7. berubah part 2

6K 529 28
                                    

Sampainya di sekolahan, semua yang ada di sana menatap Al dengan tatapan memuja dan penasaran yang membuat Al muak dengan semuanya.

Dulu, sebelum ia berubah seperti ini semua pandangan seluruh siswa-siswi menatapnya dengan tatapan merendahkan dan menghina, walaupun mereka tau bahwa ia adalah anak dari donatur besar di sekolahnya.

Dan sekarang lihatlah tatapan itu berubah drastis hanya karena ia merubah sedikit penampilannya. Manusia memang sangat menjijikkan, itulah pikirnya. Mereka memakai berbagai muka di depan orang yang di sukainya ataupun tidak. Semuanya membuat Al ingin memuntahkan isi perutnya, bahkan jika yang keluar adalah darah.

Al memang bukan manusia suci, ia juga tidak pernah luput dari yang namanya dosa. Namun melihat wajah munafik mereka membuatnya sedikit marah.

Tak menghiraukan mereka semua, Al tetap melangkahkan kakinya hingga masuk kelas dan duduk ditempatnya seperti biasanya, namun kali ini kursi kosong yang ada di sampingnya sudah di tempati sang pemilik.

Ah, rupanya sang teman sudah kembali dari acara liburan keluarganya di luar kota.

Kelas yang semula berisik kii menjadi hening, mereka yang ada di sana menatap Al dari ujung kepala hingga kaki, sama seperti pemuda yang waktu di bus yang duduk di sampingnya tadi. Mereka menilai penampilan Al yang membuatnya menghempaskan nafasnya kasar.

Hingga dengan berani dia menggebrak meja sedikit kencang membuat mereka tersetak kaget. Begitu juga dengan pemuda yang sedang tidur di sampingya itu.

BRAK

"Apa yang kalian lihat" ujarnya dengan nada dingin dan tajam, membuat mreka yang sdari tadi memperhatikannya menunduk seketika. Dengan bulu kuduk yang berdiri seolah di terpa angin dingin yang menusuk kulitnya.

Sedangkan pemuda yang ada di samping Al menganga tidak percaya dengan apa yang ia lihat..

"A..Al, l..lo ini lo? Altair Saskara Sebasta sahabat gw?" gagapnya tak percaya menatap Al dengan wajah syok.

Dan dengan berani Ia menangkup wajah Al, menolehkannya kekanan dan kekiri, seakan mencari sesuatu yang hilang dari sana.

"Gak, gak mungkin ini sahabat gw, i gak mungkin. Yang ini mukanya beda, gak ada senyuman dan gak ada mata sipit dan mata binar dan polosnya. Ya, pasti gw salah orang"

"Lo siapa main duduk di sini aja ngab, ini kursi sahabat gw, lo pasti murid baru kan, sana pindah sebelum temen gw dateng" katanya melepaskan wajah Al degan sedikit kasar.

Al yang mendapatkan perlakuan seperti itu kembali memasang wajahnya yang terlihat menahan amarah, ia menatap pemuda di depanya dengan tatapan tajam. Apa apaan pemuda di depannya itu, apakah perubahannya sangat berbeda? Hingga membuatnya tidak dikenali dengan temannya sendiri.

"A apa, emang gw salah? ini kan bener bangku temen gw, lo kalo mau duduk di tempat lain dong jangan ngrebut bangku orang lain" jawabnya gugup,merasa tertekan dengan tatapan yang di layangkan untuknya.

"Lo gak ngenalin gw? Apa hanya karena penampilan gw yang berbeda buat lo gak kenal sama sahabat lo sendiri?" jawab Al menaikan satu alisnya.

"hah, y jelas gak kenal lah, jauh banget. Heh, muka sahabat gw itu imut, ceria gak kaya lo flat datar dingin, lempeng lagi"

"Serius lo gak kenal gw?"

"Ck, apaan sih, orang di bilang gak kenal ya gak kenal napa sih lo, udah sana pergi ini bangku temen gw"

"Lagian tu bocah nyasar dimana sih udah jam segini gak dateng dateng, gak biasanya banget" lanjutnya menatap pintu kelas berharap temannya segera dateng.

"Orang yang lo tunggu ada di samping lo, dan udah duduk di tempatnya dengan anteng"

"Gak, gw gak percaya"

"Yaudah" jawab Al menaikkan bahunya acuh, dikasih tau gak mau, biarin aja tu mata sampe lelah mantengin pintu.

Beberapa menit berlalu guru masuk dan pelajaran di mulai seperti biasa tanpa gangguan sedikitpun.

Namun yang membuat berbeda adalah hawa kelas yang menjadi suram karena kejadian tadi. Sedangkan orang yang menjadi penyebab itu sedang mendengarkan penjelasan sang guru dengan sedikit malas.

Tidak dengan pemuda yang ada di sampingnya, ia akan terus melihat pintu, jam dan Al secara bergantian.

Lihatlah sekarang, ia sedang memperhatikan wajah Al dengan dahi yang berkerut tebal, seakan sedang memikirkan sesuatu yang sangat sangat penting di pikirannya.

"Tunggu, ni muka kalo di perhatiin lagi emang ada mirip miripnya sama si kampret, tapi yang buat gw heran...tu muka kenapa jadi lempeng banget njir, mana tu mata dngin banget lagi. Gak enak banget di pandang, apa dia emang si Al ya, hisss tapi tampang polos nyerempet kegoblok nya gak ada bah,,, dan juga, si Al gak mungkin gak masuk sekolah, ck bukan dia banget kalo sampe boos"

Sedang asik menatap Al dengan serius, Al malah balik menatapnya yang membuatnya gelagapan seperti orang ketahuan maling.

"Kenapa?" tanya Al dingin.

"L,,lo beneran Al sahabat gw? Altair Saskara Sebasta?" jawab pemuda itu bertanya.

"Bukan" wajah Al kini bertambah datar mendengar marga di belakang namanya.

"Lah terus tadi lo bilang,,,lo boong ya" kesal pemuda tersebut merasa di bodohi.

"Gw Altair Saskara, gak ada embel embel marga bajingan itu lagi di nama gw"

"What, tunggu mksud lo?"

Namun belum sempat pertanyaa tersebut di jawab seorang guru melemparkan penghapus papan tulis hingga mengenai meja mereka.

"Kalian berdua, apa yang kalian bicarakan di jam pelajaran saya hah! Keluar dan berdiri di bawah tiang bendera sekarang juga" marahnya membuat seisi kelas menahan nafas merasakan aura yang tak menenangkan dari bangku tersebut.

"Ah elah bu, ini tuh urusan pentig jadi harus di bahas sekarang juga" jawab pemuda yang duduk di samping Al, sedangkan Al menatap guru tersebut dengan datar.

"Penting mana sama pelajara, Kara"

"Penting urusan sayalah, saya mah gak belajar aja udah pinter" sombong Kara, yah, pemuda yang duduk disamping Al adalah Akara Azhar Galaksi. Sahabat Al waktu pertama kali masuk sma.

"Kamu itu baru masuk sekolah aja udah bikin masalah, kamu juga, siapa kamu, apa kamu murid baru yang membuat masalah di hari pertama?" tanyanya menunjuk Al dengan sepidol.

Wajah Al kini betambang dingin menatap tajam guru tersebut.

"Altair Saskara" ujarnya penuh penekanan.





#typo tandain plis📌
Kalian kalo mau tetep lanjut harus bisa kerja sama ok?
Jangan lupa vote dan koment 📌❤

Tanah Tandus || ENDWhere stories live. Discover now