38. Tigapuluh delapan

3.7K 475 65
                                    

"Marvelo Andromedes, cinta pertama seorang Enigma Law Andromedes, sosok yang dulunya hampir saja ingin aku lenyapkan. Namun sekarang sosok itu justru menjadi kekuatan serta kelemahan terbesar bagiku, jika bertanya apakah aku yakin bisa mendapatkan yang baru?"

Enigma menghentikan ucapannya. Sedikit heran mengapa ia bisa mengatakan hal sepanjang itu. Namun Enigma hanya acuh tak acuh. Kembali merengkuh erat badan si bungsu.

"Maka jawabannya adalah tidak bisa. Karena kehadiran nya saja adalah kehidupan kedua bagi ku." Enigma kembali membuka suaranya yang kini malah terdengar parau. Marvel meremat kuat piyama yang ia gunakan. Hati nya serasa menghangat mendengar itu. Bibirnya terkatup rapat saat merasakan bahunya terasa basah. Tetap diam menunggu tingkah si sulung selanjutnya. Seolah anak itu masih tak yakin sepenuhnya dengan ucapan sang kakak.

"Jadi siapa, katakan cepat. Kakak ingin aku tau tentang pacar mu bukan!" Sentak Marvel cepat. Anak itu menyentak kuat lengan kekar Enigma hingga pelukan sang kakak terlepas dari nya. Berdiri sembari bersedekap dada di hadapan Enigma. Netra jernih nya menyorot datar kearah pemuda itu.

Enigma menghapus kasar air mata yang mengalir tepat di ekor mata nya. Marvel terkejut karena pemuda itu menangis, tak pernah sekalipun dia melihat sulungnya James itu menangis.

Menghela nafas pelan, Enigma menatap datar adik nya itu. Dia sudah mengatakan panjang lebar namun bocah itu masih saja tetap tak mengerti ucapan nya. Pria itu berdiri di depan balkon kamar nya. Menghirup dalam dalam oksigen, hingga akhirnya netra nya kembali bergulir menatap si bungsu yang kini masih berdiri di depan kasur. Tak pantang menyerah, pemuda itu mendekati Marvel lalu kembali memeluk anak itu. "Siapa lagi pacar ku kalau bukan kau. Marvel itu milik Enigma, Marvel hanya untuk Enigma. Kau itu hidup ku. Dunia ku, ku ingat kan sekali lagi jika kau itu pacar ku." Suara berat Enigma mengalun di telinga si bungsu. Hingga akhirnya membalas pelukan sang kakak.

"Lalu mengapa tadi Kakak bilang jika punya pacar?" Sinis si bungsu mendongak menatap wajah rupawan pemuda itu.

"Kapan aku bilang jika aku punya pacar? Bukankah kau yang tadi bertanya?" Marvel meringis pelan mendengar nya. Karena malu anak itu langsung menduselkan wajahnya di perut sang kakak. Karena posisi nya Enigma berdiri jadi nya begitu. Tubuh Marvel sangat lah pendek seperti kurcaci.

"You're mine," Bisik Enigma tepat di telinga sang adik. Tangan nya mengelus lembut pipi si bungsu. Lalu menunduk guna mengecup dahi Marvel.

"Mau kemana?" Enigma bertanya pada si bungsu saat Marvel melepaskan pelukan nya dan berjalan menuju pintu. Tak mengindahkan ucapan sang kakak. Marvel keluar tak lama kembali lagi ke kamar si sulung. Enigma yang melihat tingkah si bungsu sekarang malah mengerutkan dahi nya melihat boneka beruang berukuran besar si bungsu baringkan di atas kasur nya. Tak mendapat jawaban dari sang empu membuat Enigma segera berjalan ke kasur.

"Mau tidur lah, Joce juga akan ikut tidur di sini." Enigma hampir saja melepaskan tawa nya saat melihat dengan telaten sang adik menyelimuti boneka besar itu lalu menepuk nepuk boneka itu yang kini di taruh tepat di atas perut anak itu. Memilih abai, sulungnya James itu segera mengambil posisi tepat di sebelah Marvel. Lengan kekar nya seperti biasa selalu memeluk erat pinggang si bungsu.

Hingga hampir tengah malam bungsunya James itu akhirnya tertidur, Enigma yang memang hanya menutup mata saja segera menyingkirkan boneka besar itu dari atas badan si bungsu. "Menyebalkan, berani berani nya boneka itu merebut perhatian adik ku." Desis Enigma pelan, hingga akhirnya memilih kembali tertidur dengan Marvel yang berada di dekapan nya.

****

Niatnya weekend ini Marvel ingin mengajak sang Ayah dan ketiga kakaknya untuk jalan-jalan dan menghabiskan waktu bersama, namun semua itu harus pupus saat ternyata kakak kandung dari tuan Lee sendiri kini datang berkunjung ke Mansion utama. Sebenarnya Marvel tak keberatan dan juga seperti yang ia lihat jika kakak kandung dari tuan Lee sendiri adalah orang yang tak banyak berbicara dan lagi pria beruban itu tampak nya sudah sangat akrab dengan tuan Lee. Ruangan keluarga yang luas itu tampak penuh dengan manusia. Karena bukan hanya kakak kandung dari Tuan Lee yang datang, namun juga ada beberapa anggota keluarga pria itu juga yang ikut berkunjung di sini. Terutama pada seorang wanita muda yang kini duduk tepat di sebelah Enigma di sofa panjang. Sedangkan Tuan Lee sendiri duduk di singgah sananya sembari menyesap kopi hitam nya.

MARVELO ANDROMEDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang