28. khawatir

4.5K 546 167
                                    

Bab 28

 

Sampainya di minimarket, Al memarkirkan motornya dan langsung masuk. Ia mulai menjelajahi rak rak yang berisikan keperluannya. Tangan besar nan lentiknya dengan berurutan mulai mengambil berbagai jenis makanan cepat saji dan camilan, dan menaruhnya di ranjang yang ia bawa.

Selang beberapa menit, telinganya menangkap suara seseorang yang nampaknya begitu familiar di hidupnya. Seorang yang selalu ini selalu menginterogasi nya dengan intonasi cempreng.

Perlahan, kaki jenjangnya berjalan mengikuti sumber suara. Dan berhenti saat melihat pemuda yang lebih pendek darinya sedang marah marah di depan kulkas minuman.

“Anjir emang tu orang, ngomongnya doang maaf maaf, pret. Giliran di chat di telfon masih tetap aja tuh gak di balas ataupun di jawab”

“Heran gw ama dia tuh. Kudunya di apain biar balik ke setelan awal? Ya gw emang seneng sama perubahan dia yang jadi dingin sama keluarganya, gw juga akuin itu. Tapi ya kagak sama gw juga lah, gw kan gak suka. Terlebih dia sekarang sering ngabaiin pesan sama telfon gw. Sebel banget gustiii”

“Kalo bukan temen mah udah gw bejek bejek tu muka lempeng. Huaaa gemes banget pen mukul orang” Gumamnya kesal tak menyadari orang yang ia bicarakan ada di belakangnya.

“Ni juga, minuman tinggi amat gw rontokin semuanya tau rasa. Lagian siapa sih yang bikin kulkas kek gini gak modal dikit apa. Kulkas tuh yang mahal dikit lah” ujarnya kembali merutuki minuman yang di simpan terlalu atas di kulkas.

“Lo aja yang pendek” suara familiar dari belakang mengalihkan perhatiannya.

Kara menatap kesal pemuda yang kini berada di depannya. Pemuda yang sedang ia maki ternyata ada di belakangny.

“Nih”

“Cih, ngapain lo di sini!” kesalnya menerima minuman itu dengan kasar.

“Belanja lah” jawab Al kembali memilih cemilan.

“Kemana aja lo hah! Di telpon di chat gak di bales. Ngangkat telpon sama bales SMS gak buat telinga lo rusak sama gak buat tangan lo patah kan”

“Gw gak buka HP”

“Alesan doang segede gaban, pergi lo sama, kesel gw lama lama”

“Ok” Al melangkahkan kakinya menuju rak yang berada si sampingnya. Meninggalkan Kara yang kembali misuh misuh melihat respon Al.

“Ck, anak setan emang” ucapnya pergi menuju kasir. Dan Yap tepat di belakangnya Al berdiri dengan tegap.

“Ck, gw bilang pergi ngapain malah ngikutin gw!”

“Pd banget, orang gw Cuman mau bayar” Al mengangkat keranjang belanjaannya di depan Kara.

Dan Kara menatapnya tak suka, karena banyak berbagai macam makanan cepat saji di sana. “Mau lo apain makanan sebanyak itu” tanyanya penasaran.

“Buang, ya makan lah”

“Ck, maksud gw kenapa lo beli makanan cepat saji banyak banget”

“Udah di bilang buat makan”

“Ck, lo kan tinggal makan di rumah ege!”

“Gw gak balik. Nginep di apartemen”

“Kenapa?”

“Pengin aja”

“Ck, taro balik tu barang. Biar gw yang masakin buat lo” Kara menuntun Al agar kembali mengembalikan makanan yang ia ambil sebelumnya.

Tanah Tandus || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang