Dua puluh

11.3K 828 27
                                    

"Kenapa kamu rebut semuanya dari aku? Aku salah apa sama kamu emang nya!?" Marvel mengerutkan dahi nya saat tiba-tiba Archie berbicara seperti itu pada nya. Bahkan bocah itu berhenti mendadak di hadapan nya. Tak mengindahkan ucapan aneh gadis itu, segera dirinya berjalan pergi dari gadis itu, namun sepertinya gadis itu tidak senang saat merasa di abaikan. Jadi nya dengan kuat gadis itu menarik kuat lengan Marvel hingga badan nya berbalik menatap gadis itu malas. "Aku salah apa sama kamu, hingga kamu merebut semua perhatian dari Dad dan kakak!" Pekik gadis itu lantang dengan mata memerah menahan tangis.

Namun bukannya kasihan Marvel justru tertawa renyah melihat tingkah aneh gadis itu di pagi hari yang tampak cerah itu. "Hey nona, apa yang kau bicarakan itu. Semua itu tak ada gunanya untuk ku, jadi simpan saja proses mu itu. Karena aku tak peduli jika kau tidak di kasihani lagi atau tidak oleh mereka," Marvel menjeda ucapannya hingga senyum miring tercetak jelas di wajah manis Marvel. "Karena yang aku tahu, sebuah sampah akan di buang pada akhirnya. Walaupun masih baru atau pun sudah menjadi bekas," Tekan nya dengan bersedekap dada lalu melanjutkan jalan nya menuju tangga.

Archie ternganga tak percaya dengan ucapan yang baru saja ia dengar dari bibir pemuda itu. Hingga tangan gadis itu terkepal kuat dengan penuh kebencian dirinya berjalan ke arah Marvel dan tepat saat di atas tangga, tangannya terulur menyentuh punggung belakang Marvel, berniat mendorong pemuda itu dari atas tangga, namun dia kembali menelan pil pahit saat kalah gesit dengan Marvel. Pemuda itu justru langsung bergeser ke dinding marmer. Mata Archie melotot saat tubuh nya oleng ke depan dan berakhir jatuh berguling guling di anak tangga hingga tepat di anak tangga terakhir kepala gadis itu membentur lantai marmer cukup keras.

Marvel terkesiap melihat itu namun pemuda itu hanya menatap datar keadaan gadis itu yang tampak mengenaskan di lantai. Hingga tak berapa lama James dan ketiga putra nya segera mengecek keadaan sekitar, mereka tampak hanya menatap datar ke arah Archie yang tampak tergeletak di lantai dengan bersimbah darah di kepala gadis itu. Marvel sendiri di buat semakin aneh dengan keadaan saat ini. Netra sejernih ice itu tampak terkunci pada netra legam milik James dan ketiga kakaknya di mana saat ini juga mereka tengah menatap nya datar. James dengan santai langsung mengendong Archie ala bridal style.

"Kim, siapkan mobil. Putri ku harus menerima penanganan," Titah James kepada Kim, membuat pria itu langsung mengangguk dan langsung berjalan tegas mengiringi langkah James yang keluar dari Mansion. James sendiri terlihat begitu tenang seperti tak terjadi apa-apa dan lagi, Archie sudah pingsan saat dirinya mengendong anak itu.

Keadaan hening seketika hingga sampai akhirnya Marvel berdehem singkat, kembali netra nya menatap datar ketiga kakaknya yang masih bergeming di tempat masing-masing. "Apa yang terjadi pada Archie, Marvel?" Si sulung nya James membuka suara setelah terdiam cukup lama. Bukan karena memikirkan Archie, namun pemuda itu justru terus berpikir ada apa sebenarnya yang terjadi pada mereka berdua tadi.

"Seperti yang tadi kakak lihat, jika aku mendorong Archie dari tangga--" Ucapannya terhenti kala tiba-tiba saja tubuh nya di gendong oleh Imanuel. Dirinya terkejut namun tak bisa bergerak karena sang kakak mendekap nya erat. Imanuel hanya menampilkan raut datar nya dan mulai berjalan menuju lantai dua tepatnya menuju kamar si bungsu, diikuti Alpha dan Enigma dari belakang.

Enigma langsung mengompres lengan si bungsu dengan handuk kecil yang sudah lebih dulu di celupkan ke air hangat. Marvel terdiam apalagi ia baru sadar jika lengannya memerah, yah. Mungkin karena cengkraman Archie tadi. Di tatap nya netra legam milik si sulung yang saat ini pemuda itu tampak sibuk mengompres lengan nya. "Jangan berpura-pura berbohong, semua karakter dari kalian bertiga kakak tau semuanya. Jadi, jika orang asing terluka maka aku tak peduli sama sekali," Suara berat Enigma mengudara sesaat setelah pemuda itu mengucapkan pernyataan itu. "Namun jika adik ku yang terluka. Maka aku tak tinggal diam," Masih berlanjut pernyataan dari si sulung. Membuat Marvel menatap lekat wajah datar si sulung.

MARVELO ANDROMEDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang