BAB 20

31 3 0
                                    

Semangat! Pagi ini aku harus semangat. Aku mengoletkan tubuhku sembari mengucek mataku, mencoba mencari fokus. Aku tengak-tengok seisi kamar tapi sudah tidak ada Grify di sisiku.

Namun aku melihat secarik kertas yang berada di atas nakas. Aku heran lalu meraih kertas itu. Ternyata ada tulisan tangan dari kekasihku.

Dear Icha,

Sayang, pasti kamu udah bangun kan? Makanya bisa baca tulisanku ini hehehe

Selamat pagi my princess, maaf ya aku tadi pulang duluan. Aku mau bangunin kamu, tapi aku mana tega

Jadi aku itu ada job mendadak pagi ini, bukan mendadak dihubungi tapi karena aku mendadak lupa ni yank karena keasikan sama kamu sampai lupa cek schedule aku

Ya udah jangan lupa sarapan ya sayang,
Kamu semangat ya, mmuuaacchh

From your lovely,
Grify Ananda

Ternyata ia pergi dan tidak tega untuk membangunkan aku. Untung saja lupanya itu tidak berlanjut, kalau sampai terjadi bisa bahaya. Baiklah aku langsung mandi saja supaya badanku berubah segar dan kutengok masih pukul setengah tujuh pagi.

Setelah aku rapi-rapi. Aku ingin sarapan bareng dengan kak Glo dan kak Zeva. Mereka sudah berada di meja makan rupanya.

"Pagi kakak-kakak." Aku tersenyum.

"Pagi dek." kak Glo menjawab sembari makan selembar roti.

"Iya dek, pagi juga." kak Zeva sembari minum susu.

"Kamu sarapan gih. Bikin sendiri ya. Bisa kan? Soalnya aku masih capek jadi nggak masak." kak Glo tersenyum.

"Iya kak, paham. Oh iya, kalian belum cerita nih tentang mudiknya." Aku sembari mengoles selai nanas pada selembar rotiku.

"Payah dek." kak Zeva singkat.

"Maksud kakak payah?" Aku heran.

"Aku diusir bapakku." kak Zeva wajahnya begitu masam.

"Ah yampun kak. Sabar ya kakak." Aku langsung menaruh rotiku karena jadi tidak enak makan.

"Iya dek. Nggak apa-apa kok. Aku memang udah siap nerima resiko terburuk." kak Zeva tersenyum sedikit.

"Terus kalau ibu kakak gimana?" Aku termangu melihatnya.

"Kalau ibu aku sih setuju dek walau berat hati." kak Zeva tak sedikit pun melihat aku.

"Kak sabar ya. Semoga keadaannya bisa membaik. Aku cuma bisa doain buat kalian kak." Aku tersenyum pada mereka.

"Iya dek makasih ya. Hmm, jangan dibahas lagi kalau gitu." kak Zeva balik senyum.

"Tara!" tiba-tiba kak Glo mengeluarkan sesuatu.

"Apa itu kak?" Aku bingung.

"Ini pegang. Kado buat kamu." kak Glo memberi aku kotak kado berwarna biru ukuran sedang.

"Wih, kado apa ni? Jadi ngerepotin." Aku sambil mengocok-ngocok kado tersebut.

"Hehe buka aja. Mudah-mudahan kamu suka ya Cha. Itu dari kami." kak Glo dan kak Zeva kompak melihat aku.

"OK, aku buka ya kak." Aku membuka perlahan kado itu.

"Nah, gimana dek? Bagus nggak?" kak Zeva bertanya.

"Widih keren kak. Suka banget, unik ini." Aku mendapat kado berupa jam waker unik karena bermaterial kayu.

"Iya dong. Pilihan kami kan ok ya yank?" kak Glo mencolek kak Zeva.

"Hehe makasih banyak kakak-kakak kesayangan aku. Makin sayang kalian." Aku memeluk mereka berdua.

"Ciye sayangnya kalau dikasih kado aja ni?" kak Glo mencubit pipiku.

"Hehe ya nggak gitu juga kakak. Sayang kalian selalu deh." Aku mengotak-atik jam tersebut.

"Syukurlah, kalau kamu suka. Gih taro kamar dulu. Nanti lagi otak-atiknya. Kita siap-siap berangkat kerja." kak Zeva berdiri dan hendak ke garasi.

"Oh iya Ify tadi pulang duluan ya dek. Ada kerjaan katanya." kak Glo memberi tahu.

"Iya kak. Aku udah tau kok. Makasih ya kak." Aku bergegas ke kamar dan menaruh hadiah dari kakak-kakak aku ini.

Seperti biasa hari ini melewati rutinitas kantor berjam-jam. Dari pagi ketemu sore bahkan terkadang pulang malam. Akhirnya kami bisa rebahan lagi di rumah.

Aku langsung merebahkan tubuhku yang sudah kepayahan ini di kamar. Bermanja dengan kasur lembutku dan kawan-kawannya. Rasanya ingin terlelap saja.

"Tring!" kudengar ada pesan yang masuk.

Aku mengambil ponselku. Ternyata Ify yang WA. Saking sibuknya aku, seharian pegang HP hanya melihat dari notifikasi saja.

Ify:
"Hai peyang."
"Muachhh."

Icha:
"Oy! Nyosor aja kamu Fy!"
"Duh masa aku peyang."
"Payah ah nggak romantis!"

Ify:
"Duh, gitu aja ngembek."
"Udah pulang?"

Icha:
"Emangnya aku kambing?"
"Udah ni barusan."

Ify:
"Hahaha maksud aku ngambek, canda."
"Wah, jam segini baru sampai rumah."
"Kacian ayank aku."
"Udah emam beyum?"

Icha:
"Udah tadi di kantor dapet makan malem juga kok. Tenang aja."
"Kamu gimana kerjaannya sayang?"

Ify:
"Lancar jaya sayang."
"Nih lagi break sebentar."
"Tinggal satu jam lagi acara weddingnya nih."

Icha:
"Ok sip kalau gitu."
"Kamu pastinya udah makan dong?"

Ify:
"Pastinya sayang. Banyak prasmanan di sini."
"Aku mau lanjut dulu ya."
"Selamat istirahat sayang, jangan lupa mandi."
"Bye my princess! Love you."

Icha:
"Bye Ify peyang."
"Selamat bekerja kembali."
"Nanti hati-hati pulangnya."
"Love you too honey."

Berkirim pesan walau sebentar dapat mengobati rasa lelah bekerja dan rindu yang membuncah. Jujur aku semakin sayang padanya. Sungguh perasaan yang luar biasa membahagiakan bagiku.

BERSAMBUNG...

Salam Manis
Canimangel
Q (Kyu)
Selasa, 13 Februari 2024
22.10 WIB

Don't Let GoWhere stories live. Discover now