Sembilan

19.9K 1.3K 72
                                    

Bunyi gesekan samurai panjang terdengar di ruangan dengan cahaya remang remang, bau anyir darah tercium jelas di sana.

Srek...

Satu gesekan samurai pada leher seseorang membuat satu kepala menggelinding di lantai. Dengan darah yang mengalir deras dari leher yang kepala sudah putus itu. Seorang pria berperawakan tegas dan tampak menyeramkan itu hanya menatap datar kearah lima mayat yang kepala nya sudah putus. Dengan santai dia duduk di kursi kebesaran yang ada di ruangan itu. Samurai panjang ia taruh di atas pangkuannya dengan santai pria itu mengelap permukaan samurai dengan sebuah kain bersih.

"Demon, apa ada lagi para hama yang perlu di kirim ke neraka?" Ujar James datar dengan nada dingin, menusuk penuh penekanan. Pria itu bahkan tak melihat kearah sang bawahan yang kini tampak getar getir aura intimidasi sangat menguar dari sang tuan besar nya.

Demon sedikit membungkuk di hadapan James. Pria itu sedikit bergidik ngeri melihat betapa sadis nya sang tuan besar saat membunuh para hama yang ketauan menggelapkan uang perusahaan. Walaupun itu hanya perusahaan kecil dan juga biasa nya James akan menyerahkan tugas ini pada nya. Tapi sekarang pria itu sendiri yang turun tangan.

"Tidak ada lagi tuan, mereka semua sudah mati begitu juga para keluarga mereka," James menaruh samurai panjang milik nya di atas meja. Samurai itu tampak mengkilap.

James berjalan angkuh kearah lima kepala berserta mayat lalu pria itu memfoto nya. "Ini lah cara ku membasmi para hama." James beralih beralih menatap bawahannya Demon. "Kirim foto ini pada Bajingan itu dan beri dia peringatan karena yang menjadi target nya sekarang adalah James bukan para orang lemah," Demon mengangguk dan mulai menjalankan tugasnya.

James menyesap nikotin di sela sela jari nya. Pria itu menatap lurus kearah jendela kaca yang tampak buram itu karena memang saat ini tengah hujan deras. Hawa dingin menusuk kulit tapi James hanya acuh tak ada yang bisa membuat nya lemah saat ini. Pria itu seakan sudah kehilangan jati diri nya bahkan hati nya terasa membelenggu setelah kematian Charlotte 15 tahun yang lalu.

Pria itu kembali duduk dan mulai menyesap wine yang berada di atas meja, Demon baru saja menuangkan nya. James tersenyum setan saat dentingan pesan terdengar dengan sigap Demon memperlihatkan isi pesan yang sang musuh baru kirim pada nya.

"Dasar manusia tak berguna," Desis James dengan suara beratnya. Dengan santai pria itu membanting laptop berlogo apel gigit itu ke lantai hingga hancur berkeping-keping.

"Perlihatkan bungsuku," Titah mutlak dari James membuat Demon dengan sigap mengambil laptop baru, pria itu mulai mengetik sesuatu tak lama muncul rekaman tentang kamar Marvel. Dia langsung menaruh nya tepat di hadapan James. Membiarkan sang tuan melihat apa yang di lakukan Tuan kecil nya saat ini. Sedikit terkejut namun dia tau siapa yang James sebut Seorang bungsuku. Karena jika Archie pria itu tidak akan menyebutkan bungsuku pada para bawahan dan asistennya bahkan semua anggota keluarga nya. melainkan hanya memanggil Archie saja tak ada embel embel putri ataupun anak nya.

Seolah James hanya menganggap Archie sebagai orang yang tinggal satu atap dengan nya tanpa sebuah hubungan keluarga ataupun sepasang ayah dan anak. Entah mengapa namun hanya James yang tau akan hal itu. Karena pada dasarnya James tak Peduli akan hal apapun.

James menatap lekat layar laptop terlihat di sana putra kedua nya, Imanuel tengah Tertidur sambil mendekap badan sih bungsunya tak lain adalah Marvel. Entah mengapa pikiran nya sekarang hanya tertuju pada Marvel. Putra bungsu nya itu sanggup membuat nya merasakan kegelisahan. James tak terlalu Peduli kapan putra kedua nya yang terkenal tak peduli akan hal apapun dan terkesan paling tidak peduli dengan keluarga nya kini malah terlihat sangat dekat dengan sih bungsu nya.

MARVELO ANDROMEDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang