10. bernafas sejenak

5.7K 579 23
                                    

BAB 10.  Bernafas sejenak

 

 

Hari ini adalah hari dimana Al di bebaskan dengan syarat, Al tidak akan kabur dari kediaman Sebasta.

Al tidak janji, Al hanya diam tanpa menanggapi perintah yang Mahendra berikan. Mahendra sendiri benar-benar mengurung Al selama sebulan lamanya di kamar dengan kaki yang di rantai.

Namun yang tidak Mahendra ketahui adalah, Al memiliki kunci cadangan rantai itu, sehingga memudahkan Al keluar malam di saat semua orang sudah terlelap dari tidurnya.

Dikamarnya juga tidak ada CCTV, itu membuat Al leluasa bisa melakukan rencananya yang sudah ia rancang sejak awal.

Setiap malam, Al akan keluar mengendap endap dengan pakaian serba hitam dengan masker dan topi yang menutupi wajahnya. Sehingga tidak akan membuat wajahnya terekspos jelas.

Dan selama sebulan itu, Al mulai mempelajari hal luar yang akan menjadi bekalnya di masa depan.

Ia mulai melatih kembali kekuatan fisiknya, ia akan mengunjungi tempat gym, dan beberapa tempat pelatihan khusus bela diri, seperti Judo, Karate, Taekwondo, Muay thai, Aikido dan berlatih senjata, seperti menembak jarak jauh maupun dekat, memanah, dan menggunakan alat tajam seperti belati.

Jangan lupakan aksi balap liar yang sangat menguntungkan untuk kelangsungan hidupnya, karna taruhan yang mereka keluarkan bukan sekedar main main, ia bisa menghasilkan uang dari sana.

Berbekal kepintarannya Al mulai menguasai beberapa teknik menjadi seorang hacker tingkat kelas atas dalam sebulan, karena sebelumnya juga Al sudah mempelajari itu sebelum ia berubah.

Dan sekarang semuanya sudah seperti harapannya, dalam waktu sesingkat itu, ia bisa menguasai berbagai hal yang dulunya tidak ia ketahui semuanya.

Semua itu ia lakukan di setiap malam dan akan kembali jika sudah waktu dini hari sebelum semua orang terbangun, ia akan langsung mandi dan mengganti pakaiannya kemudian mulai kembali merantai kakinya dan tidur dengan perasaan puas.

Kini, awal kehancuran akan menyapa para penghancur hidupnya, ia akan membalas semua apa yang mereka lakukan terhadapnya. Mari kita mulai dari yang kecil, mengejutkan penghuni mansion dengan ledakan kecil, seperti meretas maybe?.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, namun kali ini bukan Mahendra sang Ayah, Melainkan abang keduanya yaitu Vino. Dan tanpa sengaja mata mereka saling bertatap, membuat Vino merasakan gejolak aneh di hatinya.

Ia tertegun dengan tatapan yang sangat sangat berbeda itu, kemana perginya tatapan polos bak anak anjig itu? Kenapa sekarang malah berubah menjadi tatapan seekor anjing yang sedang mencari mangsanya? Ah, walaupun ini sudah bisa di bilang lama, tapi Vino belum juga terbiasa dengan perubahan Al.

Ia tak suka dengan perubahan adiknya itu yang secara tiba-tiba, tunggu adik? Apa ia baru saja menganggap anak bodoh itu adik?.

“Hah,,, gw kesini di suruh Ayah buat bukain rantai lo, gak usah geer, ge tetep gak bakalan peduli sama lo” ucapnya melepas rantai yang berada di kaki Al.

Al hanya diam, kemudian berdiri masuk ke kamar mandi tanpa memperdulikan Vino yang menatap punggung sempitnya dengan perasaan tidak suka.

Vino mengepalkan tangannya erat, apakah barusan anak itu mengabaikan nya? Kemana rengekan dan wajah antusiasnya itu?. Dan ada apa dengan dirinya, apakah perubahan anak itu membuatnya menjadi orang bodoh seperti ini?.

“Ck” decaknya pergi dengan tangan yang terkepal.

Hari ini adalah hari libur, dimana seluruh manusia menghabiskan waktunya untuk berkumpul dengan keluarganya, atau bahkan dengan temannya masing-masing.

Tapi, tidak untuk pemuda berkulit putih pucat yang sedang duduk di kursi meja belajarnya. Di depannya terdapat sebuah laptop yang menyala menunjukkan barisan angka yang hanya ia yang tau.

Tangannya terus mengetik keyboard  dengan gerakan cepat dan lincah, sehingga menimbulkan suara bising yang memenuhi ruangan sepi itu.

Dan jangan lupa selama Al dikurung, ia akan mengikuti pelajaran seperti biasanya dengan online. Karena Mahendra sudah mengatur semuanya.

Matanya terus menatap barisan angka berwarna hijau yang membuat siapapun akan pusing hanya dengan melihat layarnya.

Hingga seringaian mengerikan berhasil terbit di wajah datarnya itu. Ah, sepertinya ia sedang bahagia karena apa yang ia inginkan berhasil ia lakukan.

Ting ting ting ting ting ting

Suara dari banyaknya notifikasi mengalihkan perhatiannya, di ambilnya benda gepeng yang ada di sampingnya kemudian mulai membacanya satu persatu.

Al menghela nafasnya lelah, namun sebelum itu.

Criiiiiing....

Dering handphone membuatnya berwajah datar, dan menjawab panggilan tersebut.

“AL, WOY LO KEMANA AJA EGE! SEBULAN NGILANG GAK ADA KABAR GAK BERANGKAT SEKOLAH!” teriak orang di seberang sana, bisa kalian tebak siapa itu? Yap, siapa lagi kalo bukan si pemilik suara lumba-lumba, Kata pemuda bar bar itu sedang ngereog di kamarnya dengan ponsel yang ia arahkan ke depan mulutnya.

“Ck brisik” jawab Al dingin.

“Eh heheh sory sory, lagian lo sebulan gak ada kabar, gw kan khawatir, sekarang jelasin kenapa lo ilang gitu aja gak masuk sekolah”

“Di hukum”

Ck, Al gw udah bilang sama lo, kalo sama gw jangan dingin dingin,, gw gak kuat, nanti masuk angin mau tanggung jawab lo!”  jawab Kata dengan memeluk dirinya sendiri, yang tentunya tidak bisa di lihat oleh Al.

“Di hukum Karaaa~ ini aja baru bebas” dengan nada kesal ples greget Al menjawab perkataan Kara.

“Serius? Sebulan loh ini, bukan sehari dua hari, di hukum kaya apa? Lo gak papa kan, atau badan lo luka luka, penuh sayatan cambukan, pukulan, lebam lebam atau apa bilang sama gw!”

“Hm”

Hm apa?!”

“Ck iya, tapi udah mayan sembuh ko, udahlah gw mau lanjut ada banyak hal yang harus gw urus”

“Tunggu tunggu, tapi besok lo berangkat sekolah kan?”

“Hm”

Hm apa!”

“Iya, ck cerewet banget sih”

“Hahaha abisnya

Tut tut tut tut

Belum selesai Kara berbicara, Al sudah mematikan panggilannya, yang membuat pemuda di seberang sana berdecak sambil terkikik geli.

“Xixixi ternyata jailin Al versi es itu lebih seru, hahahaha”

Di sisi Al, ia kembali menghela nafasnya lelah dan mengusap telinganya yang berdengung karena suara cempreng Kara.

Tatapannya beralih ke layar laptop, seringaian yang tadinya hilang, kini kembali terbit.

“Tinggal tunggu beritanya” ucapnya datar, Menatap layar dengan tatapan puas.








#lah gak jadi gw taroh di karya karsa, kasian ama kalian. Gw pindah lagi aja di sini.
Tapi jangan lupa, vote sama koment nya, 50 koment seperti biasa gw lanjut,,,

Tanah Tandus || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang