Ch.30 Abuya Yang Nakal Dan Manis

8.8K 276 23
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.30

Tangan Abuya melingkar diperutku, aku terbangun dari tidurku yang lelap karena kelelahan diterpa hujaman kenikmatan dari genjotan penis Abuya, aku mengusap tangan berbulu halus milik Abuya yang lebat, lubang pantatku terasa kosong, penis Abuya telah mengkerut dan lepas dari lubang pantatku, dalam posisi tidur saja penis Abuya begitu besar dan tebal, bagian bawah pantatku terasa sedikit basah dan lembab, pejuh Abuya mengalir ketika penis nya terlepas saat kami tertidur dan pejuh nya hampir mengering, masih terasa didalam pantatku sisa pejuh Abuya, aku melihat ke arah jam dinding dikamar Abuya, sudah pukul delapan malam, kami tertidur hanya beberapa jam saja sejak sore tadi, aku bangun dari tidurku dan duduk, tangan Abuya yang tadi terlepas tiba tiba kembali menarik badanku membuatku kembali tertidur, ia memelukku erat, merapatkan badannya dengan punggungku, penisnya menggesek pantatku lagi.

“Mau kemana hmm?.” Tanya Abuya.

“Sudah mulai malam Abuya, lebih baik kita membersihkan diri.” 

“Jam berapa ini?.” Tanya Abuya masih sambil menutup mata.

“Pukul delapan malam Abuya.” 

Abuya membuka mata lalu menciumku dalam, tangan Abuya yang memelukku erat berpindah mengusap puting sensitifku yang masih memerah dan panas setelah permainan kami tadi sore, jari Abuya mengusap dan menyentil pelan putingku, menariknya perlahan hingga beberapa centi, membuatku menggelinjang dalam ciuman kami, aku melepaskan ciuman Abuya dan mendesah tepat didepan mulut Abuya.

“Geli hmm?.” Tanya Abuya.

“Haaah, erghhh enghh.” Hanya itu yang keluar dari mulutku, Abuya mengeraskan cubitannya di putingku kemudian menarik putingku ke depan lebih jauh, aku bergerak lebih brutal, kakiku menggelinjang hebat, badanku bergetar, mataku memutar menahan rasa nikmat, geli, dan sakit yang bercampur menjadi satu, Abuya melepaskan putingku lalu menamparnya pelan, mataku menatap wajah Abuya, terdapat kesan puas dan nakal disenyuman Abuya, seperti ia merasa begitu hebat dapat mempermainkan tubuhku sedemikian rupa membuatku tak berdaya.

“Lagi?.” Tanya Abuya, aku mengangguk pelan sambil mengecup pipi Abuya.

Abuya mencubit putingku yang satunya lagi, kembali dengan tingkat cubitan yang pelan perlahan, kemudian meningkat menjadi cubitan yang keras ditambah tarikan kedepan sambil jarinya membuat gerakan memutar, lagi lagi aku mengejang dan menggelinjang, Abuya mencium bibirku lagi, lalu melepaskan cubitan di putingku dan menamparnya lagi, nafasku tak beraturan dan terengah engah, sedangkan Abuya, dia hanya tertawa pelan.

“Sensitif sekali putingmu ini.” 

Abuya melepas pelukannya ditubuhku lalu duduk dikasur, ia membangunkan badanku dan membawaku duduk dipangkuanya, Abuya mengangkat lagi tubuhku, menyuruhku agar tidak duduk dipangkuannya melainkan bertumpu pada lututku, jadi posisi kami saling berhadapan dipangkuan Abuya, membuatku setengah berdiri dan sedikit lebih tinggi dari Abuya, kening kami kembali saling bersentuhan.

“Saya haus Brahim.” Ujar Abuya.

“Mau saya ambilkan minun dulu Abuya?.” Tanyaku, ia menggeleng pelan.

“Tidak usah mengambil ke dapur, minum yang ada saja disini.” 

“Minum apa Abuya?, Air putih?, Tidak ada air disini.” Jawabku.

“Minum susu saja Brahim.” 

“Susu?, Air putih saja tidak ada, apalagi susu Abuya.” 

“Siapa bilang tidak ada? Ini didepan ku ada.” Jawab Abuya sambil kedua tanganya mengusap dadaku, lalu meremas area dada dan putingku pelan.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang