48

919 155 14
                                    

Anggap aja ini THR  yang (sangat) terlambat heheh

|

"....Dan begitulah putri dari Calais menjadi pahlawan perang. Dia juga merupakan awal dari sejarah panjang di Calais. Dan atas kekuatannya, dia pernah nyaris dinobatkan sebagai Maharani untuk memimpin Kekaisaran. Namun karena menderita suatu penyakit, dia tak dapat mengemban tanggung jawab tersebut. Dan pada akhirnya, dengan berbagai upaya, dia menutup usia dua jam sebelum pergantian usianya yang ke-100. Dia meninggal saat berusia 99 tahun.

Dia, Abercy Lucia De Calais."

Liam mengakhiri ceritanya. Dia menunduk, mengira Luisa sudah tertidur di tengah penjelasan panjang lebar darinya. Tapi nyatanya anak itu masih terjaga. Tangan kecilnya menyentuh halaman buku yang kusam. Lalu mendongak pada Liam.

"Kakak tidak membaca bukunya saat bercerita?"

Luisa bertanya begitu karena Liam sama sekali tak membalik halaman buku di tangannya.

"Aku sudah selesai membacanya saat kecil dulu. Aku sudah sangat hafal isinya."

Luisa mengangguk-angguk paham, "Ras iblis itu jahat?"

"Dalam sejarahnya memang begitu. Mereka adalah simbol dari kesombongan dan keserakahan. Makanya peperangan terjadi karena mereka," ujar Liam mengusap sekilas kepala Luisa. Ia menatap keluar jendela. Melihat daun-daun gugur yang dibawa angin.

Luisa masih menatap Liam. Kakaknya tampak menatap jauh entah kemana. Lalu bibirnya bergerak tanpa suara.

'Tapi, apakah yang terjadi selalu sesuai dengan yang diceritakan.....'

"Kakak bilang apa?"

Liam tersentak. Dia menatap adiknya lalu mengulas senyum, "Tidak ada. Ingin mendengar cerita yang lain?"

Mendengar itu Luisa mendongak antusias. Kakinya berayun dengan senang ketika Liam mentup buku sebelumnya dan menatap daun-daun yang berguguran di luar sana.

"Ini adalah kisah tragis seorang putri dengan darah terkutuk." Liam memulai ceritanya. Tangannya mengusap kepala Luisa dan ia menatap gadis kecil tersebut memastikan bahwa dia akan mendengarkan dengan baik setiap kata yang akan Liam keluarkan selanjutnya.

"Dahulu kala, seorang putri terlahir dari hubungan terlarang antara manusia dan iblis. Dia memiliki surai perak yang berkilauan dan netra merah yang pekat dan indah. Meski begitu orang-orang memandangnya sebagai monster yang rendah dan menjijikkan.

Putri kecil yang malang. Sesuatu bernama aturan membuat dia tak sempat menikmati bahkan secuil saja kasih sayang orangtuanya. Ibunya adalah seorang putri kerajaan yang terhormat. Namun karena dia yang menjadi aib yang menodai kehormatan itu, sang ibu menghabiskan sisa hidupnya di pengasingan.

Sementara ayahnya adalah pemuda biasa dari bangsa iblis. Pria malang yang dibutakan cinta itu mati karena menanggung penyiksaan tak berujung sebagai akibat dari aturan yang ia langgar."

Sampai sini Liam berhenti sejenak. Jemarinya menyisir rambut perak Luisa yang halus dan bergelombang dengan perlahan. Bibirnya mengulas senyum melihat Luisa yang tampak serius menanti kelanjutan ceritanya.

"Putri kecil yang malang itu bertahan hidup dengan berbagai cara. Dia melalui hari demi hari yang begitu menyiksa. Hingga suatu hari, disaat hatinya perlahan dipenuhi keputusasaan hingga sempurna menghitam, sesuatu datang menghampiri.

Dia mendengar suara. Memanggilnya begitu dekat..."

Liam menunduk. Wajahnya mendekat pada Luisa yang tampak menunggu dongeng menegangkan itu untuk berlanjut.

Be The Devil PrinceWhere stories live. Discover now