Ch.47 Sedikit Lupa

3.5K 208 16
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.47

THIRD P.O.V

Matahari pagi belum muncul, udara masih dingin sekali, mata Ibrahim perlahan membuka, blur dan tidak jelas, ia mengedipkan matanya beberapa kali, rasa pusing langsung menghinggapi kepalanya, matanya seketika memejam kembali, wajahnya meringis menahan rasa pusing dan sakit dikepalanya, beberapa saat kemudian rasa pusing dan sakit dikepalanya sudah sedikit berkurang, kembali Ibrahim membuka matanya, melihat ke area sekitar, bertanya dalam hati, dimana dia berada sekarang, wangi ruangan ini begitu khas, seperti wangi yang clean, ia menatap ke arah jam dinding, pukul empat, dia tidak tahu apakah ini empat pagi atau empat sore, Ibrahim mengalihkan pandanganya ke arah kanan, disebrang sana ada seseorang sedang tidur sambil duduk, seseorang yang ia kenal, Abuya, Abuya sedang tidur sambil duduk, badanya bersandar pada kursi, kepalanya sedikit menunduk, Ibrahim memegang tangan Abuya, mengusapnya pelan.

“A-abuya.” Panggil Ibrahim pelan, Abuya bergerak sedikit, menegakan kepalanya kemudian membuka matanya perlahan, menatap Ibrahim, melihay Ibrahim yang sadar, Abuya dengan cepat bangun dan menekan tombol page dokter atau perawat, tidak lama kemudian dokter Adnan datang, ia memeriksa keadaan Ibrahim sebentar kemudian memberitahu keadaan Ibrahim baik baik saja, Abuya berterimakasih kemudian dokter Adnan izin kembali keruangannya.

“Kenapa kita ada disini Abuya?.” Tanya Ibrahim.

“Kamu tidak ingat?.” 

“Ingat apa Abuya?.” 

“Kamu tidak ingat kejadian terakhir yang membuatmu berada disini?.” Tanya Abuya kembali, Ibrahim memejamkan mata berusaha mengingat semua yang terjadi, yang ia ingat hanyalah dia dan Emir pergi berangkat untuk hangout di mall, Ibrahim menatap Abuya kemudian menggelengkan kepalanya.

“Saya haus Abuya.” Ucap Ibrahim, Abuya mengangguk kemudian mengambil sebotol air mineral, membuka plastik sedotan dan menyodorkan ujung sedotan itu ke bibir Ibrahim, Ibrahim minum dengan sangat banyak, hampir setengah botol.

“Apa yang terasa Brahim?, Pusing?.” Tanya Abuya, Ibrahim mengangguk.

“Badan saya sakit semua Abuya.” Lanjut Ibrahim, sekelebat bayangan melintas di kepalanya, bayangan dimana ia melihat Emir berteriak kepadanya, bayangan saat dua orang pria memegangi tangannya, dan sebuah rasa sakit yang ia rasakan dibelakang kepala, bayangan ketika ia dipukuli oleh dua orang pria sebelum bayangan Emir yang berlari ke arahnya sebelum semua pandangannya menggelap, Ibrahim sekarang ingat.

“TUAN EMIR!!! DIMANA TUAN EMIR ABUYA?!.” Teriak Ibrahim kepada Abuya, Abuya menenangkan Ibrahim sambil meyakinkanya bahwa dia baik baik saja, Abuya kemudian menunjuk ke ranjang di sebelah Ibrahim, disana ada Emir yang sedang lelap tertidur, baru Ibrahim bisa tenang, ia berhenti berteriak kemudian kembali bernafas normal.

“Masih sangat pagi Brahim, beristirahatlah kembali.” Ucap Abuya.

“Mengapa mereka begitu beringas Abuya? Saya tidak melakukan apapun, saya hanya sedang berbelanja, bahkan kami tidak saling kenal.” Ucao Ibrahim sedih.

“Mereka melakuan tugas mereka saja Brahim, hanya saja, mereka melakukannya terlalu berlebihan.” Jawab Abuya.

“Apa tuan Emir baik baik saja?.” 

“Hanya memar sedikit, selebihnya dia baik baik saja.” 

“Abuya.” Ucap Ibrahim pelan.

“Hmmm?, Kenapa?.” Tanya Abuya.

“Maafkan saya, anda menjadi repot karena saya.” 

“Tidak Brahim, maafkan saya seharusnya, saya tidak bisa menjaga kamu dengan baik, seharusnya saya melarang kamu dan Emir pergi sore kemarin, jika saya bisa mencegah kalian berangkat, mungkin hal ini tidak aka terjadi.” 

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang