BAB 27

26 4 0
                                    

"Ify, Icha yuk bangun!" Aku membangunkan mereka. Sudah pukul delapan pagi.

"Iya." suara Icha dari dalam kamar.

"Ceklek!" pintu kamar dibukanya.

"Selamat pagi kakak sayang." Icha ramah.

"Pagi, Cha. Eh, udah seger kamu. Ify mana dek?" Aku masuk kamar dan duduk di meja rias.

"Mandi kak." setiap kamar memang ada kamar mandi pribadi. Di rumahku total ada empat kamar.

"Oh gitu ok." Aku tersenyum.

"Kak hari ini ke kafe siang banget ya?" Dia sambil menata rambutnya.

"Nggak, kita jalan-jalan aja. Males aku ketemu Zeva." Aku mendadak bete.

"Terkadang yang kita benci bukan orangnya tapi sikapnya." Ia berusaha bijak.

"Iya dek. Aku tau itu. Nanti sarapan di luar aja ya." Aku melihat Icha merias wajahnya tipis-tipis.

"Siap! Oh iya kak, cari jajanan yang enak ya nanti." Dia sumringah.

"Iya dek. Nanti kita keliling." Aku tersenyum.

Aku, Icha dan Ify akhirnya telah siap. Kami meluncur ke salah satu pusat jajanan terkenal. Aku lihat Icha sangat antusias melihat jajanan yang banyak berjajar sementara Ify hanya tersenyum saja melihat tingkah Icha yang ingin mencoba banyak kuliner.

"Lihat tuh Glo. Si Icha ini. Tunjuk sana, tunjuk sini. Kayak perut dia muat aja." Ify menggelengkan kepalanya.

"Haha, biarin aja Fy. Kita lihat aja, muat apa nggak tuh makanan yang dia mau." Aku tertawa.

"Ayuk makan. Selamat makan!" Icha dengan bergegas langsung menyantap beberapa jajanan yang ia beli.

"Yank, kamu kuat ngabisin itu semua?" Ify heran.

"Habis yank.  Kalau nggak habis kan ada kamu." Dia mencubit pipi Ify.

"Perutku bukan perut karung sayang. Habisin lho. Kalau nggak habis nanti makanannya nangis." Ify menggoda.

"Haha gitu ya. Nanti aku elap pake tisu aja kalau nangis." Icha dan Ify ini ledek-ledekan terus.

Kami menyantap makanan kami masing-masing. Icha terlihat lahap benar sampai kekenyangan. Aku dan Ify hanya senyam-senyum memperhatikan Icha. Ada ya orang seperti Icha ini. Lucu dia ini. Tidak mau dibilang childdish namun tingkahnya memang begitu.

"Gimana Cha?" Aku bertanya.

"Begah kak hehe." Dia terkekeh. "Tapi mantap bener deh kak." tambahnya.

"Aduh kamu, segitu banyak habis. Kamu kelaperan atau cacingan yank? Haha." Ify kembali menggoda.

"Sembarangan, aku sehat tau! Emang kamu, kalau makan dikit gitu." Icha sumringah.

"Haha, aku sih segini juga cukup yank porsinya. Biar kalau nyanyi maksimal, pernapasan aku akan bagus kalau nggak terlalu kenyang sayang. Masa kalau MC dan nyanyi ngos-ngosan karena begah hehe." Ify menjelaskan panjang lebar.

"Tapi kamu lagi nggak kerja woo!" Icha menyoraki.

"Huu! Kamu ini yank." Ify mengacak rambut Icha. Mereka duduk berdampingan sedangkan aku dihadapan mereka.

"Kalian siang ini bakalan pulang ya?" Aku jadi sedih.

"Iya Glo. Kita harus balik nih. Kok kamu sedih banget gitu?" mereka jadi iba.

"Kalian sini aja temenin aku dong." Aku mengeluh.

"Aku kan mesti kerja kak hari Seninnya. Ah gini aja," Icha terlihat memiliki ide.

Don't Let GoWhere stories live. Discover now