5. muak part 2

5.5K 516 43
                                    

Saat ini Al sedang berjalan kaki menuju mansion nya. ia sedang memperlambat kepulangannya, dan menyiapkan mentalnya. Ia tau apa yang akan terjadi setelah ini, ia sudah mewanti wanti semuanya.

Ia hanya akan meluapkan semuanya hari ini, sebelum pergi. Ia sudah memutuskan sesuatu yang membuatnya tersenyum sendu.

“Maaf” lirihnya menatap tangan yang kini sudah penuh dengan lilitan kain putih.

“Aku harap, ini yang terbaik untuk semuanya” lanjutnya kemudian melanjutkan perjalanan nya.

Hingga sampai di sebuah mansion yan sangat megah, Al menghela nafasnya lelah. Perlahan kakinya mulai memasuki rumahnya.

“Dari mana saja kamu, jam segini baru pulang” tanya sang Ayah yang sudah berdiri di depannya.

"Al jalan kaki Ayah, karena gak ada bus” jawabnya terdapat setengah kebohongan. Padahal ia hanya mengulur waktu untuk menyiapkan mentalnya.

Disana, seluruh keluarganya sudah ada di depannya dengan tatapan yang berbeda beda.

Al sendiri sudah merasa takut bukan karena pukulan ataupun hukuman tapi, Al sangat tidak ingin mendengar perkataan yang akan orang tuanya lontarkan padanya.  Karena Al juga manusia yang masih memiliki hati, walaupun ia tidak merasakan sakitnya fisik tapi Ia masih bisa merasakan sakit di hatinya.

Al menundukkan kepalanya tak berani menatap orang tuanya yang menatapnya nyalang.

"Kamu tau apa yang kamu perbuat hari ini?, kamu tau apa kesalahan kamu?" ujar Mahen menatap Al dingin. Al menganggukkan kepalanya lemah.

"Tiga, TIGA KESALAHAN YANG KAMU PERBUAT HARI INI, DASAR ANAK SIALAN!! “ bentaknya  menonyor kepala Al keras membuat kepala Al mendongak menatap Ayahnya.

"SATU, KAMU TERLAMBAT MASUK KELAS!! DUA, KAMU BERKELAHI, DAN TIGA, KAMU BOLOS, HAH, TIGA KESALAHAN DALAM 1 HARI, KAMU PIKIR KAMU HEBAT HAH!!”

"tapi ayah Al bisa jelasin semuanya"

Plak

"Apa yang mau kau jelaskan SIALAN!! " Al diam sejenak walaupun ia tidak merasakan sakit di pipinya tapi dadanya sesak mendengar perkataan ayahnya.

"MAU JADI BERANDAL KAMU HAH, MAU BIKIN KELUARGA INI TAMBAH MALU, MAU BIKIN REPUTASI KELUARGA INI HANCUR HAH!! "

"HEBAT KAMU KAYA GITU!!” Mahen terus menonyor kepala Al, membuat kepala Al terkantuk kantuk.

"COBA LIAT ABANG ABANG KAMU, SEMUANYA BERPRESTASI, MEMBANGGAKAN KELUARGA GAK KAYAK KAMU CUMA BIKIN MALU KELUARGA, KAMU CUMA ANAK BODOH YANG SELALU BIKIN KELUARGA INI MALU!! PEMBAWA SIAL"

Tangan Al mengepal kuat menahan emosinya. Lagi dan lagi Ia di bandingkan dengan abangnya yang jelas jelas berbeda dengannya.

"CUKUP AYAH, AL MUAK AYAH SELALU BANDING BANDINGIN AL SAMA ABANG!! " habis sudah kesabaran Al. ia membalas perkataan ayahnya tak kalah keras.

Plak

"BERANI KAMU SAMA ORANG TUA HAH, KAMU ITU EMANG GAK KAYA ABANG KAMU JADI SADAR, KAMU ITU GAK TAU MALU, DI KASIHANI MALAH NGELUNJAK, NYESEL SAYA PUNYA ANAK KAYA KAMU!!”  satu tamparan kembali Al dapatkan, kali ini pelakunya mama tirinya.

Semua yang ada di sana juga marah melihat Al yang meninggikan suaranya di depan Ayahnya termasuk si kembar Vano Vino yang sedari tadi hanya menyaksikan semuanya. Seolah meluoakan kejadian mengerikan dikantin.

“khe, padahal Buanda Al aja gak berani main fisik sama Al. Tapi kenapa tante yang bukan ibu kandung Al berani nampar Al?” kekehnya menatap Sonya.

Bugh

Kali ini Vano yang melayangkan pukulannya. "JAGA BICARA LO BANGSA*, DIA ORANG TUA LO! PANTES LO NGOMONG GITU DEPAN MEREKA HAH"

"AHAHAHAHA” bukannya meringis Al malah tertawa sumbang.

"Dia?, mereka? Orang tua? ORANG TUA MANA YANG TEGA NYAKITIN ANAKNYA SENDIRI HAH, ORANG TUA MANA ABANG!”

“Aduh abang lucu banget yah, abang liat gak gimana perlakuan mereka ke Al? Abang liat gak gimana Al setiap hari di hina? Abang liat gak setiap hari Al selalu di pukulin? ABANG LIAT GAK SEMUANYA!!"

Mahen yang memang sudah merasa jengkel dengan Al yang mulai berani mengangkat tubuh Al dan membantingnya dengan keras ke lantai. Tubuh Al memang bongsor, namun kurus sperti tak terurus, membuat Mahen dengan gmpang mengangkat Al dan membantingnya seperti barang.

Krak

Lagi, suara dari patahan tulang membuat Vano Vino sonya dan seluruh maid yang menyaksikan itu, membulatkan matanya dengan tangan yang menutup mulut. Mereka tak berani bersuara, takut nyawa mereka terancam.

“Ini yang abang sebut orang tua?”

"JAGA BICARA KAMU ANAK SIALAN, KAMU PIKIR SELAMA INI KAMU HIDUP KARENA SIAPA HAH, KAMU MAKAN KARENA SIAPA, SEMUA FASILITAS ITU DARI MANA BRENGSEK" teriaknya.

"Hahaha Al tau, semua yang Al pake itu dari kalian semua, tapi kalian tau? Al dapetin ini juga gak gratis, Al harus bayar semuanya dengan mental Al, kalian pikir anak yang kalian liat sangat ceria ini tidak memiliki luka? Hahahah lucu banget, kalian gak ingat apa yang kalian semua lakuin ke Al?, ok dengan senang hati Al tunjukin karya kalian, termasuk ayah yang berperan besar” Al berdiri dan merobek bajunya keras hingga kancingnya terlepas semua.

Al membuka bajunya dan membuangnya asal membuat tubuh atasnya terekspos jelas.

"Gimana. bagus kan? Kalian suka kan? INI BAYARAN ATAS SEMUA YANG AL TERIMA!”

"Kalian liat gak? KALIAN LIAT GAK SEMUA YANG ADA DI TUBUH AL, BAHKAN UNTUK SEHARIPUN AL GAK BAKALAN LEPAS DARI YANG NAMANYA LEBAM”

Mereka semua menatap tubuh atas Al dengan sedikit terkejut. Disana tubuh Al semuanya di lengkapi dengan lebam biru ke unguan.

Kemudian Al menarik celnanya ke atas sehingga menampakkan betisnya yang juga sama memiliki banyak lebam biru ke unguan, yang artinya itu adalah luka baru.

"KALIAN LIAT!! INI SEMUA KALIAN YANG LAKUIN KE AL! WALAUPUN AL GAK NGERASA SAKIT, TAPI AL JUGA MANUSIA YANG MASIH PUNYA HATI, AL MUAK DENGAR SEMUA PERKATAAN KALIAN, AL MUAK!! KALIAN SELALU NGATAIN AL BODOH, ANAK GAK TAU DIRI, GAK TAU MALU, PEMBAWA SIAL, BIKIN MALU KELUARGA, BAHKAN HARI INI KALIAN MENYESALI KARENA PUNYA ANAK KAYA AL!! AL MUAK”

"KALIAN SELALU BANDING BANDINGIN AL SAMA BANG VANO DAN BANG VINO, ASAL KALIAN TAU KITA ITU BERBEDA!! KALIAN SELALU NUNTUT SEMUANYA PADA AL, AL HANYA MANUSIA BIASA YANG GAK BISA SESEMPURNA MALAIKAT AYAH!!"

Semuanya terdiam seribu bahasa. Vano yang melihat lebam di kaki Al, teringat kejadian waktu di kantin tadi. Ternyata itu membekas bahkan sangat jelas.

Dan Vino ia menatap sendu tubuh Al yang penuh dengan lebam biru keunguan.

Ayah dan mama Al tidak tau harus berkata apalagi. Mereka di buat diam oleh perkataan Al. Dan para maid yang lainnya mereka sudah meneteskan air matanya saat al membuka bajunya, memperlihatkan tubuh kurus  penuhdengan lebam.

Al masih mengepalkan tangannya, dengan air mata yang sudah meluruh sedari tadi. Dan  berjalan pergi meninggalkan mereka, namun sebelum itu Al mengatakan sesuatu.

"KALIAN SEMUA BRENGSEK KALIAN KELUARGA BIADAB, AL CAPEK HARUS NGADEPIN KALIAN SETIAP HARI, AL GAK MAU LAGI HIDUP SAMA KALIAN, HARI INI AKU ALTAIR SASKARA MEMUTUSKAN HUBUNGAN DENGAN KELUARGA BRENGSEK BIADAB SEPERTI KALIAN, TIDAK ADA NAMA SEBASTA LAGI DI HIDUP AL, INI KAN YANG KALIAN INGINKAN!!" marah Al kemudian kembali melangkahkan kakinya menaiki tangga. Namun sebelum itu sebuah benda menghantam keras kepalanya, menyebabkan Al pingsan.

Buk

prang

"AYAH!!” Teriak Vino yang merasa tindakan ayahnya sudah berlebihan.

“Bawa dia ke kamarnya, obati lukanya, rantai kakinya dan kunci pintunya. Jaga dia jangan sampai kabur” ucap Mahen menyuruh bawahannya, dan pergi di susul Sonya yang tersenyum kecil.

 





#typo tandain📌
Vote koment jangan lupa📌
Selebihnya besok.
Beri tanggapan 🙏

Tanah Tandus || ENDWhere stories live. Discover now