Bagian 25: Interogasi Ken

2.3K 191 6
                                    

Semakin hari Aren semakin yakin bahwa ada yang salah dengan pertemanan Ken. Dewa tidak pernah terlihat berkumpul lagi dengan Ken dan Dion sehingga ia menyimpulkan mereka pasti bertengkar. Aren tidak tahu kenapa mereka bertengkar oleh karena itu ia berniat untuk menemui salah satunya dan langsung bertanya saja pada pelakunya. Pertama ia menemui orang yang paling dekat dulu, yaitu Ken.

"Bang," panggilnya pada Ken yang sedang bergelut dengan laptop. Ini sudah malam, namun Aren sengaja mengendap-endap ke kamar Ken hanya untuk menanyakan perihal yang menggangu pikirannya sejak kemarin-kemarin.

Apa Ken merespon? Tentu tidak. Kala kembali memanggil untuk yang kedua kalinya namun Ken masih tidak merespon.

Kala yang tadinya berdiri agak jauh pun mulai mendekat dan memanggil Ken lebih keras dari sebelumnya.

"Bang Ken!"

Ken langsung mengangkat wajahnya dan sedikit terkejut melihat kehadiran adiknya yang tiba-tiba seperti hantu. Ken segera melepas earphonenya yang membuat bahu Aren meluruh. Sedari tadi ia memanggil pemuda itu dan tidak direspon karena memakai earphone??

"Ada apa?"

"Aren di sini dari tadi tau!!" sungutnya.

"Siapa yang menyuruhmu?"

" ... "

Aren mendengus kemudian menghampiri Ken hingga akhirnya ia berada di samping pemuda itu. Ken tentu tahu bahwa adiknya ini pasti menginginkan sesuatu darinya. Sangat kentara sekali tingkah lakunya.

"Abang berantem sama si Dewa?"

"Tidak."

"Terus kenapa si Dewa nggak pernah kumpul lagi?"

Ken tidak berharap adiknya akan memperhatikan mereka sejauh itu. Padahal ia sudah memberikan Aren kebebasan untuk tidak mengunjungi mereka di kampus.

"Dia sedang sibuk,"

"Sibuk ngapain?!" balas Aren cepat.

Dewa? sibuk? Yang benar saja. Aren tidak percaya karena sangat tidak mungkin pemuda yang selalu mengganggunya itu tiba-tiba saja memiliki kesibukan sehingga tidak memiliki waktu berkumpul dengan teman-temannya. Pasti ada yang tidak beres dengan mereka!

"Sekarang waktunya tidur, cepat kembali ke kamarmu," titah Ken.

"Bentar dulu! Seriusan, bang Dewa kenapa? Kalian berantem? Soal cewek kah? Kakak cantik yang pernah Aren liat bareng bang Dewa, ya?"

Iya, Aren pernah melihat Dewa bersama gadis cantik yang sepertinya pacar pemuda itu. Melihat mereka bertengkar, Aren simpulkan penyebabnya adalah gadis itu, seharusnya iya, kan?

"Yang benar saja,"

Ken menutup laptopnya kemudian bangun dari tempat tidur lalu menyeret adiknya sampai ke pintu kamar.

"Kami tidak mungkin bertengkar hanya karena para gadis. Kau ini masih kecil, tidak perlu ikut campur urusan orang dewasa."

Ken lalu mendorong pelan Aren hingga kini anak itu berada di luar pintu kamarnya. "Selamat tidur, anak kecil," ujar Ken sebelum menutup pintu kamarnya.

" ... "

Setelah beberapa detik, Aren yang baru sadar dirinya diusir serta dihina oleh kakaknya langsung menggedor-gedor pintu kamar Ken sembari mengumpat pelan karena tidak ingin mengundang kedatangan Sam.

Aren merengut sebal. Sebelum pergi ke kamarnya, Aren menendang pintu kamar Ken dan langsung kabur begitu mendengar suara kunci pintu yang dibuka dari dalam. Tepat setelah Aren menghilang, Ken membuka pintu kamar dan tidak menemukan pelaku yang menendang pintunya.

"Anak nakal."




____________
Tbc>>

Haii!!

Aren balik lagi nih. Masih pada mantau kan??

Btw, ayo mampir ke cerita baru aku 'Story Nakala' yang tamatnya di PDF. Kalian bisa baca dulu 20 chapter awal yang ku publish+ spoileran pdf nya setelah itu kalau kalian suka boleh langsung order pdf nya lewat WhatsApp di bio aku ya..

Terimakasih udah selalu support aku..

See you next part 👋

Story Of Arendra Where stories live. Discover now