Bagian 21: Kesepakatan

3.3K 267 21
                                    

Sesampainya di hadapan Ken, Aren meronta-ronta minta dilepaskan oleh Jion sehingga Jion melepaskan tangan tuan mudanya itu. Ken yang sudah menunggu lama, menatap sang adik dengan tatapan tajamnya yang hanya dibalas dengusan oleh Aren.

"Kenapa? Mau berantem!" sahut Aren dengan berani menantang abangnya yang seharusnya ia tahu pemuda itu sedang marah padanya.

Ken menghela nafas berat, ia sangat ingin bersikap kasar pada adiknya namun hati kecilnya tidak ingin melakukan itu.

"Lama banget dah, jadi ngomong nggak nih?!" sungut Aren yang sudah tidak betah berada di dekat manusia kutub, menurutnya. Karena Ken adalah manusia paling dingin yang pernah ia temui.

"Jangan berteriak," tegur Ken.

Aren seketika terdiam. Anak itu seolah mencerna ucapan abangnya barusan. Setelah beberapa detik, Aren kembali sadar.

"Lo, manggil gue ke sini, cuman buat ngomong itu doang??" tanyanya tak habis pikir.

Raut wajah Ken semakin datar saja mendengar kalimat bodoh yang diucapkan adiknya. Tidak menyangka adiknya sebodoh ini.

"Gila ya!"

Aren memaki pelan Ken yang sudah membuatnya kesal. Ia buru-buru bergerak pergi ingin meninggalkan manusia kutub itu namun si Jion aneh malah menahan dirinya untuk tetap berdiri.

"Heh!"

"Tuan muda, tuan Ken belum selesai bicara." peringat Jion.

"Suruh siapa lama!"

"Jion, pergilah."

Mendengar perintah Ken tanpa berlama-lama Jion segera pergi dari sana meninggalkan Aren bersama Ken. Aren merengut kesal namun sudah malas memberontak, jadi dia hanya berdiri diam menunggu Ken bicara.

"Berhenti memberontak."

"Ha?" sahut Aren yang tak mengerti maksud perkataan Ken.

"Semua keinginanmu akan dipenuhi asal kau menjadi anak baik."

"Termasuk naik motor?"

"Kecuali itu. Kau bisa mengendarai motor saat umurmu sudah legal nanti."

Aren tampak berpikir sejenak. Ia tidak percaya pada abang jelmaan beruang kutub ini namun tawarannya cukup menarik. Dengan menjadi anak baik maka ia akan mendapatkan segalanya bukankah itu hal yang mudah? Lagi pula dia memang anak yang baik kok.

"Oke, tapi janji kalau Aren boleh minta apapun?!"

Ken tersenyum simpul, "Tentu saja."

"Kalau gitu besok Aren mau sekolah!"

"Tentu."

Aren merasa heran karena semudah itu Ken membuat kesepakatan dengannya. Aren tidak tahu Ken dirasuki apa dan dia juga tidak peduli karena yang terpenting sekarang dia sudah bisa bebas dari kekangan yang sangat menyesakkan ini.

"Udah, kan?" tanyanya baik-baik.

"Hm."

"Aren mau ke kamar,"

"Pergilah."

Tidak disangka setelah Ken mengijinkannya, anak itu langsung berlari kegirangan meninggalkan Ken yang hanya tersenyum simpul melihat kelakuan adiknya.

"Sangat mudah."

____________
Tbc.

Haloo, Aren update lagii!!

Kelamaan banget yahh?? Sebelumnya aku minta maaf banget karena nggak bisa bawa cerita yang baik buat kalian. Cerita Arendra ini kelak bakal ku revisi dari awal tapi itu nanti setelah aku bawa endingnya. Sebenarnya aku nggak tau bisa lanjutin cerita ini apa engga karena aku sadar kesalahan aku dari awal chapter tapi aku bakal usahain benerin alurnya. Jadi, maaf yah kalau semisal alurnya nggak nyambung..

Makasih buat yang terus support setiap karyaku, tanpa dukungan kalian aku nggak akan bisa lanjutin setiap karyaku.

See you next part 👋

Story Of Arendra Where stories live. Discover now