumah sakit, ia tak berhenti-henti mendapatkan pesan ancaman dari Darel untuk menceraikan Ola. Bimbang, gelisah semuanya menjadi satu. Ini baru Darel yang tahu, bagaimana jika seluruh keluarga Evano tahu ia tak yakin masih bisa bernapas sampai itu terjadi.

Sikap Evano semakin baik di setiap harinya, membuat Jeano semakin betah berada di rumah. Tapi sekali lagi, jika Jeano penuh senyuman berbeda dengan Ola yang penuh amarah dan selalu memaksanya untuk datang seperti saat ini. Ola memaksa untuk menemaninya belanja kebutuhan bayi, ia sudah USG dan mengatakan jika anaknya perempuan.

"Bukankah baju ini lucu? Ini sangat mungil." Ola memperlihatkan satu setel baju bayi.

"Jika kau suka, kau bisa mengambilnya," ucap Jeano.

Ola dengan hati riang menggandeng tangan sang suami di pusat berbelanjaan. Ia merasa ialah istri satu-satunya. Sedangkan Jeano merasa tak enak hati, ia bahkan belum mengajak Evano berbelanja atau bahkan sekedar mengantarnya USG.

Keduanya seperti pasangan mesra yang sangat bahagia, Ola dengan senang hati mengambil apa yang ia mau.

Di balik aura harmonis pasangan itu, ada mata yang tengah menahan tangis, ada tangan yang memegang erat belanjaan yang tengah ia bawa.

"Jangan dilihat sayang." Trya memegang tangan sang cucu. Hatinya ikut sakit saat melihat Jeano menemani gadis lain belanja dan menolak ajakan cucunya.

Napas Evano memburu, ada marah dan kecewa yang tercampur penglihatannya buram akan air mata. Selama beberapa bulan ini Jeano bersikap manis, bahkan keduanya sudah dekat. Evano pikir Jeano sudah menerimanya faktanya Jeano tak pernah berubah.

"Sayang," ucap Trya, ia tak kuasa melihat betapa hancurnya Evano memergoki suaminya bersama orang lain.

Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Evano, hanya air mata yang mengalir tanpa suara.

Trya yang sudah tak tahan memilih menghubungi Ervin, ia satu-satunya pria yang berani meninggalkan kegiatan sepenting apapun untuk Evano. Wanita paruh baya itu, menarik Evano membawanya keluar.

Ya, bangkai yang disembunyikan di manapun tetap saja akan tercium busuknya. Saking busuk bau perbuatan Jeano berhasil membuat Evano benar-benar terjatuh ke dasar bumi. Foto USG yang ia bawa bahkan terasa sakit saat digenggam. Ayah dari anaknya sudah mengkhianatinya.

Ervin yang sudah datang pun tak bisa berkata-kata, ia diam melihat kehancuran keponakannya. Ingin sekali ia menghancurkan Jeano saat ini juga tapi Trya melarangnya.

Selama perjalanan pulang Evano hanya diam, pria manis itu hanya menangis dan tak mau bicara.

"Apa ini, bajingan tolol!" Ervin memukul setir dengan kesal. Selama ini ia di tipu oleh bajingan tengik, demi Tuhan akan ia hajar dominan sialan itu.

Trya mengirim pesan pada setiap anggota keluarga, tak akan ia biarkan Evano merasa sendiri di saat seperti ini. Ada rasa sesal saat ia mengajak Evano untuk belanja dulu tapi jika Jeano tak kepergok sekarang, pria itu akan ke enakan.

Saat sampai di rumah, sudah ada motor Darel dan mobil Erwin yang terparkir di halaman rumah. Kedua dominan itu tak mengulur waktu saat Trya mengirimi pesan.

"Kalian sudah pulang? Ahh, kupikir masih lama tadi aku pikir aku bisa masak dulu," sambut Erwin, ia tak menampilkan jika dirinya tahu permasalahan Evano.

Darel masih asik merokok, ia tak mau bertanya atau mengatakan hal-hal yang akan membuat Evano buruk.

"Ak-aku akan ke kamar dulu," ucap Evano serak.

"Boleh aku ikut denganmu? Aku merindukan kamar keponakanku ini," ucap Erwin, Evano hanya mengangguk.

Erwin sengaja ikut karena takut Evano kenapa-napa atau bahkan melakukan hal-hal tak terduga.

Tersisa Darel, Ervin dan Trya di ruang tengah. Ervin meminta rokok pada Darel, keduanya merokok melampiaskan amarah yang tengah bergejolak menunggu mangsa pulang untuk dihabisi.

"Aku akan ke dapur, lagipula aku bisa mati jika menghirup asap rokok kalian," ucap Trya.

"Eum ... maaf," ucap keduanya bersama.

"Tak kusangka perbuatan busuk si tolol tercium begitu cepat," ucap Darel.

"Sejak kapan kau tahu?" tanya Ervin. Asap menguar dari mulutnya.

"Minggu lalu bahkan aku menghajarnya sampai masuk rumah sakit, awalnya aku ingin memberi tahumu paman tapi tidak, kau pasti membunuhnya langsung dan membuat Evan menangis," tutur Darel yang langsung mendapat geplakan ringan di kepalanya.

"Dia kakakmu sebut dia kak Evan," ucap Ervin membuat Darel terkekeh.

Keduanya saling berbincang mengatakan kebusukan Jeano, Darel menceritakan segalanya dengan menggebu-gebu. Kapan ia curiga pada Jeano, siapa Ola dan semuanya.

"Aku tahu Ola bukan anak ibunya dari Kak Hilyas mantan si jalang itu, kau tahu paman? Wanita itu sudah digilir berkali-kali dan entah anak siapa yang ia kandung, uhh sangat mengerikan," ucap Jeano penuh kebencian.

"Hilyas?" Ervin mengerutkan keningnya saat mendengar nama itu.

"Ya, musuh si Jeano bangsat," ucap Darel. Mulutnya memang seperti orang tak mengenal bangku sekolah tapi berbeda jika di depan Samuel, ia akan bertingkah manis layaknya anak kucing.

Ditengah perbincangan mereka orang yang sedari tadi dibicarakan datang dengan raut keheranan karena melihat kehadiran keluarga Evano.

"Wah kakak ipar! Ke mari, kau mau rokok?" Darel yang menyadari kedatangan Jeano langsung menyambutnya dengan perkataan yang dibuat-buat.

Berbeda dengan Ervin, ia tak bisa santai. Aura gelap sudah mengelilingi dirinya, hatinya terbakar, darahnya mendidih ingin menghajar pria dihadapannya. Ervin menghampiri Jeano, ia menarik kerah baju sang empu.

"Apa perlu kubakar rumahmu agar kau tahu betapa panasnya hatiku saking kesalnya padamu." Tatapan mata kelam Ervin terasa dingin, pria dominan itu benar-benar marah.

Saat Jeano akan membuka mulutnya untuk bicara ia lebih dulu mendapat pukulan keras, baru saja minggu kemarin ia dirawat dan sekarang ia harus diterjang banyak pukulan dari Ervin. Jeano menerima banyak pukulan, ia babak belur, Darel yang melihatnya saja meringis ikut ngilu.

Sudah Darel katakan, Ervin lebih ganas. Pria itu tak kenal ampun, bahkan Darel merasa pamannya yang satu ini akan menjadi petinju.

"Shhh ... cukup aku-"

Tak Ervin biarkan mulut itu bicara. Pukulan-pukulan Ervin menghasilkan banyak luka lebam di wajah dan sekujur tubuh Jeano. Darah segar mengalir kembali dari hidung Jeano, sepertinya ia akan mati di tangan paman Evano.

_____

Yang mau liat teaser story-story gue, bisa lihat di tiktok ya. Jangan lupa salin tautan, kemarin oleng gegara banyak spam like jadi susah fyp.

Tiktok gue ;@lutfiahramadani63

Rain [sekuel Astrophile]Where stories live. Discover now