4.muak part 1

5.3K 521 22
                                    

"Hiks ko kamu malah nuduh aku yang gak gak hiks" Tangis Caca dengan air mata buayanya.

"Brengsek"

Bugh

Bugh

Brak

Prang

Mendengar perkataan Al, Gavin langsung memukuli Al dengan beberapa pukulan yang membuat Al tersungkur ke belakang dan jatuh.

Kali ini Al sungguh muak dengan semuanya dan Al? merubah posisi. Sekarang Gavin yang berada di bawahnya. Ia mulai memukul Gavin membabi buta. Jangan salah, Al diam bukan berarti tidak bisa berkelahi.

Bugh

"Kamu yang brengsek"

Bugh

Bugh bugh

Bugh

"BERHENTI!! "

Suara teriakan terdengar dari arah pintu kantin. Semua yang ada di sana mengalihkan perhatiannya ke sana kecuali Al yang masih memukul Gavin.

Al tau suara siapa itu, Al sangat mengenalinya namun, ini kesempatannya agar Al bisa membalaskan dendamnya.

Disana, di pintu masuk kantin terdapat Vano, Vino dan teman-temannya sedang menatap tajam ke arah Al.

Caca yang melihat ada Vano langsung berlari di iringi tangisan bombaynya. Dan tanpa rasa malu ia merangkul tangan Vano dengan ekspresi yang di sedih sedihkan.

"Hiks Vano liat Al mukulin Gavin sampe kaya gitu..hiks ayo tolongin dia hiks hiks tadi Al juga nyandung kaki aku sampe aku jatuh kena kuah bakso hiks dia juga udah nuduh aku yang nggak nggak hiks hiks” Adu Caca dengan senyum tipis di balik wajahnya yang menunduk.

Mereka yang mendengar itu langsung berjalan ke arah Al yang masih setia dengan kegiatannya dan

Bugh

Satu pukulan kasar mendarat di wajah tampan Al, hingga membuat bibirnya kembali sobek dan mengeluarkan darah.

Ah, pelaku yang memukul Al adalah Vano. Vano berdiri di depan Al dan mendorongnya hingga menjauh dari Gavin. Al tak masalah dengan itu, justru Al malah tersenyum remeh melihat abangnya yang sok seperti pahlawan.

"Bawa dia ke rumah sakit"

Dingin Vano kepada teman Gavin. Mereka langsung mengangkat Gavin untuk di bawa ke RS.

Al berdiri menatap Vano dan Vino dkk.

Plak

"Lo anak bodoh cuma bikin keluarga malu, selalu buat keributan gak jelas untuk nyenengin diri sendiri hah!!" Marah Vano menampar Al.

“Hahaha abang lucu banget yah, yang adek abang itu aku atau Gavin hah! Abang selalu aja salahin Al atas semua yang Al lakuin. Abang selalu ngatain Al anak bodoh gak guna malu maluin keluarga. Al muak bang, Al muak. Mulut kalian itu gak bisa di jaga, sama kaya Ayah, kalian semua brengsek! Al benci kalian!!” Marah Al meluapkan emosinya.

Vano yang tak terima nama ayahnya di jelek jelekan langsung mendendang kuat tulang kering Al hingga berbunyi seperti patahan tulang.

Trak

Mereka semua membulatkan matanya termasuk Vino dkk. Tidak percaya dengan apa yang barusan Vano lakukan.

Mereka menatap Al, menunggu reaksi kesakitan darinya. Tapi kalian berharap apa, Al tidak menunjukkan reaksi apapun, hanya tubuhnya yang sedikit mundur karena tendangan Vano tak main main. Dan jangan lupakan Vano adalah atlet bela diri.

Al semakin tersenyum remeh dan sinis menatap abangnya. Kemudian mengambil mangkok kosong yang ada di meja dan membantingnya hingga pecah.

Semua yang ada di sana di buat bingung melihat Al yang mulai memunguti pecahan beling tersebut. Dan detik berikutnya mata mereka terbelalak di iringi teriakan para siswa siswi yang menggema di seluruh kantin.

Al menancapkan semua beling yang ada di genggamannya ke tangan kirinya, menekannya kuat sehingga membuat darah mengalir deras mengotori lantai.

Semuanya terkejut, bahkan Vano membulatkan matanya atas apa yang Al lakukan.

“AL! Lo apa apaan hah” teriak Vino melepas tangan Al yang masih menekan tangan satunya.

“Al mau bikin kalian semua puas, inikan yang kalian semua mau? Oh, atau kurang? Boleh aja, Al gak masalah” Al menepis tangan Vano dan mengambil pisau yang ada di meja. Kemudian menusuk  telapak tangannya.

Tes tes tes

Bunyi tetesan darah mengalir deras kembali bertambah mengotori lantai kantin. Semuanya tanpa terkecuali kembali berteriak, bahkan ada yang menangis dan pingsan karena melihat adegan berbahaya yang di lakukan Al.

Waktu seakan berhenti, semuanya terdiam kaget, dengan pikiran masing-masing. Hingga suara guru wanita membuyarkan mereka semua dan membawa Al pergi ke rumah sakit.

Setelah kepergian Al semua siswa-siswi langsung memasuki kelasnya masing-masing karena intruksi dari guru. Sedangkan Vano dkk, mereka masih di tempat mereka memandangi lantai yang telah kotor dengan genangan darah.

“Gw harap kalian gak nyesel, dia udah berada di titik terendahnya. Dia juga bilang kalo dia benci sama kalian” suara Dewa memecahkan keheningan dan pergi dari sana diikuti Arka.

Mereka berdua adalah teman si kembar, yaitu Dewangga Arjuna dan Arkana Najendra.

Vano dan Vino diam, mencerna perkataan temanya itu. Kemudian pergi meninggalkan Caca yang mengepalkan kedua tangannya.

Disisi lain yaitu Al sekarang sedang tidur di UKS, setelah lukanya dibobati dokter menyuntikkan obat bius di agar Al tidur.  Tidak ada yang mengganggunya, hingga beberapa menit menit seorang pemuda masuk kedalam dan menatap wajah damai yang terlelap itu. Tangannya terkepal kuat, kemudian pergi dari sana.

 

#seperti biasa vote koment📌 kasih tanggapan setelah perubahan 📌

Tanah Tandus || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang