45

1.8K 250 10
                                    

Penginnya sih tamat aja di chapter ini....
.
.
.
.

"Kalau aku jadi kau, pasti aku sudah pergi jauh biar bisa hidup bebas seorang diri." Ujar Cedric si kucing abu-abu yang entah sejak kapan selalu sepaket dengan Xander dimanapun itu.

Mereka tengah berada di sebuah gua dalam hutan. Dengan api unggun di tengah dan Cedric  yang meringkuk disampingnya menunggu Xander yang tengah membakar ikan tangkapan mereka tadi siang.

"Maunya aku juga begitu," ujar Xander sembari membolak-balik ikan agar tidak gosong. "Tapi fakta bahwa aku dan Liam adalah satu orang yang sama itu tak terbantahkan. Dari awal kami adalah satu. Jadi mau dibagi jadi dua tubuh pun ujung-ujungnya juga tak akan bisa dipisahkan seutuhnya."

Cedric mengangkat kepalanya antusias saat Xander menarik ikan dari api. Tapi ia terkulai lesu lagi saat ikan tersebut kembali dibakar karena Xander mengira masih kurang matang.

"Ah.... Rasa lapar ini membangkitkan rinduku pada Klein."

Xander menatapnya aneh, "Apa kau benar-benar anak umur sepuluh tahun yang normal?"

"Memangnya ada anak normal yang terjebak di tubuh kucing?" Tanyanya retoris sembari menjilati kakinya. "Kau sendiri? Apa kau normal?"

"Aku?" Xander berpikir sesaat sembari menatap langit-langit gua. "Aku remaja tujuh belas tahun yang masuk ke tubuh bocah sepuluh tahun. Tentu saja tak normal. Lagipula tak ada orang normal di sekitar Liam selama ini."

Ikannya sudah matang. Cedric segera duduk dengan mengibaskan ekornya. Xander sudah tak bisa membedakan lagi dia itu sebenarnya kucing atau anjing. Yang jelas, dia memakan ikan dengan lahap.

"Apa kau tidak merindukan keluarga mu?"

"Hm? Keluarga yang mana? Aneh rasanya seorang iblis sepertimu menanyakan hal seperti itu."

Xander mengedikkan bahu acuh, "Kau punya saudara kan? Sirgis, dan satu lagi... siapa namanya?"

"Sergio."

"Ya. Mereka."

Cedric menggeliat setelah puas dengan ikan yang dimakannya. Ia melompat ke atas batu di sudut gua dan mencari posisi ternyaman untuk tidur.

"Kami bukan keluarga. Ibuku dan ibu mereka itu beda. Dan ibuku yang membunuh ibu Sirgis dan Sergio. Mana ada orang yang mau menjadikan anak dari pembunuh ibunya sebagai keluarga."

"Begitu ya...." Xander menggunakan ranting untuk mendorong bara api yang terpisah keluar.

Cedric sudah meringkuk nyaman. Namun matanya masih terbuka dan kobaran api terpantul dari sepasang mata kucing miliknya, "Ibuku merupakan aune yang telah berevolusi dan mampu bertransformasi. Ketika aku lahir aku mewarisi hal itu. Aku yang seorang aune ini mana bisa hidup damai dengan mereka yang merupakan keturunan vampir yang berdarah campuran."

Keluarga Van Everhart adalah salah satu keluar bangsawan di kerajaan Owen atau Kerajaan ras Vampir. Dan keluarga itu satu-satunya yang memiliki keturunan campuran dari aune. Ini merupakan rahasia besar yang disimpan ibu Cedric dari suaminya. Namun sepandai apapun dia menyimpannya, Liam masih bisa menguaknya. Karena alasan itulah mengapa Cedric yang terpilih untuk menjadi wadah Xander.

"Kau tau?" Ujar Xander dengan mata menatap api di depannya. "Liam mempunyai orang-orang ia anggap sebagai keluarga. Namun, meski kami adalah satu, aku tidak merasa memiliki hal semacam itu."

"Bukankah kau sama saja denganku?" Cedric menyahut. "Kita merasa terasing di dunia dimana hanya kita satu-satunya yang berbeda di antara orang-orang lainnya. Meski kau dan Liam itu lahir di tubuh yang sama pun, tetap saja kalian memiliki jiwa yang berbeda. Kau adalah ras iblis, sementara Liam mewarisi darah dari kedua orangtua kalian."

Be The Devil PrinceWhere stories live. Discover now