42. Empatpuluh dua

2.9K 339 4
                                    

Marvel berlarian di lapangan hijau tepat di halaman belakang Mansion yang kini di sulap menjadi lapangan basket. Para pria Andromedes juga tampaknya fokus dan ikut andil dalam permainan basket kali ini, ingat semua ini demi kesayangan mereka siapa lagi kalau bukan sosok mungil yang tengah berlarian di lapangan semangat memantulkan bola basket ke lapangan.

Tim satu ada,
James, Zelixon, Enigma, Alpha dan tentunya ada si bungsunya James.

Tim dua ada,
Jacob, Gilbert, Imanuel, Levant, dan Levian.

"Hay manis, kakak pinjam bola mu," Levian dengan santai mengambil alih bola yang sedari tadi terus di giring si bungsu yang menuju jaring yang lumayan tinggi.Wajah merah padam si bungsu semakin terlihat jelas apalagi dengan senyum nakal yang Levant sempat berikan kepada nya tadi. Anak itu berlari ke arah James yang tampak berkeringat saat ini, baju kaos putih yang melapisi baju sang Ayah tampak basah karena keringat sehingga perut berotot sang Ayah terlihat jelas di balik kaos putih itu.

"Huwaaaa! Daddy, abang Levant curang. Udah tau aku gak sampe masukin bola nya ke jaring, tapi malah di ambil," Pekik si bungsu yang sudah terlanjur kesal. Sedari bermain tadi dirinya belum mendapatkan skor sama sekali, sedangkan keluarga nya yang lain sudah mencetak beberapa skors. Bahkan James yang tidak terlalu menyukai olahraga kini tampak paling semangat. Para pria Andromedes memang sangat mudah dalam mencetak skors di permainan basket karena memang tubuh mereka sungguh ideal dan tinggi. Berbeda sekali dengan bungsunya James itu yang terlihat begitu mungil di antara mereka.

Enigma berlari ke tengah lapangan, netra legam nya bergulir cepat menjangkau kemana arah bola basket itu sekarang, lebih tepatnya kini Jacob yang tengah menguasai bola itu. Kaki jenjangnya melangkah lebar mendekati sang Papi. Hingga tiba di dekat pria itu, Enigma dengan santai mengambil alih bola itu. Permainan semakin sengit dengan Enigma yang saat ini tengah menguasai bola itu. Hingga Wilder selaku wasit kini berdiri memperhatikan setiap gerakan gesit dan kelihaian pemuda itu dalam bermain.

Bugh..

Enigma berhasil mencetak skors lagi, keringat mengalir dari pelipis pria itu hingga turun ke leher jenjang yang tampak terlihat jelas itu, jakun yang bergerak naik turun hingga netra legam sulungnya James itu bergulir menatap sosok kesayangan yang kini bertepuk tangan heboh di gendongan James.

"Skors kali ini untuk kesayangan ku," Kata nya lantang. Enigma menyugar rambutnya ke belakang hingga jidat paripurna nya terlihat jelas. Pria itu berjalan santai ke pinggir lapangan dan langsung mengambil alih tubuh si bungsu ke gendongan koala nya. Menyusupkan Kepala nya di leher sang kesayangan hingga aroma mint, Lavender serta sedikit masam tercium oleh si sulung. Ah, ini adalah aroma yang paling ia sukai dari si kesayangan.

"Tidak usah turun bermain, karena aku akan selalu mencetak skors hanya untuk mu," Enigma bergumam di leher si bungsu hingga hembusan nafas hangat sang kakak bisa Marvel rasakan, anak itu terkikik geli merasakannya. Tangan nya menekan pipi tirus Enigma di kedua sisinya. Anak itu tersenyum lebar membuat sang kakak menyerbu wajahnya dengan beberapa kecupan lembut.

"Gak sama dong, kan yang nyetak skors kakak bukan aku!" Pekik nya tak terima.

Mengangguk pelan menanggapi ucapan si bungsu. "Lalu kau mau apa?" Tangan nya menyugar rambut berkeringat si bungsu, hingga jari jadi panjang si sulung membela beberapa helai surai lembut beraroma Lavender itu.

"Aku juga mau nyetak skors," Para pria Andromedes tampak mengernyit bingung mendengar tuturan si bungsu. Apa mereka tak salah dengan jika makhluk mungil di dekapan Enigma itu berbicara, sepertinya mereka agak sedikit geli mendengar nya, yah. Itu terdengar sedikit menggelikan mengingat bagaimana susahnya anak itu mencoba memasukkan bola basket ke jaring.

MARVELO ANDROMEDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang