BAB 1

586 25 0
                                    

Perlahan aku membuka mata. Udara pagi nan sejuk serta pancaran matahari telah menerpa tubuhku. Ketika aku menoleh ke arah jendela kamar yang berukuran besar. Aku melihat sesosok wanita yang berarti dalam hidupku.

Aku lalu turun dari tempat tidurku ini dan menghampiri wanita yang masih memakai baju tidur terusannya itu.

"Sayang..." Aku memeluk erat dari belakang tubuhnya yang indah. Aku lingkarkan kedua tangan ini pada pinggangnya yang ramping. Kemudian daguku langsung kusandarkan pada pundak kanannya.

"Hi honey. Good Morning."  Wanita di hadapanku ini langsung menyapaku sembari membalikkan tubuhnya dan mencium keningku.

"Morning baby. Kamu kok bangun duluan? Tumben banget deh." Aku memencet hidungnya yang mancung itu.

"Aduh kamu ini. Mandi dulu gih. Asem ih haha." Dia tertawa dengan renyah sekali. Aku sangat menyukai tawa itu.

"Iya Zeva sayang, nanti aku mandi tapi bikinin aku sarapan dong." Aku memang manja padanya namun ia tak pernah protes padaku.

"OK my Gloria, special for you dear." Ia berlalu dari hadapanku.

Yups!  Namaku Gloria Van Gough atau biasa dipanggil Glo. Wajahku campuran antara Indonesia dan Belanda. Ayahku orang Indonesia dan ibuku Belanda. Mataku mengikuti warna mata ibu, berwarna biru jernih. Itulah yang sangat disukai oleh Zeva Wira Hutama, kekasihku.

Zeva merupakan gadis seumuranku. Kami hanya berbeda bulan. Usia kami kini sudah seperempat abad. Aku begitu menyayangi dia. Meski aku tahu bahwa rasa cinta kami ini terlarang. Yang tahu tentu hanya aku dan dia serta Tuhan Yang Maha Kuasa.

Kami tinggal di dalam sebuah rumah kontrakan. Rumah ini adalah salah satu fasilitas dari kantor. Inventaris ini diberikan kepada kami ketika kami sama-sama diterima kerja pada perusahaan yang sama. Zeva merupakan teman semasa kuliah dulu. Kami tidak pernah menyangka bahwa kami akan saling jatuh cinta.

Awal mula dari persahabatan, lalu semakin akrab dan saling tumbuh rasa sayang di antara kami. Seiring waktu kami berdua saling ketergantungan satu sama lain. Entah mengapa perasaan sayang kami bisa berubah menjadi cinta. Dia yang pertama mengungkapkan rasa itu padaku. Aku yang memang juga memiliki perasaan yang sama, tak kuasa menolak cintanya.

Kami ini adalah perantauan. Ia berasal dari salah satu kota di Jawa Tengah sedangkan aku dari salah satu kota di Jawa Barat. Saat ini kami berada di salah satu kota yang ada di Pulau Dewata. Tentu kami juga berkuliah di sini. Sungguh aku masih tak percaya bahwa di antara kami terdapat rasa tak biasa.

"Ah! Ya ampun! Aku melamun... Bukannya mandi. Ok deh aku mandi dulu deh." gumamku dalam hati.

Setelah aku mandi dan berpakaian santai. Aku pergi ke ruangan makan. Ya pakaian santai karena hari ini adalah akhir pekan dan kami libur. Kami bekerja hanya dari Senin sampai hari Jumat.

"Sayang sini duduk samping aku." Zeva berkata dengan halusnya.

"Ok sayang, kamu bikin apa nih?" Aku tersenyum padanya.

"Ini yank. Aku udah buat roti bakar, salad buah sama susu murni." Zeva telaten sekali menyiapkan untukku.

"Makasi ya, sayang. Wih ada salad buah nih. One of my favorite food." Aku tertawa kecil padanya.

"Yups! Kan udah aku bilang, special for you. Eh tapi saladnya nggak pakai minyak zaitun lho yank. Soalnya stok di dapur habis gitu, jadi aku pakein minyak jelantah deh hehe." Dia tertawa.

"Ha? Emangnya bekas gorengan tuh minyak? Ih, kamu ini gimana sih! Nggak sehat sayang kalau gini caranya." Aku cemberut.

"Ya bercanda doang sayang. Mana mungkin aku pakein minyak jelantah hahaha." Dia mengerjai aku. Hmm, dasar Zeva.

"Haih, kamu ini ada-ada aja sayang. Yaudah ayo makan. Aku udah laper tau." Aku mulai menyantap salad buahku ini.

"Laper itu yang ada di lemari baju ya sayang?" Dia tersenyum-senyum.

"Itu kamper sayangku hahaha."  Aku tergelak.

"Kamper itu yang buat di lantai tau." Dia masih bercanda.

"Itu karpet. Astaga yank. Jauh banget yank, jauh pakai banget haha... Kamu tuh gak ada bakat ngelucu tau!" Aku meledeknya.

"Iya lah, kalau aku jago ngelawak mending ikut audisi stand up comedy aja yank." Dia tertawa kegirangan.

"Haha bener juga yah. Hmm, yaudah itu dimakan dulu ih." Aku geregetan.

"Iya sayangku." Dia sembari mencubit pipiku.

Kami makan sambil saling pandang dan tersenyum. Dia itu memang manis. Namun secara postur tubuh, Zeva lebih tinggi dariku. Aku hanya sebatas lehernya karena tingginya itu 175 cm. Dulu ia ingin menjadi seorang pramugari, namun ia membatalkan cita-citanya untuk ikut sekolah pramugari. Ia lebih memilih kuliah di bidang hukum sesuai minatnya, ya karena menjadi pramugari adalah kehendak orang tuanya secara ayahnya seorang pilot dan ibunya mantan pramugari, sedangkan aku sendiri di bidang ekonomi kuliahnya. Mau jadi seorang ekonom handal dan meningkatkan stabilitas ekonomi bangsa haha gaya banget aku ini.

Kami menjalin hubungan kurang lebih sudah tiga tahun. Memang sudah lama namun terasa sebentar bagiku. Mungkin karena selalu menikmati momenku bersamanya. Sedangkan kami bekerja sudah tiga tahunan pula.

Perusahaan tempat kami bekerja bergerak di bidang Tour and Travel. Ya maklum, Bali gitu lho.. Surganya para turis domestik dan luar negeri. Salah satu pulau kebanggaan Indonesia. Sebenarnya kota dan daerah lain juga menyimpan keindahan tersendiri.

Melancong kemana pun, tetap asik deh. Indonesia itu punya segalanya. Dari mulai lautan, hutan, pegunungan, padang rumput dan bahkan padang pasir juga ada. Ciamik kan? I love this country. Maka dari itu aku tidak mau ketika disuruh kuliah ke negeri asal ibuku. Aku ke sana jarang sekali. Kalau lagi ingin saja dan itu juga belum tentu setahun sekali. Terakhir aku ke negeri kincir angin tersebut ketika liburan sekolah saat SMA kelas sebelas.

"Yank. Sini piringnya aku yang cuci." Zeva perlahan menarik piring dan gelasku. Ya memang kami sudah selesai sarapan.

"Aku aja deh sayang, gantian. Kan kamu udah bikin sarapan buat aku." Aku menahan perlengkapan makanku.

"Oh ok deh, kalau kamu maksa Glo." Dia nyengir. Dasar dia ini haha.

"Haha, biar adil sayangku."

Aku menuju dapur dan mencuci perlengkapan masak serta makan kami. Dia itu memang perhatian padaku, ya tapi hal yang tidak aku sukai dari dia adalah pelupa dan susah untuk bangun. Tapi tumben sekali hari ini dia bangun lebih awal.

Sedangkan aku tipikal perempuan yang bergaya hidup sehat, bersih dan agak bawel juga sih. Sejak kecil aku diajarkan untuk memakan makanan sehat serta berada dalam keadaan bersih. Kalau bawel? Ya itu terjadi kalau wanitaku suka lupa akan sesuatu apalagi itu hal yang penting dan ia suka bangun kesiangan ketika ingin berangkat bekerja. Untung dia adalah tipe yang penyabar, jadi meski aku tegur ia tak akan marah.

BERSAMBUNG...

Salam Sayang
Canimangel
Q (Kyu)
Instagram : canimangel
Sabtu, 10 Februari 2024
00.30 WIB

Don't Let GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang