BAB 5

63 7 0
                                    

Akhirnya kami pulang dan beristirahat di rumah. Kami juga sudah makan semua. Aku dan Glo menyambung obrolan kami yang terputus.

"Sayang, ayo dilanjut obrolan kita." Aku tersenyum.

"Iya yank. Hmm, aku kangen banget sama kamu." ekspresinya datar namun dia memelukku manja sembari kami berbaring di kamar.

"Kangen? Kan seharian juga sama kamu, di kantor iya dan sekarang di rumah juga." aku terkikik.

"Nggak tau nih. Aku kangen aja yank. Masalah yang perkenalan sama teman ayahku biarin aja ah. Aku males mikirin itu. Abaikan. Bikin bete aja." dia cemberut.

"Udah dong jangan bete gitu. Bibir kamu jatoh aja manyun melulu haha." Aku menggodanya.

"Ish kamu tuh ya!" Glo mencubit dan menggelitik aku.

"Ampun yank, ampun geli ih akunya haha." Aku menggelitik balik.

"Haha aku juga geli tau. Stop it babe hahaha." Dia girang sekali.

"Ugh kan kamu yang mulai, kamu yang nyerah hahaha." Aku memukul guling ke wajahnya yang manis itu.

"Haha kamu sih ngelitiknya ekstrim, pake gigit segala." Dia melempar aku dengan bantal.

"Hahaha udah dong impas sayang." Aku menggelitik dia lagi.

"Haha geli ih udah dong. Jail kamu." Glo mencubit hidungku.

"Kakak!" aishh! Anak ini masuk kamar kami tanpa permisi.

"Eh Icha! Ketok pintu dulu kan bisa! Jangan main masuk aja." Glo ketus.

"Iya Cha. Kamu hargai privasi kita dong." Aku jadi kesal.

"Haha maaf kakak-kakak. Soalnya kalian asik banget kayaknya. Lagi pacaran ya? Hayo ngaku!" aih wajahnya ngeledek banget.

"Enggak! Jangan asal kamu!" Glo semakin kesal.

"Iya bener. Jangan nuduh gitu. Emangnya kita nggak boleh bercanda?" Aku jadi jutek.

"Haha peace dong kak! Ayo temenin aku karaoke yuk di ruang TV." anak ini menarik-narik kami.

"Ish ngapain sih! Tarik-tarik mulu kerjaannya." Glo terlihat malas.

"Iya sabar ih." Aku juga risih.

"Ayo ayo! Cepet kak! Kalian pasti suka denger suara aku kalau nyanyi hehehe." Dia tertawa.

Kami menurut saja. Sekalian membuktikan apa benar suaranya merdu? Atau malah sebaliknya? Ah aku harap tidak merusak telinga kami berdua.

"Nah kak, aku mau nyanyi lagu spesial buat kalian berdua. Yuhu dengerin ya. Ehem, cek cek 1 2 3. Dicoba digetok ditabok." aish gila kali yak dia? Udah tau malam begini.

"Woy nyanyi apa ngancem kita?" Glo jengkel.

"NYANYI BUAT KALIAN KAKAK BERDUA! HAHAHA." adouh pakai teriak di microphone segala lagi.

"Gausah pake mic dong! Budeg tau!" Aku ikut kesal.

"Hehehe check sound kak. Sabar ya sabar." Icha nyengir.

"Iya cepetan! Keburu warga pada dateng ngebawa obor ke rumah ini." Glo tambah jutek.

"Siap kak. Dengerin yah. Ehem ehem." Dia masih saja berdehem.

"Bisa nyanyi nggak sih?" Aku bete.

"Bisaaa!!!" aduh ngomong gitu aja pakai nada tinggi. Nyanyi juga belum.

"Cepetan makanya!" Aku tegas.

"Ok sebuah lagu untuk kakak bule yang bernama Gloria dan kakak seksi yang bernama kak Zeva. Mari dengarkan saya bernyanyi." astaga pakai pembuka segala. Seperti orkes melayu aja.

Dia bernyanyi sesuka hatinya. Entahlah kami mendengar dengan terpaksa tapi dari pada dia makin tidak karuan. Jadi kami turuti saja maunya. Cari perhatian mungkin.

"Kakak-kakak kok pada bengong? Terpesona ya?" Dia senyum-senyum pada kami.

"Ah elah. Apa-apaan nyanyi kaya gitu kamu?" Glo protes.

"Kenapa kak? Bagus kan? Kalian suka kan?" Dia masih saja senyum-senyum.

"Iya bagus. Saking bagusnya aku mau ke kamar. Capek kupingku!" Aku ngeloyor ke kamar dan menarik Glo.

"Iya lebih bagus diam kamu dek." Glo langsung memalingkan wajahnya dari bocah itu.

Dia bengong namun langsung melanjutkan lagi karaokenya. Ya ampun stres kali itu anak. Ngeselin banget si Icha ini dan akhirnya kami sudah berada di kamar lagi.

"Aduh yank. Kupingku sakit." Glo mengusap-usap kupingnya.

"Iya ni sayang. Hmm, anak itu stres kali ya?" Aku datar.

"Hmm, iya kayaknya. Jadi sebel deh aku yank. Ya udah bobo aja yuk!" Glo memelukku dan berusaha terpejam.

"Iya sayang. Kita tidur aja. Abaikan bocah itu." aku ikut memejamkan mata.

"Selamat malam kakak-kakak." apa? Si bocah itu lagi? Hadeuh.

"Hey kamu! Ngapain sih ganggu kita? Ketok pintu dulu kan bisa! Tadi udah dibilangin juga." Glo sewot.

"Maaf kak. Lagian nggak dikunci sih. Ciye bener deh peluk-pelukan. So sweet. Mau dong dipeluk." astaga dia ini.

"Udah sana kamu ke kamar. Kita mau tidur. Capek!" Aku mengusirnya.

"Nggak mau! Aku mau tidur di kamar ini sama kalian. Aku bobo di tengah ya." haduh! Nyusahin kan dia.

"Nggak boleh! Kamu kan punya kamar sendiri. Balik sana!" Glo ikut mengusir.

"Nggak mau pokoknya! Aku telepon oom ni." lagi deh, dia mengancam.

"Iya udah sini tapi jangan rese sama kami." Aku bete.

"Asik! Makasih kakak baik hati." Dia tersenyum dan mulai tertidur di antara kami.

Aku dan Glo memang sangat kesal sekali. Namun kami harus lebih menahan amarah kami karena kami lebih senior. Siapa tahu saja dia bisa tersadar suatu saat. Ya memang kami berdua harus menjaga komitmen serta sikap dan tentunya cinta kami berdua. Semoga tidak ada yang ganggu hubungan kami deh. Termasuk dia!

BERSAMBUNG...

Salam Sayang
Canimangel
Q (Kyu)
Sabtu, 10 Februari 2024
15.33 WIB

Don't Let GoKde žijí příběhy. Začni objevovat