Chapter 26 - Succour You

388 149 189
                                    

Tinggal di panti asuhan bersama anak-anak lain tentu saja membuat Soobin tidak pernah merasakan kasih sayang seutuhnya. Mau itu perhatian dari pengurus panti, sampai ke makanan, dan benda-benda lain yang ia memiliki. Semua hal itu harus selalu dibagi, tidak boleh egois, tidak boleh hanya mementingkan diri sendiri.

Dengan keadaan dirinya sebagai anak pertama, Soobin juga dituntut untuk selalu mengalah pada adiknya. Saat mendapatkan sesuatu, seperti misalnya hadiah yang dia peroleh setelah memenangi lomba di acara panti yang dibagikan oleh donatur, orang-orang selalu menyuruh Soobin untuk membagi itu dengan sang adik—meskipun Yongbin sendiri tidak meminta. Pokoknya jangan mengambil semua hal hanya untuk dirinya seorang, walau sebenarnya dia berhak-berhak saja.

Tapi bagi Soobin, kalau itu memang untuk Yongbin, dia akan bersedia memberikan semuanya. Itu adalah salah satu sebab kenapa dia bisa dengan mudah merelakan Yongbin diadopsi orang lain. Soobin ingin memberikan yang terbaik untuk adiknya.

Ditambah dengan usianya yang lebih tua dari kebanyakan anak-anak di panti, membuat semua orang mengharapkan Soobin untuk selalu mengutamakan anak-anak lain. Mengurus yang lebih muda. Mengalah demi mereka. Menjadi contoh yang baik.

Terlatih seperti itu membuat Soobin akhirnya lupa untuk mengurus dirinya sendiri. Dia sibuk membuat orang lain senang, tapi tidak ingat untuk melakukan itu pada dirinya. Mendahulukan mengurus orang lain sampai tidak sempat mengurus diri sendiri.

Karena itu juga, saat datang ke kota ini, Soobin merasa sangat berterima kasih pada suami istri—atasannya di tempat kerja, yang selalu memberi Soobin banyak hal tanpa pamrih, mengurusnya dengan baik. Merasa bersyukur dan sekaligus ingin membalas budi, Soobin bertekad untuk melakukan yang terbaik saat bekerja dengan mereka.

"Makan itu untukmu sendiri, jangan diberikan pada orang lain, apalagi ke kucing jalanan." Istri atasannya pernah berbicara seperti itu setelah mendapati Soobin kerap kali memberikan makanan miliknya pada kucing liar yang dia temui di jalan.

"Kucingnya terlihat kelaparan. Aku kasihan," balas Soobin. Padahal dia sendiri belum melahap apapun sejak pagi di hari itu.

Begitulah Soobin, dia tidak bisa bersikap egois. Dia tidak bisa hanya mementingkan dirinya sendiri. Jadi saat Yerin tiba-tiba datang padanya, memberikan berbagai hal setiap hari, Soobin jadi pusing sekali memikirkan apa yang harus dia berikan untuk membalas gadis itu. Park Yerin secara tidak langsung juga sudah mengurus Soobin.

Meskipun kebingungan, Soobin tidak bisa menolak semua pemberian itu. Yerin pasti menemukan cara agar benda-benda tersebut berhasil sampai di tangan Soobin. Lagi pun sebenarnya, Soobin memang memerlukannya, hanya saja dia tidak ingin merepotkan orang lain.

Keteguhan gadis itu akhirnya membuat Soobin melunak. Dia berakhir menerima pemberian Yerin tanpa merasa terbebani lagi. Malah sekarang dia selalu mengantisipasi, bertanya-tanya apa yang akan diberikan gadis itu padanya di tiap-tiap harinya.

Sebenarnya bukan makanan atau benda lain yang ia tunggu, melainkan catatan kecil yang selalu ditinggalkan gadis itu. Walaupun hanya satu kalimat pendek, kata-kata tersebut selalu membuat hatinya menghangat. Entah kenapa. Setiap pagi Soobin jadi tidak sabar untuk segera datang ke sekolah dan membaca catatan yang ditulis Yerin.

Lalu hari ini Soobin malah tidak menemukan apa pun di bawah mejanya. Selama kelas di pagi hari itu Soobin tidak bisa melepaskan pandangannya dari Yerin. Merasa penasaran. Apakah gadis itu sudah menyerah sekarang, dan memutuskan untuk berhenti memberikan Soobin berbagai hal. Kenapa? Padahal Soobin sudah mulai menyukai perbuatan Yerin.

Apa itu karena Soobin tidak pernah mengucapkan terima kasih ya? Kalau dipikir-pikir, karena Yerin selalu memberinya sesuatu tanpa mengucapkan apa pun dengan mulutnya sendiri, dan terkesan menghindar, Soobin jadi tidak sempat mengucapkan apa-apa juga.

Hopeless Shadow || TXT SoobinWhere stories live. Discover now