21. Dua satu

8.6K 795 19
                                    

"Daddy!! " Si bungsu tampak sangat bersemangat pagi ini karena saat ia bangun, terlihat sebuah kalung liontin terpasang apik di leher putih nya. Dan kalung itu tampak berwarna perak, lalu mainan nya adalah sebuah liontin berbentuk huruf 'M' dan lagi liontin itu tampak sangat berkilau, dengan warna ruby terang nya.

Semua pasang mata menatap intens ke arahnya, membuat Marvel merasa malu sendiri. Anak itu mengulas senyum lebar kepada mereka semua dengan tangan membentuk hati, Marvel merasa senang namun berbeda dengan ketiga kakaknya yang langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain, saat senyum lebar si bungsu terkulas kearah mereka dan lagi jantung mereka serasa sangat cepat berdetak. Senyum itu sungguh membuat mereka merasa gelayar aneh.

Marvel tampak cekikikan melihat tingkah salting ketiga pemuda batu itu. Anak itu berjalan menghampiri James yang duduk angkuh khas pria itu. Namun Marvel tau jika Daddy selalu siap saat dirinya tiba-tiba melompat ke atas pangkuan James. Maka dengan secepat kilat dirinya langsung melompat dan duduk di pangkuan James. "Daddy makasih, kalung nya bagus," Bisik si bungsu tepat di depan James dengan kepala yang ia dongakkan menatap sang Ayah.

"Kau itu lebih berharga untuk ku, jadi jangan berterimakasih hanya karena kalung itu. Namun aku yang berterima kasih karena kau telah hadir di dalam hidup ku," James berujar sedemikian membuat Marvel tersenyum sendu. James mengelus pipi si bungsu lalu mengecup nya singkat.

"Makasih!! Tetap aja Velo mau bilang makasih!!" Pekikan khas si bungsu membuat Kim yang tengah meminum teh nya di dapur langsung tersedak. James menggelengkan kepala nya melihat tingkah bungsu nya. Anak itu bahkan saat ini tengah memamerkan kalung milik nya ke arah ketiga kakaknya yang hanya tersenyum kecil melihat adik mereka yang bertambah hari, bertambah menggemaskan bagi mereka semua.

"Itu khusus untuk mu, Dad dan opah mu yang merancang nya khusus." James kembali berujar dengan jari yang sibuk merapikan anak rambut sang anak.

Seketika anak itu berhenti aktif dan kembali menatap lekat sang Ayah. Bahkan ice blue itu tampak menatap begitu dalam pahatan wajah rupawan pria yang tengah memangkunya saat ini. James menaikkan sebelah alisnya memberi kode pada si bungsu untuk berucap karena sang anak terus menatap dirinya lekat. "Kakak juga punya gak, benda yang kayak Velo?" Pertanyaan terlontar dari si bungsu membuat James beralih menatap tiga pemuda copian nya.

"Tentu, tanyakan saja pada mereka sendiri nantinya." ujar James enteng. Pria itu memotong roti yang ada di piring nya menjadi bentuk kecil lalu menyuapi nya ke dalam mulut si bungsu, anak itu juga tampak lahap mengunyah nya. Hingga tangan kecil itu mulai meraih gelas susu yang James sodorkan pada nya.

Sarapan pagi telah selesai 5 menit yang lalu dan sekarang mereka tengah berada di depan mobil yang akan Alpha kendarai ke sekolah bersama Marvel nanti nya. "Baju mu tidak di masukkan, sayang?" Bisik Enigma mengecup telinga sang adik. Membuat anak itu merasa geli.

"Gak dong, aku mau jadi bad boy satu hari ini. Dadah kak! Aku mau sekolah dulu," Si bungsu langsung masuk ke dalam mobil milik Alpha dan duduk tepat di sebelah kakak ketiganya. Perjalanan mereka hanya diisi keheningan sampai akhirnya gedung mewah dan besar AND' School menyambut mereka dari dalam mobil. Marvel turun lebih dulu dengan menelisik sekitar gedung, sampai seringai kecil muncul di sudut bibir anak itu, berniat melangkahkan kaki nya menjauh dari mobil namun baru satu langkah sebuah tangan kekar tiba-tiba menahan pinggang nya lalu tangan itu dengan santai membalikkan tubuh nya hingga langsung bersitatap dengan wajah rupawan milik Alpha. Anak itu menaikkan sebelah alis nya guna bertanya ada apa kakaknya menahan nya.

Alpha tersenyum miring melihat itu. Pemuda itu mencuri kecupan di bibir si bungsu lalu mendekatkan bibir nya ke telinga si bungsu. "Masukkan baju mu. Atau ingin kakak mu ini yang memasukkan nya?" Marvel baru tersadar jika sang kakak adalah seorang ketua OSIS di sini. Dia sampai melupakan itu karena berlagak sok menjadi bad boy. Alpha melepaskan rengkuhan di pinggang ramping sang adik. "2 menit masukkan baju mu," Alpha bersikap layaknya seorang ketos yang tengah merazia anak anak nakal.

MARVELO ANDROMEDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang