Chapter 13 - I'll Be There For You

489 287 146
                                    

Mobil yang dikendarai Mama berjalan pelan di atas jalanan licin bersalju. Wajah Yerin menoleh ke jendela mobil, memandangi setiap hal yang mereka lewati. Di saat cuaca seperti ini memang lebih enak untuk berdiam diri di rumah, tapi kewajiban yang mereka miliki memaksa keduanya untuk keluar.

"Aku masuk ya, hati-hati di jalan," pamit Yerin setelah dirinya turun dari mobil, lalu ditanggapi ibunya dengan anggukan.

"Kau juga hati-hati. Ah.. dan untuk temanmu itu, semoga kau berhasil dengannya."

Kali ini Yerin yang mengangguk. Dia melambaikan tangan pada ibunya yang mulai kembali melaju di jalan.

Tentang temannya itu, kemarin Yerin menceritakan soal Soobin pada Mama. Dia merasa khawatir pada pemuda itu, lalu meminta saran dari Mama karena tidak tahu harus berbuat apa.

"Kita tidak bisa mengubah pikiran seseorang segampang itu, tapi kalau kau peduli padanya, cobalah untuk berada di sisinya." Seperti itulah yang dikatakan Mama semalam. "Temanmu sedang sangat membutuhkan orang lain saat ini."

Jadi walaupun keberanian untuk mendekati Soobin masih sedikit, Yerin akan mencoba.

Dia pikir dia tidak akan melihat pemuda itu hari ini karena kejadian kemarin, namun ternyata Soobin datang ke kelas. Tidak seperti biasanya, dia datang pagi sekali. Yerin sudah menemukan pemuda itu duduk di bangku saat masuk ke sana.

Yerin terus menatapnya sambil melangkah menuju bangku, sementara pemuda itu hanya duduk diam, memandang ke depan kelas dengan tatapan kosong.

Bukan pemandangan yang aneh, kemarin dia baru saja berusaha menenggelamkan diri, tidak mungkin suasana hatinya tiba-tiba jadi baik.

Sepanjang kelas itu, Yerin tak berhenti menatap Soobin, memikirkan cara agar bisa mendekatinya, menemani pemuda tersebut agar punya setidaknya sedikit harapan hidup. Bagaimana ya caranya? Sejak masuk SMA Yerin jadi kesusahan berinteraksi dengan orang lain, terlebih dengan orang yang dia sukai.

Haruskah dia menghiburnya? Memberikan motivasi? Menawarkan bantuan untuk menyelesaikan masalahnya?

Yerin meringis, dia bahkan tidak tahu masalah apa yang sedang dihadapi pemuda itu, sampai dirinya seputus asa itu dan memutuskan untuk menghentikan hidup. Dia mungkin harus menanyakan hal tersebut pada Soobin. Tapi Yerin yakin sekali kalau Soobin hanya akan mengusirnya pergi dan memarahinya seperti kemarin.

Argghh.... Yerin tidak tahu harus berbuat apa. Kepala gadis itu dengan sengaja dia benturkan di meja karena rasa pening akibat memikirkan semua hal yang ia sendiri tidak pernah hadapi sebelumnya. Keadaan kelas yang sedang hening membuat semua orang otomatis menatap ke arah Yerin.

"Park Yerin, kau tertidur?"

Suara Pak Kim di depan sana membuat Yerin langsung mendongak, menyadari semua mata tertuju padanya Yerin langsung menggeleng, "tidak, Pak," sanggahnya.

"Kalau begitu cepat lanjutkan mencatat." Perintah itu langsung dilaksanakan Yerin dalam seketika. Semua orang juga kembali ke kegiatan mencatatnya. Sial sekali, dia jadi tidak fokus belajar.

Saat jam istirahat tiba, Yerin mengikuti Soobin diam-diam, menemukan pemuda itu pergi ke atap. Akhir-akhir ini, sejak cuaca berubah jadi dingin, Soobin jarang mendatangi atap lagi. Sebagai gantinya dia pergi mengunjungi perpustakaan, tapi dia tidak datang ke sana untuk membaca tentu saja, Soobin datang ke tempat itu untuk tidur.

Yerin juga akan ada di sana, membaca banyak buku sambil sesekali memperhatikan Soobin.

Yerin merasa sedikit khawatir lagi, takut pemuda itu akan melakukan hal-hal aneh saat di atap, namun saat sampai di sana dia hanya menemukan Soobin berdiri memegang pagar pembatas, menatap ke bawah gedung.

Hopeless Shadow || TXT SoobinWhere stories live. Discover now