Bagian 19: Biskuit

4.4K 318 9
                                    

Jion kembali setelah mengambil beberapa biskuit miliknya dan sekarang di tangannya sudah ada beberapa macam jenis biskuit yang mungkin saja disukai tuan mudanya. Jion segera memasuki ruang tengah di mana Aren berada. Namun, saat sampai di sana ia malah menemukan Aren yang tertidur di atas karpet berbulu.

Jion buru-buru meletakkan biskuit yang dibawanya ke atas meja dan beralih membangunkan Aren.

"Tuan muda, bangun." Jion mencoba memanggil tuan mudanya itu namun tidak ada pergerakan dari anak itu. Aren masih tetap tertidur lelap.

"Tuan muda, bangun. Anda tidak bisa tidur di sini,"

Jion terus mencoba membangunkan Aren, bahkan sesekali menepuk pipinya dengan pelan namun Aren hanya bergerak untuk menyingkirkan tangannya.

Jion menyerah. Sepertinya tidak ada cara lain selain menggendong tuan mudanya itu dan membawanya ke kamar anak itu sendiri sebelum Sam turun dan marah melihat putranya tidur di atas karpet.

Jion mengangkat Aren namun baru saja ia melangkah, Aren sudah terbangun dan menatapnya polos, otaknya memproses sesuatu.

"Anda sudah bangun, tuan--"

"Turunin gue!!" teriak Aren sambil meronta dalam gendongan Jion sehingga pria itu kesulitan menahannya dan buru-buru menurunkannya dengan sangat hati-hati.

Jujur saja Jion sangat terkejut mendengar teriakan tuan mudanya itu. Jantungnya hampir saja copot.

"Ngapain lo gendong gue, hah?! Pedopil lo ya?!"

Jion menghela nafas lelah. Tidak habis pikir dengan isi otak kecil tuan mudanya itu yang selalu saja berpikiran buruk.

"Saya hanya ingin memindahkan anda ke kamar karena anda tadi tidur di atas karpet. Jika tuan besar melihat dia pasti akan marah, saya tidak ingin itu terjadi, tuan muda."

"Kan bisa bangunin gue!"

"Saya sudah membangunkan anda, tapi anda tidak bergerak sama sekali. Jadi, saya memutuskan untuk menggendong anda saja."

"....."

Aren menatap sengit pada Jion. Masih tak terima dirinya digendong seperti anak kecil. Tiba-tiba matanya melirik ke arah biskuit yang di atas meja, matanya langsung berbinar dan Aren langsung saja mendekati biskuit itu, menghiraukan keberadaan Jion.

"Buat gue kan ini?!" tanyanya ketus.

Jion mengangguk.

"Saya hanya memiliki biskuit itu, jika ada yang tuan muda tidak suka, anda bisa menyisakannya."

"Gue suka semua!" ujar Aren cepat. Ia langsung mengamankan semua biskuit itu.

Jion hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah tuan mudanya.

Aren dengan susah payah membawa biskuit itu ke dalam pelukannya kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, meninggalkan Jion tanpa mengucapkan terimakasih pada pria itu.

Jion tak masalah asal tuan mudanya tidak marah lagi padanya. Pasalnya jika anak itu marah maka dirinya tidak akan tenang sama sekali. Setidaknya dengan biskuit miliknya tadi Aren sudah tidak marah lagi padanya.

______________
Tbc.

Halo, gimana kabar kalian?

Maaf ya ini kelamaan banget karena emang idenya nggak ada sama sekali, nge stuck disitu-situ aja. Jangan ditungguin yaa..

Makasih udah selalu support aku walaupun masih selalu ngecewain kalian..

See you next part yaa 👋




Story Of Arendra Where stories live. Discover now