N!TW---26: Sepasang

11 4 0
                                    

Sementara itu, Angel yang baru saja sampai di kelas untuk meletakkan obat dan kertas burung pemberian Bu Kenanga tadi ke dalam tasnya pun mengambil handphone. Dia mengirimkan fotonya Kak Hans ke Bu Kenanga. Setelah itu, Angel pergi ke ruang guru untuk meminta surat izin mengikuti pelajaran secara online sampai naik ke kelas sebelas. Krisna pun sengaja mendampingi Angel. Dia takut sahabatnya tersebut pingsan lagi, sebab badan Angel masih sedikit lemas sebenarnya. Namun, Angel memilih untuk nekat biar cepat usai urusannya.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk ke kantin. Cukup lama Angel dan Krisna berdiam diri sembari berjalan beriringan. Krisna-lah yang memulai mengajak ngobrol lebih dahulu.

“Ngel, tadi aku memang mau tidak masuk sekolah. Namun, setelah ingat kamu, aku masuk,” cerita Krisna.”Maaf, ya.”

Mendengar hal itu Angel tertawa, benar dugaannya Krisna memang ada niatan untuk membolos hari ini.

“Mengapa suka bolos, sih, Kris? Padahal, sekolah tinggal dua tahun lagi. Dua tahun itu cepat, lho,” jawab Angel dia penasaran dengan alasannya Krisna.

“Bosan, sih, Ngel, lebih tepatnya,” jawab Krisna.

“Dalam hal?” tanya Angel.

“Ya, hal apa, ya? Karena gini-gini terus. Berangkat, masuk kelas, pelajaran, pulang, ngerjain tugas, berangkat lagi. Begitu mulu selama bertahun-tahun, capek rasanya,” ucap Krisna.

Sanggahan Krisna membuat Angel menoleh dan menatap sahabatnya dengan sendu. Yang ditatap pun hanya tersenyum sedikit untuk meresponsnya.

“Sama, Kris. Aku juga bosan dan capek rasanya,” jawab Angel masih dengan posisi yang sama.

Krisna terkejut dengan jawaban Angel lalu dia menghela napas.

“Kenapa bosan, Ngel? Bukannya, kamu suka sekolah?” tanya Krisna.

“Iya, aku memang suka sekolah. Namun, bosen dan capek itu adalah fase setiap orang, tetapi masa iya kita nggak menuntaskan apa yang kita mulai?” tanya Angel. “Misal kita menuruti ego terus. Kita nggak akan tahu arti bertanggung jawab, Kris.”

“Iya, sih. Namun, kalau tentang membolos itu punya cerita sendiri. Nggak seru kalau tertib terus,” sanggah Krisna, kemudian tertawa. Begitu pula Angel, sanggahan Krisna memang real banget di kehidupan.

Tiba di kantin. Setelah saling duduk, Angel memesan buah segar yang sudah dipotong-potong dan sayur rebus untuk dimakan, sedangkan minumnya hanya segelas air putih. Krisna yang melihat hal itu, merasa jengah sebab Angel kalau siang hari berubah menjadi vegetarian.

“Kenyang makan segitu? Gimana badan nggak kurus terus, makan nasi saja jarang,” protes Krisna yang masih menunggu pesanan nasi goreng baksonya.

“Nggak suka nasi kalau siang. Pagi dan sore aku makan nasi, kok. Kenyang, sih. Bukan untuk kurus, Kris. Namun, kalau gemukan dikit aku sulit napasnya. Ingat pas SMP nggak, kelas delapan? Aku gemukan dan rasanya nggak enak banget,” jawab Angel.

“Iya, kamu gemukan waktu itu. Namun, seperti dipaksa. Kamu salah makan?” tanya Krisna.

“Nggak, kebanyakan obat waktu itu, obat tidur. ‘Kan aku sulit tidur. Namun, sekarang sudah mendingan, kok, aku coba dengerin musik saja yang nadanya halus biar bisa tidur. Contohnya, aku lebih suka lantunan ayat suci Al-Quran,” kata Angel.

“Bagus, deh. Malah sekalian bisa hafal nanti. Oh, ya. Aku ada puisi, kamu cek, nih, benar belum buat mading,” pinta Krisna lalu mengeluarkan kertas dan diberikan kepada Angel.

Angel pun menerimanya, berhenti makan dan membacanya. Isi puisi tersebut adalah:

². Sebuah Rahasia

Bukan Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang