Chapter 17 - Ill Fated Day of Her

433 255 119
                                    

Winter
January 30, 2017

Yerin pikir hanya dengan menemani seseorang dari belakang, dia sudah bisa menyelesaikan masalah orang itu dengan mudah. Tapi ternyata tidak seperti itu. Hanya menemani saja ternyata tidak cukup.

Dia mempunyai pemikiran baru itu saat tahu kalau Soobin tidak menyerah untuk menghentikan hidupnya. Padahal Yerin sudah memohon pada pemuda itu, untuk jangan meninggalkannya, untuk jangan mencoba melukai dirinya sendiri. Hari ini, Yerin tahu, semua itu tidak cukup.

Mendengar dari pria di hadapannya bahwa Soobin mengendarai motor yang remnya sudah rusak—padahal Soobin mengetahuinya, lalu dengan sengaja menjalankannya di jalanan licin bersalju, Yerin tersentak. Dia tidak bisa menghentikan pikiran buruknya, tentang kemungkinan pemuda itu yang masih belum menemukan harapan hidup.

Napasnya langsung memburu, panik. "Ahjussi berikan aku alamat pengiriman ayam itu? Aku akan menghentikannya." Yerin berucap seperti itu, mengabaikan pria yang masih menggerutu kesal.

"Kau mau menghentikannya? Kau yakin? Jaraknya tidak terlalu jauh sih," ujar pria itu menatap Yerin ragu, tetap saja dia menyebutkan alamat yang hendak dituju Soobin.

Tanpa menunggu apapun lagi, kakinya ia langkahkan secepat kilat, berlari ke arah motor tadi melaju. Melupakan fakta bahwa kaki Yerin yang kecil itu tidak akan mungkin bisa menyusul motor yang melaju dengan kecepatan tinggi.

Tidak, tidak, tidak. Soobin kau harus berhenti.

Meskipun sudah tahu bahwa kemungkinan menyusul pemuda itu sangat kecil, dia tidak ingin menyerah dan membiarkan Soobin pergi begitu saja. Dia mengisi otaknya dengan harapan-harapan. Jalanan akan sangat penuh di jam seperti ini, membuat kendaraan berjalan agak lambat, dia pasti punya kesempatan untuk menyusul ketika itu. Iya, jangan menyerah dulu.

Jantungnya menghentak begitu keras. Untunglah yang dipikirkannya itu memang benar, jalanan sedang penuh saat ini. Sambil kakinya terus berlari, Yerin mengedarkan pandangan. Dia mempercepat langkah saat menemukan satu motor diantara banyaknya mobil yang berjajar. Motor tersebut berhenti karena lampu merah. Kesempatan untuknya agar benar-benar bisa menyusul.

"Choi Soobin," teriak gadis itu, kerongkongannya sakit sekali sehabis berlari menembus udara dingin, dan dia masih harus berteriak sekuat tenaga.

Kakinya sekarang sudah berada di atas aspal jalanan, mulai berjalan melewati garis-garis putih yang berjajar lurus ke depan sana, hendak menghampiri pemuda di atas motor yang kini menatap ke arahnya.

"Berhenti di sana!!"

Pemuda itu menurunkan kaca helmnya, menutupi wajah. Melakukan itu untuk mengabaikan Yerin, bertingkah seakan dia tidak mengenalnya.

Lalu saat lampu jalan berubah menjadi warna hijau, dia kembali melajukan motor, sepenuhnya meninggalkan Yerin yang kini berdiri di tengah jalanan.

Yerin panik sekali. Suara klakson mulai meneriakinya dari berbagai arah. Dia tidak bisa bergerak. Tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak bisa kembali ke tempat semula, juga tidak bisa melanjutkan pengejaran ke depan sana. Dan itu yang membuat dia semakin gelisah, dia tidak bisa menyusul Soobin untuk menghentikan pemuda itu.

Kepala Yerin menoleh ke segala arah, tubuhnya ia gerakkan menghindari setiap kendaraan yang mulai berjalan melewatinya.

"Apa yang kau lakukan di sana, apa kau bodoh?" Terikan seperti itu saling bersahutan, membuat kepala Yerin berdenyut nyeri.

Lalu seakan semua itu belum cukup membuat otaknya hampir meledak, Yerin terkesiap saat kedua telinganya mendengar seseorang berteriak ke arahnya.

Tidak, bukan teriakan para pengendara di jalan yang kesal terhadapnya. Bukan itu. Tapi suara berat yang sudah sangat ia kenal.

Hopeless Shadow || TXT SoobinWhere stories live. Discover now