Chapter 12 - Comfort You

488 289 166
                                    

November, 2016

Belakangan Yerin baru tahu kalau Soobin tinggal sendirian di sebuah asrama dekat sekolah, dia tidak sengaja mendengar hal itu saat pemuda tersebut tengah mengobrol dengan wali kelas di ruang guru. Selain tinggal sendirian, informasi lain yang ia dapatkan tentang Soobin adalah pemuda tersebut hendak bekerja paruh waktu, dia meminta Pak Kim untuk mengijinkannya. Yerin tidak sempat menguping di mana Soobin akan bekerja karena tiba-tiba saja seorang guru memanggil namanya, memintanya untuk menghampiri.

Kehidupan sekolah Yerin berjalan dengan biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Yerin yang tidak mempunyai teman satu pun selalu sendirian di kelas saat jam istirahat tiba. Tidak ada yang mengajaknya ke kantin untuk makan siang bersama. Tapi sebenarnya dia tidak perlu pergi ke kantin sih, Mama sudah membekali dia makanan dari rumah.

Yerin berakhir memakan bekal itu di atas atap sekolah, sendirian saja. Tanpa Yerin sadari, tempat itu juga jadi tempat istirahat pemuda yang ia sukai. Yerin kaget sekali melihat Soobin datang ke sana, dia segera bersembunyi di tempat tertutup.

Pemuda itu langsung merebahkan tubuhnya di lantai begitu sampai, menatap langit berwarna biru tanpa awan. Yerin menggunakan kesempatan tersebut untuk memandangi Soobin sepuas hati.

Hari-hari berikutnya, Yerin selalu melakukan hal yang sama, pergi ke atap, bersembunyi di tempat tak terlihat, memandangi Soobin yang selalu datang ke tempat itu setiap hari tanpa absen. Sepertinya Soobin memang menyukai tempat sunyi seperti ini, dia suka menyendiri, memperhatikan semua orang dari atas.

Hari ini Soobin terlihat murung, tidak tahu apa yang terjadi. Dia memeluk lutut sambil memandang kosong ke bawah sana. Entah apa yang tengah dipikirkan pemuda itu, tapi dia terlihat frustrasi mengacak-acak rambutnya sendiri.

Yerin ingin mendekat dan bertanya, tapi ternyata dia tidak sepemberani itu.

Lalu Yerin agaknya menyesal dengan keputusan tersebut, karena sejak hari itu Soobin berubah. Dia tidak pernah melihat senyuman Soobin lagi saat pemuda itu memandang orang-orang dari atap, Soobin bahkan selalu terlihat sedang dalam mood yang buruk saat di kelas, lalu saat dia sedang sendirian pemuda itu terlihat begitu kesepian.

Yerin tidak bisa melakukan apapun selain hanya memperhatikannya dari kejauhan.

Sampai satu hari, di musim yang telah berganti menjadi dingin, Yerin tidak sengaja menemukan seorang pemuda tengah berdiri di sisi sungai, membuat Yerin melambatkan langkah karena penasaran.

Yerin baru saja diberi tugas oleh Mama untuk membeli keperluan dapur di supermarket. Merasa kedinginan untuk keluar, tapi dia tidak bisa menolak permintaan ibunya karena dia tidak bisa menolong apapun saat di dapur—Yerin tidak tahu cara memasak. Jadi setelah itu, dengan niat membantu Mama, dia pergi keluar untuk membeli keperluan yang kurang, toh supermarket juga tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya.

Yerin memikirkan kemungkinan apa yang sedang dilakukan pemuda itu di sana saat cuaca terasa sedingin ini. Dia bahkan tidak habis pikir saat melihat pemuda tersebut dengan sengaja membuka jaket tebalnya dan melemparkan pakaian itu ke sembarang arah. Hal tersebut membuat Yerin berhenti melangkah, bertanya-tanya dengan apa yang hendak dilakukan pemuda itu selanjutnya.

Dia tidak bisa merasakan cuaca dingin ini atau bagaimana?

Jalanan di tempat itu sudah sangat sepi, tidak ada siapapun yang lewat selain dirinya. Yerin sebenarnya tidak mau keluar kalau bukan perintah dari Mama. Ditambah jam makan malam memang akan dimulai beberapa saat lagi, jadi semua orang memilih bertahan di dalam rumah.

Dia menatap pemuda itu lebih dalam. Lalu Yerin terlonjak saat menyadari bahwa figur pemuda tersebut sudah sangat dia kenali. Benar, dia yakin sekali. Pemuda tinggi yang kini berjalan memasuki air sungai itu adalah orang yang dia sukai, Choi Soobin.

Hopeless Shadow || TXT SoobinWhere stories live. Discover now