BAB 21

20 3 0
                                    

Hari ini adalah tepat satu bulan hubungan aku dengan Grify. Tidak terasa memang walau terkadang kami terlibat konflik-konflik kecil. Kami menganggap itu merupakan bumbu-bumbu cinta.

Aku ingin memberi sesuatu kepada Ify untuk memperingati mensiversary kami.

"Dek, lagi mikir apa hayo?" kak Glo menepuk pundakku.

"Ah nggak kok kak hehe." Aku jadi gelagapan.

"Masa sih? Dari tadi ngelamun di teras aja kamu." kak Glo menyelidik.

"Hehe gitu ya kak." Aku masih tersenyum.

"Hmm, kamu ini. Ayo bilang sini sama aku." kak Glo ini tahu saja bahwa aku lagi bingung.

"Aku mau cerita nih kak." Aku tertawa kecil.

"Nah kan bener, ayo cerita." kak Glo tersenyum.

"Kak, hari ini tuh pas banget mensiversary aku sama Ify yang ke satu bulan. Aku bingung nih kak, mau kasih apa ya ke dia? Hmm, kalau kakak sama kak Zeva dulu ngapain satu bulanan?" Aku menyelidik.

"Wah, udah satu bulan aja kalian. Hmm, jadi kamu mau rayain mensiv ya? Kalau aku nggak ada kayak gitu sih. Kami si langsung anniversary aja. So, udah tiga kali perayaan deh. Waktu itu di tahun pertama Zeva ngasih aku jam tangan swaroski gitu. Nah kalau aku ngasih dia sepatu sport." kak Glo pipinya memerah.

"Oh, tahunan ya kak. Ya aku mau aja kak untuk bulan pertamaku ini. Jadi kakak berdua jam tangan sama sepatu ya. Hmm, kalau si Ify aku kasih apa ya? Masih bingung kak." Aku masih mikir-mikir.

"Dia orangnya kayak gimana emang?" kak Glo bertanya lagi.

"Dia sih orang yang santai dan suka bercanda kak jadinya nggak sensitif kayak aku hehe." Aku terkikik.

"Hmm, gitu. Menurutku sih dek, dia kan profesinya penyanyi dan pembawa acara kan. Jadi gimana kalau hadiahnya pakaian yang bagus, jam, sepatu or microphone pribadi? Pokoknya yang menunjang karirnya." kak Glo antusias.

"Ah iya juga yah kak. Hmm, menarik nih kalau kasih mic ya kak? Duh, itu kan mahal kak. Aku belum ada budget tapi aku nggak mau beli yang ecek-ecek." Aku masih bingung.

"Hmm, iya juga sih. Ya udah yang lain aja yang aku sebutin tadi." kak Glo masih semangat.

"Jam tangan aja kali ya. Hmm, itu aja ya kak?" Aku tersenyum.

"Boleh banget. Beli sekarang dong?" kak Glo sumringah.

"Iya kak, ayo kak temenin aku yuk. Bareng kak Zeva juga deh." Aku meminta ditemani dong.

"Ok dek, aku bilang Zeva dulu ya. Dia lagi di kamar tuh. Kamu siap-siap aja." kak Glo berlalu.

Aku langsung bersiap-siap di dalam kamarku.
Kulihat sudah pukul dua siang. Waktu yang cukup kalau hanya mencari jam tangan yang berkesan untuk Ify.

Akhirnya aku dan kak Gloria sampai di sebuah pusat perbelanjaan modern. Memang kak Zeva tidak ikut dengan kami. Namun ia mengizinkan kekasihnya untuk menamaniku.

"Sayang banget ya, kak Zeva nggak ikutan sama kita." Aku menyayangkan.

"Iya dek. Biarin dia istirahat, lagi pegel-pegel tuh badannya karena pulang malem terus belakangan. Kerjaan dia lebih berat dari kita."

"Iya kak, aku paham. Lagian kakak kok malah senyam-senyum ceweknya lagi mageran gitu."

"Habis dia lucu, minta dimanja-manja. Kayak anak kecil sih." Ia terkekeh.

"Haha sekali-kali kak. Namanya juga kurang enak badan." aku dan kak Glo tertawa.

Nah akhirnya ketemu juga nih tempatnya. Ini dia store jam yang bagus di kota ini. Ada di lantai dasar mall memang. Jadi tidak begitu jauh dari pintu masuk.

Don't Let GoWhere stories live. Discover now