BAB 9

42 7 0
                                    

Gloria's POV

Hari ini adalah akhir pekan. Tepatnya hari Minggu. Semenjak kejadian Icha menyatakan rasanya itu, ia selalu murung dan tidak mau banyak interaksi dengan aku atau Zeva. Kami jadi kasihan dengan kondisi dia.

Selepas kerja ia langsung masuk ke kamar dan mengurung diri. Samar-samar dapat kami dengar isak tangis darinya. Otomatis hati kami ikut teriris.

"Tok-Tok-Tok!" Aku mengetuk pintu kamarnya.

"Icha, ayo ke luar. Sarapan yuk dek!" Aku membujuknya.

"Iya Cha, ayolah semangat! Hari Minggu nih. Nanti kita ajak jalan-jalan deh." Zeva ikut membujuk.

"Aku nggak mau kak." Icha teriak dari dalam kamar.

"Cha, ke luar yuk! Kalau nggak mau ke luar nanti kami buka kamar kamu pakai kunci cadangan nih." ternyata Zeva membawa kunci cadangan dan aku baru tahu.

"Eh sayang, jangan gitu. Kamu ini." Aku berbisik padanya.

"Nggak apa-apa sayang. Dari pada dia kenapa-kenapa?" Zeva bergegas membuka pintu kamar Icha.

"Oy kak! Nggak perlu! Ada apa sih kalian?" akhirnya dia ke luar kamar juga.

"Dek, semalaman kamu di kamar aja. Diajak malam minggu juga nggak mau. Udah yuk sarapan dulu!" Aku menariknya.

"Nanti kak. Aku mau mandi dulu nih. Bete." Dia memang terlihat kusut.

"Ya udah gih dek. Kita tunggu di bawah ya." Zeva tersenyum.

Kami berdua membiarkan Icha untuk mandi dahulu dan kami berdua menuruni tangga untuk menuju meja makan.

"Yank, itu kasian banget Icha. Dia down gitu." Aku memulai pembicaraan lagi.

"Sama sih, aku juga jadi ngenes lihat dia begitu." Zeva menggelengkan kepala.

"Terus kita mesti gimana ya? Biar dia nggak sedih gitu?" Aku mulai berpikir.

"Jodohin dia." Zeva nyeletuk.

"Hah? Sama siapa?" Aku heran.

"Kan ada tuh beberapa yang L di kota ini. Jodohin aja." Zeva mulai tersenyum aneh.

"Ya siapa tapinya?" Aku jadi bingung.

"Sama Grify gimana?" Dia tersenyum mengembang.

"Grify? Aku nggak tau deh yang mana sih?"

"Kamu lupa ya? Tunggu deh." Zeva langsung mengeluarkan ponselnya dan seperti mencari sesuatu.

"Nyari apa sayang?" Aku ikut melihat ponselnya.

"Nah ini yang namanya Grify. Cantik dan manis kan?" Dia tersenyum senang.

"Oh yang itu. Aku baru ingat. Dia itu kan MC event kantor tahun lalu, ah iya dia kan seumuran sama Icha. Cocok tuh. Kamu ada kontak dia?" Aku ikut riang.

"Ada kok. Kan aku yang urus event tahun lalu. Untung ini anak jujur kalo dia L. Jadi bisa kita jodohin deh sama Icha." Zeva sembari mencari kontak yang dimaksud.

"Iya bener si yank. Hmm, kalau dia udah ada pacar gimana?" Aku jadi berpikir kembali.

"Masih jomblo dia. Bulan lalu aku lihat medsos dia lagi single. Jadi aku telepon aja nanti." Zeva menjelaskan.

"Beneran? Wah seru tuh kalau dia bisa sama Icha." Aku makin excited.

"Iya sayang." Zeva tersenyum.

"Kak." suara Icha menyentak kami yang asik mengobrol.

"Oh udah mandi dek. Sini duduk terus sarapan." Aku mempersilakan.

Don't Let GoWhere stories live. Discover now