18

4.8K 725 27
                                    

Udh 16K gk tuh viewers nya
Amat sangat melebihi ekspektasi saya😳
Kalau gitu absen dulu lah ndk, nemu cerita ini dimana?
Kalian tim pembaca Ganesha sambung ke sini atau tim pembaca baru???

.....
....
.....

Liam punya satu kebiasaan unik sejak dia menetap di menara Charisma. Entah kenapa, tapi dia lebih suka memasuki ruangan lewat jendela ketimbang melalui pintu utama. Dan kebiasaan itu terbawa sampai sekarang.

Saat fajar mulai menyingsing, Liam yang masih memakai jubah dari Derryl muncul di jendela asramanya bertepatan dengan Xavier baru mau pergi ke kamar mandi.

'Sial.'

Telunjuk Xavier mengacung pada Liam yang terdiam dengan satu kaki di kusen jendela. Dia baru membuka mulut dan Liam sudah bicara lebih dulu.

"Kau ingin amnesia secara manual atau otomatis?"

"Wah sepertinya Javier lupa menutup jendela. Angin pagi ini segar juga ya ha-ha...." Lalu sembari merenggangkan badan dengan kaku di menghilang ke dalam kamar mandi.

Liam berjalan masuk dengan santai. Ia sempat melirik sekilas pada kasur Javier di atas, penghuninya masih tertidur lelap dengan gaya tak elit.

'Kan apa kubilang, kau harusnya menuruti apa kata Klein untuk kembali lebih awal. Bukannya malah mengikuti ajaran sesat Hera dan Derryl.'

'Diamlah Xander. Suaramu menggema terus dikepalaku saat kau bicara panjang lebar.'

'Kepala kita. Tubuh ini bukan punyamu saja.'

Liam tak menyahuti lagi. Dia memilih berbaring di kasurnya setelah beberes sebentar.

Oh ya, kalian masih ingat Xander? Dia yang sempat mengambil alih kesadaran Liam dan membuat kekacauan beberapa tahun lalu. Namun seiring berjalannya waktu, banyak hal yang terjadi dan dia sepenuhnya berada di bawah kendali Liam sekarang.

'Apa Mihail akan mencium gerak-gerik kita tadi malam?'

Liam baru akan memejamkan mata saat suara Xander kembali bergema dikepalanya. Ia menatap langit-langit cukup lama hingga akhirnya menanggapi dengan bergumam pelan.

"Memangnya dia anjing pelacak sampai semuanya pun dia akan tau?"

"Kau bicara dengan siapa?"

Itu Xavier yang baru keluar dari kamar mandi dengan menenteng handuk di pundaknya.

Liam melirik sekilas, "Kau yang bicara dengan siapa? Aku diam saja sedari tadi."

Setelahnya Liam memejamkan mata memulai tidur. Sama sekali tak peduli kalau kata-katanya membuat Xavier berpikir berulang kali akan hal tersebut.

"Apa aku salah dengar? Tapi suaranya cukup jelas? Apa itu halusinasi?"

Xavier kebingungan sendiri. Ia menggaruk pelipisnya dan memilih berjalan menuju lemari. Tapi begitu berbalik ia dibuat kaget oleh kepala yang menggantung di ranjang atas. Hingga membuatnya reflek memukul kepala itu.

"Akh sialan sakit!" Javier langsung terduduk setelah mendapat serangan mendadak tersebut. Dengan mata dipaksakan terbuka ia menatap sekitar, "Siapa yang memukulku?!"

Si pelaku mengedikkan bahu berlagak tak peduli. Tampaknya dia belajar sesuatu dari Liam pagi ini. Buktinya kemudian dia berkata dengan santainya, "Siapa yang memukulmu? Kau tiba-tiba saja terbangun dan heboh sendiri."

Hal itu membuat Javier berpikir cukup lama, "Benarkah? Apakah cuma mimpi?" Lalu dia meringis saat memegang kepalanya, "Sshh... Tapi kenapa sakit sekali?"

|||||||

"Hai Eugene!"

"Aku punya firasat buruk saat kau menyapa ku lebih dulu, Liam."

Lelaki itu tersenyum membuat Eugene bergidik, "Serius ada apa dengan mu hari ini?"

"Hari ini adalah hari tanpa Liam sedunia," jawabnya dengan sumringah. Lalu dia memberikan satu jempol dengan mata berkilat senang, "Ini aku Xander."

Memang dulu sewaktu Eugene masih di menara dia tau kalau Liam dan Xander sering bertukar posisi. Itu bukan hal yang mengejutkan lagi bagi orang-orang menara kalau Liam yang kemarinnya sangat kurang ajar dan akhlakless tiba-tiba berubah jadi anak baik-baik yang murah senyum.

"Tapi karena sudah lama tak bertemu dengan mu Xander, aku jadi perlu membiasakan diri lagi."

Liam atau kita panggil Xander mulai sekarang mengangguk maklum, "Tak heran juga. Liam memang ahlinya dalam membuat kesan buruk permanen."

"Hati-hati nanti kau didepaknya dan tak bisa muncul lagi," peringat Eugene.

"Tenang saja. Dia sedang tidur sekarang jadi tidak akan tau."

Eugene menatap tak percaya. Hal ini sudah sering terjadi. Xander akan berbuat sesukanya selagi Liam 'tidur' dan berpikir hal itu akan aman. Nyatanya Liam selalu tau semuanya dan dia diam-diam menumpuk kesalahan Xander untuk menyiksanya habis-habisan.

Memang aneh, padahal aslinya mereka itu adalah satu tapi malah saling menyakiti. Tapi itulah adanya.

"Kelas alpha hari ini akan melakukan apa?"

Eugene bergumam malas sembari berjalan beriringan dengan Xander, "Aku malas memikirkannya. Mungkin nanti akan ku buang mereka semua ke kelas bawah."

Kelas bawah, sebutan untuk area bawah tanah akademi yang biasanya digunakan untuk tempat latihan murid dengan kualifikasi tertentu. Murid yang tak memenuhi kualifikasi kelas bawah bisa memasuki tempat itu bila ada perintah langsung dari guru yang mempunyai otoritas disana.

"Sepertinya seru. Kebetulan Killion sedang mencari bahan untuk melepas penat."

Eugene"....." 'Gunanya kelas bawah itu untuk latihan para murid bukan untuk samsak tinju aune legendaris'.

|||||

Segini dulu deh maaf kalau gk sesuai ekspektasi kalian😭 capek banget sumpah 😭😭 pengin peluk emak tapi gak bisa pulang😭😭😭

......

Be The Devil PrinceWhere stories live. Discover now