48. Empat delapan

2.6K 373 29
                                    

Semuanya butuh proses dan kerja keras untuk merubah diri menjadi yang lebih baik, sama hal nya dengan Marvel yang terus bekerja keras untuk meraih apa yang menjadi tujuannya saat kehilangan dua orang berharga sekaligus. Dulu ia hanya diam saat keluarga nya menyiksa nya, hingga di detik nafas terakhirnya sang Ayah menangis sejadi-jadinya saat melihat nya meregang nyawa tepat di hadapan nya. Itulah mengapa saat kehidupan kedua ini kalandra menjadi seseorang yang sedikit egois dan penuh tekad. Di mulaii dari menyingkirkan Archie yang menjadi penghalang terbesar untuk Marvel yang asli mendapatkan hal yang seharusnya ia dapatkan.

Proses dan perhitungan menjadi landasan pertama Marvel untuk meraih sebuah tujuan nya, yaitu. Membalaskan dendam atas kematian kakaknya dan sahabatnya.

Walau ia tau tentangan terbesarnya mengambil langkah itu menjadi penolakan keras dari keluarga nya sendiri. Ia sedikit paham jika keluarga nya juga masuk ke dalam dunia mafia. Dimana hanya ada kejahatan dan pembalasan dendam yang ada. Situs ilegal menjadi komunikasi paling esensial bagi keluarga nya. Ia juga tau hidup di lingkaran dunia bawah membuat keluarga nya sangat ekstra dalam menjaganya. Ia tau itu, namun dirinya sudah bertekad jadi apapun itu harus ia selesaikan. Keadilan adalah yang paling utama bagi nya, walaupun harus membunuh sekalipun.

"Kak," panggil Marvel yang merasa sedikit kesal melihat Alpha yang hanya diam saja sembari memakainya rompi anti peluru. Padahal jarak mereka sangat dekat namun pemuda itu sedikitpun tidak melihat nya ataupun melirik nya. Pipinya mengeluarkan semburat merah lantaran kesal.

"Pergilah, selesaikan urusan mu yang penting itu." tekan pemuda itu berlalu pergi dari sana meninggalkan Marvel dalam keterdiaman nya. Hingga suara James mengudara membuat nya segera bersiap untuk berlatih. Di hadapan nya saat ini terlihat ramai oleh beberapa anggota DiamondGolden yang juga tengah beradu kekuatan dan berlatih. Anak itu sedikit tercengang melihat kemampuan mereka semua yang terbilang cukup lihai pada bidang Masing-masing. Ada yang beradu tembak, beradu bela diri. Layaknya latihan seorang militer.

"Fokus ke Daddy Marvel!" Marvel gelagapan sendiri dengan ucapan James barusan. Anak itu memegang mantap senjata api berjenis Glock Meyer22 di tangan nya.

"Tembak kelinci yang ada di sana," James menunjuk dua ekor kelinci yang kini di gantung di pohon dengan posisi terbalik. Sengaja James menyuruh sang putra bungsunya untuk menembak itu karena ia harus tau setega apa anak itu menembak makhluk itu. Marvel terkesiap mendengar nya hingga anak itu menghela nafas dan mulai memantapkan fokusnya pada kelinci yang tengah mengunyah wortel itu. Terbersit rasa tak tega namun melihat wajah tanpa ekspresi sang Daddy membuat Marvel dengan gemetar mulai menekan pelatuk senjata itu.

"Jangan libatkan perasaan saat balas dendam, tembak itu atau kesepakatan Daddy batalkan," James kembali berujar, pria itu memberikan gestur tubuh mempersilahkan putra bungsunya untuk menembak target. Melipat kedua tangannya di depan dada pria itu terus memperhatikan Marvel.

Dorr!!

Dor!!

Dua tembakan berhasil membunuh kedua kelinci itu. James menarik senjata di tangan Marvel menaruh nya di atas rerumputan. "Sekarang serang Daddy, aku ingin melihat dulu kemampuan bela dirimu." Marvel mengikuti langkah James yang berjalan ke arah ring tinju yang tak jauh dari posisi saat mereka menembak tadi. Keduanya kini saling berhadapan satu sama lain membuat semua anggota keluarga Andromedes memperhatikan mereka berdua dengan seksama.

James sudah bersiap sedari tadi dengan posisi nya berdiri tegap sedang Marvel tampak kerepotan memasang sarung tangan nya.

Bugh!

Tongkat baseball James hantam ke bagian sisi pinggir ring. "Marvel jika kau lambat seperti ini bagaimana bisa orang seperti mu mampu untuk ikut terjun ke medan tempur." James memijat pelipis nya dengan kelakuan putra bungsunya itu.

MARVELO ANDROMEDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang