Chapter 30 - Disappear

289 80 74
                                    

Sepulang sekolah hari ini, Soobin berniat untuk kembali mengurung diri di kamar. Dia belum siap pergi ke tempat kerja lagi sebab belum mendapat kejelasan apapun dari Yongbin. Sementara adiknya itu masih belum menghubunginya sejak kemarin. Membuat Soobin cemas saja. Masalah apa yang menimpanya sampai tidak sempat memberi kabar pada Soobin? 

Soobin melemparkan tubuhnya di atas ranjang. Ponselnya ia pegang untuk mengetik sesuatu.

Yongbin... kau di mana?
Kau baik-baik saja, 'kan?

Pesan yang sudah ke sekian kalinya Soobin kirimkan pada saudaranya itu. Tetap tidak ada tanda bahwa Yongbin sudah membuka pesan-pesan tersebut.

Soobin mendesah lelah, melemparkan ponselnya asal di atas kasur, lalu termenung menatap langit-langit kamarnya. Ada apa dengan hidupnya akhir-akhir ini? Rasanya Soobin tidak bisa menjalani harinya dengan tenang sama sekali.

Mata Soobin hendak tertutup, sebelum ponsel di sebelahnya mengeluarkan suara. Soobin beranjak dari posisi berbaringnya, mengambil benda itu secepat kilat, mengira bahwa Yongbin yang menelpon.

Tapi tidak. Panggilan itu bukan berasal dari adiknya. Walaupun Soobin tidak menyimpan nomor itu di ponsel, dia tahu betul siapa identitas si penelpon. 

Ibu angkat Yongbin.

Jika biasanya dia akan resah ketika mendapat telepon dari orang itu, dan selalu mengangkatnya dengan ragu, kini Soobin melakukan hal yang sebaliknya. Dia segera menerima panggilan tersebut tanpa tunggu lama, berharap bisa mendapatkan kabar Yongbin dari wanita ini.

"Di mana Choi Yongbin?"

Namun malah pertanyaan itu yang dia dapatkan.

"Anak itu tidak pulang selama dua hari. Dia pasti ada di tempatmu saat ini. Katakan padanya, cepat pulang atau dia akan mendapatkan masalah besar."

Apa maksudnya? Yongbin tidak pulang ke rumah orangtua angkatnya selama dua hari ini?

"Tapi... Yongbin juga tidak ada di sini," ucap Soobin pelan.

"Jangan bohong. Di mana lagi kalau dia tidak ada di tempatmu?"

Hening sejenak. Soobin tidak bisa mengatakan apapun sebab kini otaknya dipenuhi oleh berbagai macam pertanyaan. Wanita ini jelas tidak terdengar seperti sedang berbohong, dan juga tidak mungkin hanya menelepon Soobin untuk hal-hal tidak penting. Berarti Yongbin memang tidak ada di rumahnya saat ini.

"Pokoknya, kalau kau tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada saudaramu, bagaimana pun caranya dia harus kembali ke rumah malam ini juga."

Panggilan terputus.

Kepala Soobin semakin pening. Kekhawatirannya semakin menjadi. Dua hari ini Yongbin menghilang tanpa kabar, dan bahkan di rumah orangtua angkatnya pun dia tidak ada. Dia juga tidak kembali ke kedai untuk mengembalikan motor malam itu. Pergi ke mana sebenarnya anak itu?

Ya Tuhan!! Soobin cemas sekali.

Dia mencari nomor Yongbin dan memanggilnya, tapi masih saja suara operator yang membalasnya di sebrang sana.

Soobin mengerang frustasi. Kemudian seakan semua masalah ini belum cukup membuatnya tidak waras, sekarang Soobin malah mendapat panggilan lain. Panggilan dari Yoongi Sajangnim.

Aduhh.. bagaimana ini?

Soobin masih belum punya alasan untuk diberikan pada bosnya. Berakhir mengabaikan panggilan yang datang berkali-kali itu. Soobin kembali merebahkan tubuh, menutup kepalanya dengan bantal sebab rasa pusing yang menyerang.

Kini ponselnya sudah berhenti mengeluarkan suara. Tapi Yoongi Sajangnim tetap tidak menyerah menghubungi Soobin. Pria itu kini mengiriminya banyak pesan.

Hopeless Shadow || TXT SoobinWhere stories live. Discover now