32. Rogue Meteor [02.05.24]

332 63 20
                                    

Lain dari Jay, Heeseung tidak menganggap hobi Jungwon sepele. Bagi pria pemilik restoran makanan Jepang itu, bermain game maupun mengoleksi kartu bukanlah hal yang dipandangnya remeh. Tidak seperti Jay yang menilai bahwa bermain game itu buruk, tidak cocok dengan kasta tingginya yang dikelilingi orang bermain uang sambil menyombongkan diri masing-masing.

Jungwon merasa segala sesuatu pada diri Heeseung mengerti dirinya. Tidak menyepelekan hal yang disebanginya. Pembawaan Heeseung tenang, tidak pernah marah maupun meninggikan nada saat berbicara, menghargai setiap hal yang Jungwon perjuangkan. Sangat lain sekali dengan sosok setan Jay.

Atas semua kelebihan itu, Jungwon sampai di titik bersedia dinikahinya. Berhubung hidupnya sudah diambang kehancuran, sekali lagi keberuntungan itu datang menyelamatkannya.

"Jika aku niati, pasti bisa memainkannya. Game ini bisa dipelajari. Tapi aku terlalu lelah sepulang kerja untuk memainkannya denganmu, Jungwon. Maaf ya.. mungkin kau bisa memainkannya dengan temanmu."

"Eh? Tidak masalah?"

"Masalahnya di sini aku tidak bisa menemanimu bermain." Wajah Heeseung nampak sekali menyesal. "Aku pasti akan menjadi beban. Aku ingin kau lebih menikmati gamenya."

Niat Jungwon membatasi interaksinya dengan teman-teman sepermainan gamenya adalah untuk menghargai Heeseung. Tapi sepertinya hal seperti itu tidak membuatnya cemburu. Jungwon hanya tidak ingin hubungannya kali ini berantakan, jadi sebisa mungkin ia melibatkan Heeseung.

"Aku ingin sekali menemanimu bermain. Tapi-"

"Aku paham, Hee. Tidak apa-apa."

Orang sebaik Heeseung dibandingkan dengan Jay, bagaikan surga dan neraka. Jungwon sering melakukan itu, membandingkan mereka. Terlalu lama dalam hubungan tidak sehat bersama Jay menyimpan segudang emosi mendalam yang kini coba Jungwon alirkan.

"Aku dengar sebentar lagi ada diskon summer sale steam. Ada game yang ingin kau beli, sayang?"

Jungwon dulu tidak menyangka jika Heeseung akan mencintainya sampai di titik membelikan game. Mencari tahu genre game kesukaannya, platform dimana memainkannya dan membelinya, mengingat pula event tertentu yang Jungwon tunggu. Pria ini sungguh mendekati kata sempurna.

"Jangan habiskan uangmu demi itu." tegur Jungwon yang merasa tidak enak atas semua kebaikan suaminya.

Tapi Heeseung menggeleng. "Aku tidak akan menyayangkan uang sebanyak apa pun untuk menyenangkanmu. Katakan saja nanti, aku pergi bekerja dulu."

Ciuman singkat mengakhiri percakapan mereka pagi ini.

.

⋘ ──── ∗ ⋅◈⋅ ∗ ──── ⋙

.

"Jika dia tidak keberatan, ya sudah kita terus bermain saja."

Usulan Jake tidak salah, malah Jungwon yang merasa terdapat sesuatu yang salah di sini.

"Tidakkah itu aneh? Dia bahkan membiarkanku jalan denganmu."

Pesanan minuman mereka datang. Mereka berdua sedang berada di kedai minuman dekat event sebuah game diadakan. Acara yang biasa mereka berdua datangi bahkan tidak menyangka masih dapat mereka hadiri sampai sekarang setelah salah satu dari mereka menikah.

Jungwon merasa tidak ada bedanya seperti tahun lalu. Hidupnya tidak berubah kecuali ketentraman persoalan finansial. Sisanya rasanya ia masih seperti lajang. Tidak ada batasan apa pun yang diberikan Heeseung setelah mereka menjadi pasangan.

Jungwon yakin, jika suaminya itu Jay mana bisa dia menghabiskan waktu dengan Jake seperti ini.

"Mungkin Heeseung tipe orang yang tidak cemburuan." ucap Jake agaknya ragu. Jika di posisi Heeseung mempunyai pasangan sesempurna Jungwon, mana sudi ia biarkan pasangannya itu jalan dengan orang lain. Meski dia tidak akan mengekangnya separah Jay, paling tidak Jake akan memilah siapa saja yang ia perbolehkan bermain dengan Jungwon. Teman dekat tidak termasuk mengingat mereka memiliki riwayat berbagi ranjang.

MONTAGE - NIKWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang