Chapter 27 - Console You

370 134 192
                                    

Tidak pernah melihat Yerin selama dua minggu berturut-turut membuat Soobin terlonjak kaget begitu menemukan gadis itu ada di kelas hari ini.

Kepalanya langsung sibuk memilih kata-kata untuk diucapkan pada gadis itu, tapi mau selama apapun berpikir Soobin tidak juga menemukan ucapan yang tepat, dia berakhir hanya memandang gadis itu dengan tatapan sendu.

Bodoh. Kau seharusnya bilang, 'turut berduka cita' atau apalah itu alih-alih hanya terbengong seperti tadi. Soobin merutuki dirinya sendiri sesaat setelah guru masuk dan mereka duduk di bangku masing-masing.

Selama jam pelajaran itu, matanya tak bisa berpaling dari Yerin. Apa gadis itu baik-baik saja? Dia terlihat kurus sekali.

Kehilangan seseorang yang dicintai itu memang mengerikan, Soobin tidak pernah ingin merasakannya. Pasti berat sekali. Yerin pasti sudah mengalami rasa sedih yang luar biasa.

Soobin terus menatap gadis itu sampai tak sadar kalau bel istirahat sudah berbunyi. Yerin bahkan sudah selesai membereskan buku di mejanya, bersiap untuk beristirahat. Gadis itu membuka tas ranselnya seperti hendak mengambil sesuatu, sebelum kemudian tatapan mereka bertemu.

Soobin segera mengalihkan pandangan, merasa malu setelah terpergok sedang menatap ke arah Yerin. Dia langsung beranjak. Berniat pergi ke atap lagi hari ini.

Dia memilih datang ke atap agar bisa mendapatkan waktu private dengan Yerin. Walaupun dia tidak yakin kalau gadis itu akan mengikutinya lagi. Setidaknya Soobin sudah bersiap. Kalau memang Yerin tidak datang, ya sudah. Mungkin Soobin akan mencari waktu lain agar bisa berduaan bersama gadis itu lagi.

Syukurlah harapan Soobin terkabul. Yerin mendatanginya ke atap, meskipun ekspresi gadis itu terlihat lebih murung dari biasanya. Tentu saja. Apa sih yang diharapkan Soobin? Yerin baru saja kehilangan, tidak mungkin dia tiba-tiba jadi ceria.

Tapi Soobin tetap menunggu. Dia duduk di sebuah kursi, wajahnya ia simpan di atas lengan yang bersandar pada pagar, pura-pura menatap ke bawah.

Begitu Yerin sampai dan menyodorkan satu botol minuman bervitamin hangat padanya, Soobin buru-buru mendongak.

Lalu hatinya kembali mencelos begitu melihat ke arah tangan Yerin yang terulur. Soobin menemukan luka sayatan di pergelangan Yerin, luka yang sama persis seperti yang pernah Soobin dapati pada lengan saudara kembarnya.

Sialan!!

Darah Soobin langsung mendidih. Kenapa harus luka keparat ini lagi sih! Soobin benci melihatnya.

Tatapannya kini dia alihkan pada wajah Yerin, gadis itu masih menunggu Soobin untuk menerima pemberiannya. Tidak ada yang berani mengeluarkan suara terlebih dahulu, pada akhirnya Soobin berucap untuk membuka pembicaraan, "kau menghilang. Dari mana saja?"

Tangan gadis itu segera turun dari posisi awal, menjawab pertanyaan Soobin agak ragu, "...ummm aku pergi berlibur."

Kenapa harus berbohong segala?

"Begitukah?" balas Soobin. "Kau tidak terlihat seperti habis pulang dari liburan tuh."

Setelah mengatakan itu, Soobin tidak mendengar jawaban apapun dari gadis di hadapannya. Wajah Yerin malah menunduk sedih. Aduh, apa Soobin salah ucap ya?

"Aku harus pergi."

Soobin kaget saat Yerin buru-buru menyimpan benda di tangannya ke tangan Soobin, hendak melarikan diri dari sana. Soobin dengan cepat langsung memegang pergelangan gadis itu, membuat Yerin tersentak.

Lalu pemuda itu sadar kalau dia baru saja memegang lengan Yerin terlalu erat, melupakan luka berwarna merah yang bertengger di sana. Soobin segera mengendurkan pegangannya, menarik lengan itu mendekat selembut mungkin. Namun tetap saja Yerin meringis kesakitan.

Hopeless Shadow || TXT SoobinWhere stories live. Discover now