Bagian 20: Jion Aneh

4.3K 302 14
                                    

Aren tengah duduk di kursi yang ada di taman belakang rumah. Sudah satu minggu lamanya ia terkurung di rumah dan sampai sekarang belum juga diizinkan keluar. Aren juga tidak bisa memberontak karena penjaga rumah sangat banyak di tambah Jion yang selalu bersamanya setiap waktu kecuali saat ia tidur.

Papa dan Mama nya sedang melakukan perjalanan bisnis sedangkan dirinya ditinggalkan di rumah bersama abangnya dan juga Jion.

Aren senang? Tentu tidak!! Ia sangat amat bosan! Ia benar-benar dikurung tanpa bisa berbuat apapun selain makan dan tidur. Tidak ada teman, tidak ada yang bisa diajak bermain, dan tidak tahu harus melakukan apa di rumah besar ini. Ingin mengendarai motornya pun tidak bisa.

"Tuan muda, tuan Ken memanggil anda." ujar Jion yang baru saja tiba dan kini berada di belakang Aren.

"Bodo amat."

"Tuan Ken mengatakan anda harus segera menemuinya,"

"Dia yang butuh, dia yang nyamperin gue lah."

Jion menghela nafas mendengar ucapan tuan muda kecilnya. Anak itu terlalu berani dan masalahnya yang sulit saat ini adalah dirinya karena Ken itu tidak suka menunggu.

"Tuan muda, anda harus segera menemui tuan Ken. Jika tidak tuan bisa marah pada anda," ujar Jion lagi berusaha membujuk.

Arendra tetap diam di tempatnya. Jion tidak tahu harus berbuat apa. Inginnya sih menarik tuan mudanya itu dan membawanya ke hadapan Ken namun ia tak bisa melakukannya karena itu sama saja ia menyakiti tuan mudanya. Tapi Aren terlalu keras kepala sehingga membuatnya sakit kepala.

"Tuan muda, saya bisa menggendong anda jika anda malas berjalan." tawar Jion pada akhirnya.

"......"

Jion menunggu jawaban tuan mudanya itu. Menurutnya tawarannya tadi pasti diterima karena pikirnya Aren memang malas berjalan menghampiri Ken. Namun beberapa detik berlalu, Ia tidak mendapatkan jawaban melainkan tatapan dari anak itu yang seperti ingin membunuhnya. Melihat itu Jion pikir Aren tidak percaya dengan tawarannya jadi ia kembali mengucapkan sesuatu yang bisa meyakinkan tuan mudanya.

"Anda tidak perlu khawatir jatuh, saya rasa anda tidak terlalu berat dan saya pasti kuat menggendong anda, tuan muda."

Bukannya mendapatkan jawaban yang baik, Jion malah mendapatkan teriakan maut dari Aren.

"GILA AJA LO!!"

"MANA ADA ANAK SEGEDE GUE GINI MASIH DI GENDONG!!"

"MODUS YA LO?!!"

Aren menatap ngeri pada Jion. Membayangkan dirinya digendong oleh Jion membuatnya merinding sebadan. Dalam pikirannya Jion sedang kerasukan om-om pedo yang seperti di film-film.

"JANGAN BILANG LO PEDOPIL?!" teriak Aren lagi.

Jion yang dituduh tanpa adanya bukti tentu saja tak menerima tuduhan tersebut. Ia juga tak habis pikir dengan jalan pikiran tuan mudanya yang masih kecil itu. Bisa-bisanya menuduh dirinya seorang pedopil hanya karena menawarkan diri untuk menggendongnya.

"Sampai saat ini saya masih waras, tuan muda. Saya tidak akan menyukai anak dibawah umur apalagi anda."

Mata Aren menyipit tajam seolah dirinya sedang berhati-hati dengan Jion.

"Terus ngapain lo mau gendong gue?! Aneh tau nggak!"

"Saya hanya berpikir anda malas berjalan menemui tuan Ken, jadi saya menawarkan diri untuk menggendong anda. Tuan muda, jangan berpikir yang macam-macam, anda masih kecil."

"Salah sendiri lo nya bikin geli gue!"

"Sudah tuan, anda harus segera menemui tuan Ken."

Tanpa aba-aba Jion menarik tangan Aren dan segera membawanya ke hadapan Ken. Ia sudah tidak sabar lagi karena terlalu lama menghadapi Aren bisa membuat dirinya sakit kepala berkepanjangan. Aren? Anak itu tidak sempat memberontak karena tiba-tiba memikirkan kalimat Jion yang hendak menggendongnya. Takut apabila ia tidak menurut, Jion akan benar-benar menggendongnya. Dalam pikirannya, ternyata Jion juga mengerikan!

_______________
Tbc..

Haloo, gimana kabar kalian? Masih pada nungguin Aren kan ya??

Btw, Aren ini ada perubahan alur. Sebenarnya di awal aku tadinya mau bikin cerita Aren ini konfliknya berat tapi ternyata aku nggak bisa dan malah keluar jalur. Jadi aku ubah lagi cerita Aren ini jadi cerita yang kayak dulu, yang alurnya santai dan konfliknya nggak berat. Maaf karena kesalahan ku yang bikin adanya perubahan di cerita ini. Jadi, aku minta maaf ya kalau alurnya ngebosenin, aku bakal usahain yang terbaik buat kalian.

See you next part guys 👋

Story Of Arendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang