Chapter 35 - Wishlist

215 54 95
                                    

Menerima orang asing seperti Beomgyu untuk tinggal bersama agaknya memang keputusan terkonyol yang pernah Soobin buat. Terlebih karena semua hal yang menyangkut pemuda itu benar-benar jauh di luar nalar.

Soobin mendesah lelah. Menyesal pun tidak akan membuat perubahan apa-apa, dirinya sudah terlambat. Dia tidak bisa melanggar janji. Soobin berakhir harus pasrah dengan nasibnya sendiri.

Saat hendak pergi ke stasiun sehabis mengiyakan keinginan Beomgyu untuk tinggal bersamanya, pemuda itu memaksa ingin ikut juga. Hanya sampai stasiun, dia bilang. Beomgyu berkata dia ingin beristirahat di sana sambil menunggu Soobin kembali esok hari. Soobin jadi harus membayar lebih untuk bus yang mereka naiki lantaran Beomgyu tidak punya uang sepeser pun. Mau menolak juga tidak ada gunanya, pemuda itu malah akan terus berbuat sesuka hatinya, mengekori Soobin seperti lalat kecil. Berisik dan menyebalkan.

Telinga Soobin capek sekali mendengar pemuda itu terus mengoceh di sepanjang perjalanan di bus, menanyakan segala hal tentang Soobin, berceloteh panjang tentang dirinya sendiri. Tentunya wajar sekali ketika dua orang yang baru bertemu merasa penasaran dengan satu sama lain. Hanya saja, Soobin tidak sanggup lagi menjawab semua keingintahuan Beomgyu. Terlebih pemuda itu membeberkan berbagai pertanyaan padanya tanpa jeda, tak memberi Soobin celah sedikit saja untuk beristirahat.

Soobin menyesal, selain itu dia kelelahan.

Baru satu hari bersama orang ini sudah membuat Soobin hampir gila, apa yang akan terjadi jika dia harus bersamanya selama satu bulan penuh? Rambutnya pasti akan rontok dikarenakan rasa penat dan frustrasi.

"Aku sangat senang bisa bertemu denganmu."

Agaknya Beomgyu merasakan hal berbeda tentang Soobin. Dia terlihat girang sekali sejak Soobin menyetujui perjanjian itu. Tentu saja, memang dialah yang paling diuntungkan dari perjanjian gila ini. Bukan hanya dia bisa mendapatkan tempat tinggal gratis, makan gratis, pakaian gratis, semua keinginannya juga akan Soobin penuhi.

Betul. Soobin terpaksa harus memenuhi semua keinginan pemuda itu. Itu adalah syarat lain agar Beomgyu bisa menolongnya pergi ke masa lalu.

"Kau bilang hanya ingin tinggal bersama. Tinggal bersama itu tidak termasuk mengabulkan semua keinginanmu." Soobin sempat protes.

"Baiklah, aku ralat. Kau harus membantuku mengabulkan semua keinginanku selama satu bulan ke depan."

"Kalau aku tidak mau?"

"Aku juga tidak akan mau membantumu mengembalikan waktu."

Ya tuhan!!!! Mencekik orang yang baru ditemui itu dosa tidak sih?!

"Tenang saja, aku tidak akan meminta yang aneh-aneh kok." Beomgyu menenangkan.

Tidak mungkin tidak aneh, Soobin yakin sekali. Manusianya saja sudah seaneh ini, apalagi keinginannya.

Tetap saja, Soobin tidak bisa menolak. Hanya itu satu-satunya cara supaya dia bisa menyelamatkan Yongbin dan Yerin. Meski Beomgyu berkata kalau Soobin bisa saja menerima nasib buruk untuk dirinya sendiri. Soobin jelas tidak masalah dengan hal itu, persetan dengan dirinya sendiri. Lagi pula, dengan adanya Beomgyu di sampingnya saat ini, nasib buruk itu memang sudah datang padanya lebih awal.

Keduanya turun dari bus, Soobin bisa bernapas lega memikirkan bahwa sebentar lagi dia akan terlepas dari kekangan Beomgyu-dan mulutnya yang tak berhenti mengeluarkan suara seperti mesin rusak. Soobin bisa lolos dan mengistirahatkan diri.

Namun tentu saja kebebasannya itu takkan bertahan dalam waktu lama, sebab esok hari Soobin akan kembali menemui sang nasib buruk. Mulai besok, kehidupan yang lebih melelahkan dari sebelumnya akan senantiasa menghajarnya.

Hopeless Shadow || TXT SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang