Ch.49 Bimbang

3.4K 192 28
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.49

THIRD P.O.V

Pagi hari sekitar pukul enam, ketukan kembali terdengar di pintu kamar Ibrahim, Ibrahim yang sedang lelap beristirahat perlahan membuka matanya, menatap ke arah langit langit yang mengabur, is mengedipkan matanya beberapa kali, kembali ketukan itu terdengar, Ibrahim hendak beranjak dari tidurnya dengan cepat, alih alih bisa, ia malah merasakan rasa sakit dan nyeri yang luar biasa disekujut tubuhnya, wajahnya meringis menahan sakit, bibirnya mendesis merasakan nyeri, dia diam perlahan diatas kasur hingga rasa sakit dan nyeri dibadannya mereda, ketukan itu kembali terdengar, akhirnya Ibrahim dengan pelan pelan turun dari kasur membuka pintu kamarnya, nampak sebuah wajah dengan senyuman yang canggung.

“Tuan Emir?.” Tanya Ibrahim.

“Brahim, maaf mengganggu istirahatmu, boleh saya masuk?.” Ibrahim mengangguk lalu mempersilahkan Emir masuk, setelah itu Emir kembali menuntun Ibrahim agar ia kembali tiduran dikasurnya.

“Maaf sekali saya harus mengganggu istirahatmu Brahim.” 

“Ahh, benar sekali tuan, badan saya begitu sakit ketika bangun dari kasur.” Ucap Ibrahim, kembali Emir meringis canggung.

“Shit, seharusnya saya melakukan ini dengan cara yang lebih proper, bukan dengan mengganggu istirahatmu.” 

“Ada apa?.” 

“Saya ingin menyampaikan permintaan maaf Brahim, saya benar benar menyesal, meninggalkan mu di market itu adalah suatu kesalahan besar, kesalahan yang membuatmu menjadi terluka seperti ini, sejak terakhir kita bertemu, aku belum menyampaikan permintaan maafku dengan benar.” Ibrahim menatap mata Emir kemudian menggenggam telapak tangan Emir dan mengusapnya.

“Tuan, ini bukanla salah anda, musibah yang terjadi tidak ada yang tahu, lagi pula ada atau tidaknya anda bersama saya ketika mereka datang, tidak akan mengubah semuanya, mereka akan tetap memukuli saya.” Jawab Ibrahim.

“Saya seharusnya tidak usah kembali untuk mengambil ponsel saya dimobil.” 

“Saya yang seharusnya tidak meminta anda untuk pergi ke streetfood, harusnya kita hangout di mall saja, maafkan saya telah membuat kalian repot.” Ujar Ibrahim, Emir menggenggam tangan Ibrahim sambil mengusapnya.

“Kita sama sama meminta maaf, dan saya sudah memaafkan mu Brahim, sekarang giliranmu, apa kamu memaafkan saya Brahim?.” Ibrahim menatap Emir kemudian mengangguk sambil tersenyum, Emir membalas senyum Brahim kemudian mengecup kening Ibrahim.

“Mau kemana sudah rapi?.” Tanya Ibrahim.

“Sudah harus mulai kerja lagi.” 

“Memangnya sudah sembuh?.” 

“Hanya luka kecil diwajah, tidak mengganggu performa bekerja saya, malah menambah saya semakin terlihat sexy.” Jawab Emir sambir berpose, Ibrahim tertawa pelan sambil menepuk tangan Emir.

“Sudah clear ya tuan, tidak usah merasa bersalah atas apa yang menimpa saya, bukan salah anda.” Ucap Ibrahim, Emir hanya menatap Ibrahim.

“Sudah sana tuan, segera lah sarapan, nanti kesiangan.” Usir Ibrahim kepada Emir, Emir kembali terkekeh kemudian mengangguk dan berjalan keluar dari kamar Ibrahim.

Pukul delapan pagi Abuya keluar dari kamarnya, sudah bersih dan wangi, dia masih belum masuk kerja, masih cuti satu atau dua hari lagi, dia yang meminta sendiri agar bisa menjaga Ibrahim dirumah, Abuya berjalan ke dapur, membuat segelas teh hangat untuknya, juga sepotong cake yang ada di lemari es, ia mengisi perutnya dengan itu, menyelesaikan makanya lalu memanggil Amihan.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang