Chapter 23 - For Their Sake

376 175 140
                                    

Setelah hari itu, Soobin menempati janjinya untuk tidak mengikuti Yerin lagi, dia terus menahan diri walau kakinya gatal sekali ingin pergi menemui gadis itu. Soobin melarang dirinya sendiri sambil berkata, "ini untuk kebaikan Yerin."

Iya. Ini demi kebaikan Yerin. Kalau Soobin terus-terusan mengikutinya, dia takut gadis itu melakukan hal bodoh yang bisa membahayakan nyawanya.

Sebenarnya dia penasaran tentang kejadian hari itu, di mana Yerin tiba-tiba bisa melihatnya. Namun Soobin tidak mencari tahu lebih lanjut karena mempunyai kemungkinan bahwa gadis itu hanya berhalusinasi saja kemarin. Lagipula kalau memang gadis itu bisa melihatnya, semua itu tidak ada artinya. Soobin sudah mati, dia tidak bisa bersama gadis itu. Pada akhirnya Soobin hanya akan menghilang dari dunia ini, meninggalkan gadis itu pergi. Jadi daripada membuat semua hal lebih rumit, mari kita lupakan saja kejadian hari itu.

Sembari mencari tahu tentang dirinya sendiri, Soobin menyibukkan diri dengan berkeliling. Memasuki semua rumah, melihat-lihat jika ada satu dari mereka adalah rumahnya ketika masih hidup, berusaha mencari anggota keluarganya jika memang ada. Tak lupa dia juga menyelediki semua kolumbarium atau rumah penyimpanan abu di kota ini, mencari tempat di mana dia dimakamkan. Dia melakukan itu selama berminggu-minggu. Namun tetap saja dia tidak mendapatkan hasil meskipun sudah mencari ke seluruh tempat.

Kematian Soobin masih seperti sebuah misteri, tidak ada jejak sama sekali, sisa-sisa kehidupannya pun tak pernah ia dapatkan-selain yang dia temukan saat mengikuti Yerin, sisanya tidak ada bukti lagi. Seperti dirinya tidak pernah hidup saja. Tapi yang seperti itu tidak mungkin, 'kan?

Satu-satunya petunjuk hanya ada pada Yerin. Hanya Yerin yang mengetahui tentang Soobin, dan hanya dia yang masih mengingatnya sampai saat ini. Tapi Soobin tidak bisa mendekati Yerin lagi karena sudah berjanji untuk tidak mengikutinya.

Sebab itulah sekarang dia mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia berteriak kesal. Siapa Soobin sebenarnya?!!

Soobin datang ke sekolah, dia tidak punya tempat pulang lain. Tempat itu sekarang bisa dia sebut sebagai rumahnya.

Saat sedang berjalan memasuki area sekolah, Soobin tidak sengaja berpapasan dengan pemuda yang menolong Yerin waktu itu, Kang Taehyun, putra dari Kang Ahjussi.

Taehyun mengusap-usap matanya beberapa kali. Napasnya tersengal, tersedu-sedu, seperti habis menangis. Agaknya memang begitu, Soobin bisa melihat mata pemuda itu berair. Apa yang terjadi padanya?

Saat Taehyun sudah pergi dari area sekolah, Soobin segera mencari Ahjussi, penasaran dengan apa yang terjadi sampai pemuda itu menangis sendirian, di tengah malam, di tempat seperti ini, di saat sekolah sedang libur.

Ahjussi langsung bisa dia temukan, sedang tertunduk di kursi taman. Soobin lantas menghampiri dan bertanya, "Ahjussi, aku melihat putramu menangis barusan. Apa terjadi sesuatu?"

Ahjussi menoleh ke arah Soobin, dan mengangguk lemah, "aku sudah mengucapkan perpisahan pada putraku."

Kening Soobin mengerut bingung, "perpisahan? Maksud anda?"

"Taehyun bisa melihatku. Dia bisa melakukannya setelah melakukan ritual." Ahjussi menghembuskan napas sekali. "Aku menggunakan kesempatan tersebut untuk mengucapkan selamat tinggal. Jadi sekarang aku ... sudah bisa pergi." Ahjussi menunjukkan kedua telapak tangannya, yang secara perlahan memudar dari penglihatan.

Soobin tersentak menyaksikan hal tersebut, "bagaimana bisa? Apa itu artinya anda akan sepenuhnya menghilang?"

Ahjussi mengangguk. "Taehyun sudah merelakan kepergianku. Jadi sekarang aku harus pergi ke alam baka."

Hopeless Shadow || TXT SoobinWhere stories live. Discover now