Sepuluh

27.5K 1.3K 104
                                    

Brakk!!

"Daddy, Archi! Kangen sama Daddy!! " Pekikan melengking dari Archie yang tiba tiba masuk ke dalam Mansion. Bahkan gadis itu langsung melompat ke pangkuan James yang saat ini tengah duduk santai di sofa ruang tengah. Pria itu tidak kaget atau pun marah akan tingkah Archie justru pria itu mengelus surai Gadis di pangkuannya itu.

"Kenapa pulang, bukan kah, Daddy menyuruhmu menginap satu minggu di sana?" Suara bariton James mengudara. Bahkan dari suara terlihat jelas bahwa pria paruh baya itu tidak senang akan kehadiran dirinya.

Archie menggeleng brutal dengan memeluk erat badan James. "Gak, Chie. Gak mau tinggal sama papa di sana, papa juga gak suka Chie ada di sana." Tangisan anak itu terdengar membuat James menekan emosinya yang saat ini akan meluap karena telinga nya terasa sangat berisik. Dirinya terlalu lelah menghadapi tingkah Archie yang menurut nya memuakkan. Pantas saja ketiga putra nya mulai tidak ada yang peduli dengan gadis itu.

"Berhenti menangis Archie, kepala Daddy sakit karena tangisan mu itu. Sebaiknya kau pergilah ke kamar dan istirahat, Daddy masih banyak kerjaan, jadi pergilah," Ujar James yang masih menekan kuat emosinya. Jika saja rasa tak enak pada gadis itu mungkin dia sudah melemparkan anak ini ke laut. Dia sangat muak sekarang. Apalagi saat ini banyak sekali pekerjaan yang harus ia urus apalagi kelompok mafia nya tampak memili masalah. Dan juga penjualan organ dalam manusia tampak banyak pesanan.

"Gak!! Chie gak mau pergi! Chie cuma mau di sini sama Daddy!" Pekik anak itu keras. Rahang James mengeras mendengar itu seumur hidup nya dia tidak pernah di bentak oleh orang lain. Tapi sekarang malah dengan lancang nya Archie meneriaki nya.

James berdiri dari duduk nya dan dengan kasar membanting Archie ke sofa hingga gadis itu terduduk di lantai. Mata anak itu mulai berkaca kaca siap menumpahkan tangisannya. Tapi James hanya acuh tak peduli akan gadis itu dengan kasar dia menyambar Laptop milik nya yang berada di atas meja dan melangkah pergi dari sana.

"Daddy! Hiks... Chie mau sama Daddy!!" Archie menangis kencang di ruang tengah tapi James seakan tuli dia tetap melangkah menaiki tangga tapi sebuah suara jatuh terdengar jelas di arah pintu utama Mansion matanya menajam saat melihat Bungsunya yang tersungkur ke lantai dengan wajah yang menghantam langsung ke lantai marmer. Rasanya James kehilangan pijakan nya dan dengan spontan langsung melempar asal laptop milik nya hingga hancur berkeping-keping karena bersentuhan dengan lantai. Dengan langkah gagah nya pria Paruh baya itu melangkah mendekati bungsunya tak lain adalah Marvel. Pemuda itu baru saja pulang sekolah tapi saat akan masuk ke dalam Mansion di tak sengaja tersandung sepatu nya sendiri dan alhasil dia terjatuh tersungkur ke lantai.

"Kau tak apa? Ada yang luka?" Tanya James beruntun dengan sigap dia mengangkat badan sih bungsu ke gendongan koala nya. Meneliti setiap inci wajah sang putra, terlihat dahi anak itu memerah karena bersentuhan langsung dengan lantai. Tapi bungsunya tidak menangis dan malah dengan santai menyenderkan pipi nya di dada sang Daddy.

"Daddy," Seperti rasa di gelitik. James senang bukan main saat sih bungsunya memanggilnya Daddy. Dalam diam dia menghirup dalam dalam aroma Lavender yang menguar dari sih bungsu. Rasa lelah dan amarahnya kini tampak meredam saat di dekat sih bungsu.

"Velo capek Dad, tas Velo berat. Velo minta tolong pegangin tas Velo," Ujar anak itu lirih James bisa mendengarnya dengan jelas maka dari itu dia langsung melepaskan tas sih bungsu dari punggung sang anak dan menyampirkan nya di bahu kokoh milik nya, tangan kanan nya mengusap punggung sempit sang anak dan tangan kirinya menahan bobot badan Marvel yang terkesan sangat lah enteng itu.

"Tidur lah, biar Aku yang akan mengganti baju mu," Suara berat terkesan lembut itu mengudara membuat Marvel jadi semakin mengantuk saat ini. Apalagi James Tampak mengusap lembut tekuk leher nya. Membuat nya bertambah nyaman, lengan putih bersih itu tampak melingkar apik di badan kekar James. Dengan langkah angkuh James mulai memasuki lift. Agar bungsunya tidak terganggu dengan gerakan nya saat menaiki tangga.

MARVELO ANDROMEDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang