41. Empatpuluh satu

4.1K 437 6
                                    

"Deron ayo sini mandi!! Jangan kabur kamu yah!!" Pekikan bungsunya James terdengar melengking di dalam kandang besar dan bersih milik harimau yang beberapa hari lalu James beli dari Jerman itu. Anak itu menenteng seember air bersih lalu di punggung nya ada handuk kecil berwarna soft blue. Sedangkan Gerangan yang menjadi pekikan si bungsu kini tampak berjarak menjauh dari anak titisan kera itu.

Ggrrrr~

"Gak ada tapi tapian, cepet sini kamu. Mandi," Marvel berlari menghampiri harimau jantan itu, dengan santai menarik telinga besar harimau itu lalu menariknya kuat menuntun harimau jantan itu keluar dari persembunyian. Kucing besar itu hanya bisa menggeram tak tertahan merasakan tarikan di telinganya semakin menguat, alhasil hewan itu hanya pasrah berjalan mengikuti langkah Marvel.

Anak itu mengelap peluh di lehernya dengan tangan yang sibuk mengarahkan selang berisi air itu ke arah bulu bulu lebat harimau itu. Dan mulai menggosok badan hewan besar itu dengan shampoo milik nya. "Kamu tuh kalo gak mandi bau tau gak, jadi babu tuh harus nurut sama majikan." Omel nya sembari mengelap lembut wajah harimau itu. Deron-- panggilan kucing besar itu. Deron sendiri tampak hanya diam terlampau pasrah dengan apa yang di lakukan majikannya padanya. Entah mengapa saat pagi pagi sekali Marvel datang ke sini, naluri dan insting Deron seketika melunak melihat kehadiran anak itu, kucing besar itu merasa tak terancam saat Marvel berada di dekatnya.

Marvel tersenyum lebar melihat Deron yang sudah bersih, hingga senyum miring terbit di bibir tipis bungsunya James itu. Anak itu mengeluarkan hairdryer dan mulai Mengarahkan benda itu ke bulu bulu Deron yang masih basah. Hingga harimau itu nampaknya juga menikmati hembusan angin hangat dari benda itu, hingga bulu bulu hewan itu tampak kering dan mengembang. Segera anak itu menjatuhkan badan nya ke punggung harimau itu. Namun baru saja mengusap lembut bulu bulu tebal itu dengan netra tertutup. Seketika tubuh nya melayang membuat Marvel refleks langsung memeluk sesuatu.

"Sudah cukup bermain nya," James membuka suaranya, pria itu berjalan keluar dari dalam kandang harimau itu.

"Daddy ganggu!" Pekiknya. James memejamkan mata nya karena sang anak yang berteriak tepat di telinganya. Memilih abai, jika tak di ambil bungsunya itu tak akan mau berhenti bermain dengan kucing besar itu. Hingga pasangan anak dan Ayah itu sampai di ruang tengah di mana mereka semua berkumpul di ruangan itu.

"Kakak ikut!--"

"Sayang jangan berteriak," Peringat Imanuel menyentil pelan bibir si bungsu. Anak itu bergerak brutal di gendongan James hingga pria dewasa itu berakhir menuruni sang anak. Melipat kedua tangan nya di depan dada, netra legam itu menyorot tenang ke arah sulungnya dan si bungsu yang tengah berdebat kecil.

"Ikut, ikut, ikut!! Pokoknya ikut," Marvel terus melontarkan kata itu, bibirnya tipis itu mencuat ke depan. Tepat di depan nya ada Enigma yang berdiri santai. Penampilan pemuda itu terlihat sangat rapi dengan setelan jas hitam. Marvel bertambah ingin mengikuti keseharian kakaknya kali ini, karena memang kakak sulungnya itu selalu berada di rumah mendekap di dalam selimut dan kini tepat nya ini adalah hari minggu namun kakaknya terlihat sangat rapi.

"Kau yakin?" Pertanyaan konyol dari Enigma membuat Marvel mengangguk cepat. Enigma melirik ke arah Sang Ayah yang kini hanya menampilkan raut wajah santainya.

Marvel segera berlari menuju lift untuk mengganti pakaiannya, hingga tak lama anak itu sudah rapi dengan pakaian branded nya. James langsung memakaikan Anaknya Jaket membuat Marvel mengkerut bingung, hey ayolah. Pagi ini tidak panas tapi mengapa Daddy nya malah memakaikannya Jaket tebal.

Marvel mendadah ke arah James dan kedua kakaknya hingga presensi ketiga orang itu menghilang dari pandangannya. Anak itu memilih menumpukan Kepala nya di bahu lebar Enigma yang tengah menggendong nya.

MARVELO ANDROMEDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang