BAB 7

53 5 0
                                    

Perlahan aku membuka mataku. Aku melihat jam dinding sudah pukul sembilan malam. Astaga! Aku ketiduran. Aku lihat juga Icha masih tertidur.

Lalu aku cek ponsel milikku. Ternyata pesanku belum juga dibalas oleh Glo. Aku jadi khawatir tentang kemana perginya ia. Langsung saja aku turun untuk memastikan apakah Glo sudah sampai rumah.

Aku menuruni tangga dan menuju kamar kami. Kemudian aku terasa lega karena Glo sudah tidur. Kasihan dia nampak kelelahan.

"Glo, maaf ya sayang karena aku nggak nyambut kamu pulang. Aku ketiduran karena jagain Icha." Aku berbisik sembari mengelus rambutnya.

Aku lihat Glo begitu tenang dalam tidurnya. Ya sudah aku tidak ingin mengganggu lelapnya dan aku mendaratkan ciuman di dahinya sembari perlahan menyelimuti ia yang nampak meringkuk kedinginan.

Setelah itu aku merapikan barang-barang kerja Glo. Nampak Glo memang kecapekan sampai-sampai sembarangan seperti ini menaruh barang-barang kerja miliknya. Baiklah langsung aku rapikan saat itu juga.

"Prankk!" terdengar sesuatu yang pecah.

Suara keras itu terdengar dari kamar Icha. Astaga apa yang terjadi pada anak itu. Aku pun sedikit berlari menuju kamarnya.

"Icha? Kamu mau ngapain dek?" Aku menghampiri dia yang masih lemah di ranjang.

"Aku haus kakak." Dia meringis ingin bangun.

"Tunggu ya, aku ambilin. Kamu jangan bangun dulu pokoknya." Aku menuju dapur segera.

Aku ambilkan air putih yang ia minta dan aku juga ingin sekalian meminumkan obat padanya. Lalu aku kembali ke kamarnya. Icha perlahan duduk di kasurnya.

"Cha, Ini minum dulu. Sekalian obatnya ya." Aku memberikan obatnya. Dia memegang kepalanya, pasti masih pusing. Badannya juga masih panas.

"Iya kak, makasih ya. Maaf ngerepotin lagi." Dia sedikit tersenyum walau wajahnya pucat.

"Iya dek. Ya udah kamu tidur lagi ya. Aku mau beresin pecahan gelas ini dulu." Aku langsung menyapu bersih pecahan gelas kaca di lantai.

Aku melihat Icha langsung tertidur kembali. Kasihan juga ya kalau lagi sakit. Biasanya dia cerewet. Ya sudah aku kembali ke kamar dan ingin melanjutkan istirahat.

"Good night my princess." Aku mencium kening wanitaku ini dengan lembut.

Aku sayang sekali dengannya Tuhan.
Langsung saja aku tertidur di sampingnya dan mendekap dirinya dengan hangat. Semoga mimpi indah.

>>><<<

Gloria's POV

Hari ini aku sampai rumah agak telat sedikit. Kulihat sudah pukul lima lewat lima belas menit. Tapi suasana rumah sepi sekali seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Aku membuka pintu rumah dan memang nampak sepi. Padahal masih sore begini. Kemudian aku menuju kamarku.

"Ceklek!" Aku membuka pintu kamar.

Aku melihat Zeva telah tertidur. Tumben sekali ia tertidur jam segini, pasti karena kelelahan merawat Icha. Kemudian aku melihat tangannya menggenggam ponsel putihnya itu.

Lalu aku ambil ponsel miliknya itu dan dia ternyata melihat galeri foto ketika aku bersamanya di masa lalu. Memang Zeva ini manis sekali.

Baiklah, aku taruh ponselnya dan bergegas mandi agar lebih segar setelah kerja seharian. Aku biarkan pujaan hatiku ini tertidur.
Setelah aku selesai mandi dan rapi. Lalu aku menuju kamar Icha untuk mengetahui keadaannya hari ini karena besok sudah harus masuk kerja.

Don't Let GoWhere stories live. Discover now