BAB 10

61 5 0
                                    

"Kami pulang." Aku menengok dan ternyata mereka sudah sampai rumah.

"Hai Cha, ciye lagi emam. Galau itu butuh tenaga tau! Haha." kak Zeva menyapa.

"Bener tuh Cha. Nah, kalau makan kan nggak gampang sakit kamunya nanti kalau pingsan repot deh." tambah kak Glo.

"Puas kalian?" Aku ketus.

"Duh, sensi amat dek. Gimana teman kami? Ok kan?" kak Zeva tersenyum.

"Ya gitu deh." Aku masih lanjut makan sandwich buatanku ini.

"Gitu deh gimana? Suka?" kak Glo penasaran.

"Apaan sih kak? Orang baru ketemu juga." Aku tak menatap mereka dan menatap ponselku saja sambil makan.

"Tak kenal maka tak sayang. Maka dari itu kami kenalin kamu." kak Glo memberi  peribahasa.

"Iya kak. Udah ah aku mau ke kamar. Mau tidur." Aku ngeloyor.

Aku sudah selesai makan dan saatnya istirahat walaupun belum mengantuk karena masih jam delapan malam.

"Ok deh. Kita juga capek dek. Selamat tidur ya." mereka ikut istirahat.

Aku langsung rebahan di kamar dan menatap kosong seisi kamar. Bosan rasanya kalau hidup tanpa cinta. Sekian lama kurawat perasaan cinta namun akhirnya pupus juga.

"Ddrt, Ddrt." ponselku bergetar.

Aku lihat ada pesan di Whatsapp-ku dan ternyata itu nomor baru. Lalu aku perbesar foto profilnya. Maka terlihat seorang perempuan yang sedang bernyanyi di kafe.

Setelah aku perhatikan baik-baik ternyata ini adalah Ify. Ternyata dia mendapatkan nomorku. Pasti ini dari kak Glo atau kak Zeva.

Ify:
"Test."
"Met Malam Icha."

Icha:
"Malam. Ini siapa?"

Ify:
"Haha kamu ini, masa nggak ngenalin aku."

Icha:
"Nggak!"

Ify:
"Hehe, ini aku Ify."

Icha:
"Oh kamu, ada apa?"

Ify:
"Ya mau kontak aja. Save ya nomor aku."

Icha:
"Iya nanti aku simpen."

Ify:
"Jangan nanti dong, sekarang aja."

Icha:
"Iya ih bawel."

Ify:
"Hahaha, besok pulang kerja jalan yuk."

Icha:
"Nggak deh capek."

Ify:
"Bentar doang. Aku teraktir deh."

Icha:
"Nggak usah."

Ify:
"Please, Cha. Aku jemput kamu ya di kantor."

Icha:
"Nggak usah."

Ify:
"Ya udah kalau gitu."
"Selamat malam."
"See you, Cha."

Apa-apaan Ify ini, baru juga kenal sudah berani mengajak aku jalan. Aku jadi takut, kalau dia orang jahat bagaimana. Kalau aku diculik sama dia bagaimana.

Ya sudahlah, mungkin itu hanya pikiran aku saja. Lebih baik aku istirahat karena esok sudah kembali bekerja. Semoga tidak terjadi pikiran anehku itu.

>>><<<

Esok Hari

Hari ini aku menjalani rutinitas seperti biasa. Tidak terasa jam pulang kantor tiba, saatnya kami semua untuk pulang. Lalu aku langsung menuju ke meja kerja kak Glo dan kak Zeva.

"Glo sama Zeva sudah pulang."  Wayan langsung membuyarkan pikiranku. Dia teman kerja yang ada di divisi kak Glo.

"Oh iya Bli. Suksma."

Aku tidak menyangka bahwa mereka sudah pulang lebih dahulu tanpa mengajakku. Lalu aku ke parkiran mobil dan benar saja bahwa mobil mereka sudah tidak ada di parkiran. Jadilah aku mencegat taksi untuk pulang.

Setelah setengah jam menunggu akhirnya aku melihat taksi di ujung sana. Aku bersiap-siap menghampiri taksi itu. Sudah tidak sabar untuk mengocehi kak Glo dan kak Zeva.

"Tin-Tin-Tin!" Aku menengok ke arah mobil merah di sebelahku.

"Hai Cha!" tiba-tiba Ify ke luar dari mobil itu.

"Lho Kok ada kamu di sini?" Aku heran.

"Kan aku udah bilang. Mau ajak jalan dan jemput kamu." Ia tersenyum lebar.

"Oh jadi aku ditinggalin kak Glo dan kak Zeva itu karena kamu?" Aku memicingkan mataku.

"Ayo masuk. Ngobrol di mobil aja. Maaf ya, memang aku yang suruh mereka balik duluan. Biasa aja dong natapnya." Ify malah tertawa.

"Ok thanks ya." Aku masuk ke dalam mobilnya.

"Nggak usah sungkan. Santai aja lagi. Udah lama aku nggak main sama yang seumuran." Dia memang menyenangkan.

"Oh gitu. Selama ini gaulnya sama yang tua ya? Haha." Dia malah senyum.

"Haha ada benarnya juga. Aku sebagai entertainter ya harus bisa bergaul sama mereka yang lebih dewasa dan sukses biar dapet job yang kece hahaha." Dia cara bicaranya asik juga.

"Emang kamu sekali nerima job dapat bayaran berapa? Eh sorry ya hehe." Aku jadi canggung.

"Nggak apa. Hmm, tergantung acara sih, itu acara besar atau kecil. Terus berapa lama acara tersebut. Kalau event besar sekali job, untuk MC aja nih ya. Satu jam pertama satu juta. Nah, kalau nambah jam jadi di tiap jamnya dapat lima ratus ribu. Tinggal ditotal aja. Kalau misalnya job nyanyi di event besar satu lagu pertama lima ratus ribu. Kalau nambah lagu lagi, seterusnya kena tiga ratus ribu. Kalau event kecil separuh harganya deh pokoknya haha." Dia menjelaskan sambil tetap menyetir.

"Oh gitu. Lumayan juga ya bayaran kamu. Berarti kamu kece banget ya kalau lagi tampil? Terus selama ini pernah nge-job di event apa aja?" Aku mulai penasaran.

"Birthday, wedding, farewell, gathering dan macem-macem deh. Eh tapi kalau acara pribadi kamu, Glo atau Zeva. Aku si free aja nggak apa-apa haha." baik juga dia.

"Hahaha bisa jadi." Aku ikut tertawa.

"Suara kamu merdu nih. Ajarin nyanyi dong." Aku jadi semangat karena suaraku kan masih amburadul.

"Boleh nanti aku ajarin deh kapan-kapan." Dia melirikku sambil tersenyum. Wah kok aku jadi salah tingkah ya.

"Hehe ok, eh ngomong-ngomong kamu lebih cantik kalau natural gini Ify." refleks aku malah memujinya.

"Ah masa sih? Haha iya makasih ya.  Kan kata kamu kalau lagi nggak kerja disuruh dandan natural aja. Ya aku nurut saran kamu deh dan lebih enteng juga di wajahku." Dia tersenyum lebar.

Sepanjang perjalanan aku jadi kehabisan kata-kata. Ify tersenyum mengandung makna aku rasa. Lalu jantungku merasa berdebar dibuatnya.

BERSAMBUNG...

Salam Manis
Canimangel
Q (Kyu)
Minggu, 11 Februari 2024
17.35 WIB

Don't Let GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang