27. Deadly Blade [16.02.24]

585 93 19
                                    

Apa yang sebenarnya Jake pikirkan tentang Jungwon?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Apa yang sebenarnya Jake pikirkan tentang Jungwon?

Jake sendiri awalnya terheran, bagaimana bisa orang seperti Jungwon hanya menghabiskan di depan laptop untuk bermain game? Padahal dilihat dari segi mana pun, Jungwon terlihat cocok bergabung ke dalam circle pertemanan yang suka menghabiskan waktu di luar ruangan. Nongkrong di kafe atau mengunjungi destinasi wisata misalnya, kemudian updet sosial media di instagram dengan tag pertemanannya selusin.

Itulah yang dipikirkan Jake ketika awal bertemu dengan Jungwon. Kenyataannya lain, Jungwon sebenarnya bukanlah orang yang menyukai hubungan pertemanan luas dan mengikat. Dirinya terlihat beberapa kali ditarik masuk ke dalam circle pertemanan heboh di kampus namun dia acuhkan dan buru-buru pulang.

Jake yang awalnya berpikir tidak akan bisa akrab dengan orang seperti itu malah menjadi sangat dekat. Bahkan range pertemanan Jake yang sebelumnya luas kini menjadi hanya tinggal dirinya dan Jungwon.

Satu hal yang menyatukan mereka berdua sampai sedekat ini dan merasa saling memiliki; game dan kerasnya hidup.

"Ayahku sudah mengirim uang."

"Berapa?"

"Lumayan untuk membayar sewa flat tiga bulan ke depan dan untuk membayar pendaftaran sidang skripsi."

"Bagus."

Jake merasa tidak ada bagusnya sama sekali seperti apa yang barusan dikatakan Jungwon. Pada bukti transfer uang itu terdapat sederet kalimat catatan yang lebih ke sebuah peringatan yang ditujukan kepada Jake dari sang ayah.

"Jangan telfon! Kirim pesan saja ke email!"

Dua tanda seru besar penuh penegasan. Jake tau jika ayahnya takut ketahuan memiliki anak dari simpanan di belahan bumi yang lain. Takut keluarga utamanya yang hidup di dalam kenyataannya mengetahui hal hina seperti lahirnya Jake ke dunia ini.

"Jika ingin hemat kita bisa berbagi uang sewa." Jungwon berucap tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop Jake yang menyala. Dia sedang mengoreksi draft skripsi Jake agar tidak meninggalkan kesalahan sehingga mendapat acc besok dari dosen.

Jake penasaran mengapa Jungwon seberusaha ini demi dirinya. Teman yang membantu menyelesaikan skripsi adalah dia yang memiliki level ketulusan tertinggi dalam pertemanan.

"Jungwon, kau bisa pergi sendiri."

Jake tau bahwa temannya itu mendapat tawaran pembukaan karir yang menggiurkan dari seseorang bernama Jay. Jungwon telah menyelesaikan yudisiumnya dan seharusnya dia sudah bisa pergi sekarang juga. Tapi pemuda berwajah dingin itu menambahkan Jake ke dalam pengisi slot grup magangnya. Padahal progres skripsi Jake sangat lamban yang kiranya bisa menghambat perjalanan Jungwon.

"Aku ingin kau ikut." Nada bicara datar itu datang lagi menyapa pendengaran Jake. Setelah mengenalnya, Jake mulai berpikir bahwa Jungwon adalah orang yang dingin. Itulah karakter aslinya, sudah dari dasarnya. Pantas saja orang itu tidak menyukai luasnya pertemanan karena malas berbasa-basi dan katanya tegang otot-otot di wajahnya saat dia berpura-pura tersenyum.

MONTAGE - NIKWONWhere stories live. Discover now