Ch.59 Sepi Yang Mulai Terasa

3.1K 204 32
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.59

THIRD P.O.V

“Mau pakai thob Abuya?.” Tanya Ibrahim sambil mengambil dan menyiapkan pakaian Abuya, Abuya duduk didekat jendela kamar hotel sambil meminum sisa teh nya yang sudah hangat hangat menuju dingin, bertelanjang dada dengan handuk melingkar dipinggangnya, dijarinya terselip sebatang rokok yang mengepul.

“Tidak usah, di koper saya ada celana bahan dan kemeja polos yang warna biru muda, pakai itu saja Brahim, agar tidak terlalu formal.” Ucap Abuya, Ibrahim mengangguk kemudian menyimpan kembali thob baru Abuya.

Waktu menunjukan pukul sembilan pagi, Ibrahim sudah memakai pakaian yang tadi ia kenakan, ia menyerahkan pakaian ganti Abuya lalu Ibrahim mengganti bajunya sendiri, Abuya menatap Ibrahim yang sedang membelakanginya, membuka baju dan memperlihatkan punggung mulusnya, Abuya menatap punggung Ibrahim sambil tersenyum kemudian berjalan menuju ke arah Ibrahim, meneluk Ibrahim tepat didepan sebuah cermin besar yang menempel pada lemari, Ibrahim kaget kemudian tersenyum memandang refleksi Abuya yang memeluknya dicermin.

“Lembut sekali kulitmu.” Ucap Abuya sambil menciumi bahu Ibrahim.

“Pandai sekali merayu, belum puas kah anda menyiksa saya tadi?.” Tanya Ibrahim, Abuya mendengus pelan kemudian terkekeh.

“Tidak akan ada yang puas dengan dirimu Brahim, yang berkata seperti itu hanyalah orang yang belum mencobanya saja.” Jawab Abuya.

“Haruskah semua orang mencoba saya Abuya?.” 

“Kasihan sekali mereka, dirimu hanyalah milik saya Brahim, dan hanya saya yang boleh mencobanya, berulangkali mencobanya.” Ucap Abuya, Ibrahim mengusap lembut tangan Abuya yang melingkar di pinggangnya.

“Sudah, cepat kenakan pakaian anda Abuya, nanti masuk angin.” Ucap Ibrahim, Abuya mengecup pipi Ibrahim kemudian melepaskan pelukanya.

Abuya dan Ibrahim selesai berganti pakaian, ketukan terdengan dipintu kamar hotel mereka, Abuya berjalan dan membuka pintu.

“Emir?.” 

“Baba, kalian pulang hari ini?.” Tanya Emir, Abuya mengangguk.

“Kakak mu akan kembali pulang hari ini, akan lebih baik jika Baba juga pulang hari ini.” 

“Salma mengajak saya untuk pulang kerumahnya, dia ingin saya menginap disana.” Ucap Emir.

“Itu permintaan istrimu, sebaiknya dituruti saja.” Ujar Abuya, Emir mengangguk.

“Tentu saja Baba, makanya ini saya mau pamit dulu, kami akan pulang duluan.” 

“Sekarang juga?.” Emir mengangguk.

“Baba, maaf kami tidak memberitahu lebih awal, saya benar benar sedang rindu rumah, jadi kami mau langsung pulang saja.” Salma berjalan dari arah lorong ke arah Abuya, meminta izin juga, Abuya mengangguk.

“Tidak apa apa nak, pulang saja dulu, kalian masih cuti ini kan?.” Salma dan Emir mengangguk.

Pintu lift terbuka, terlihat tuan Yusuf dan nyonya Sabiya disana, berjalan juga ke arah Abuya yang berada didepan pintu kamar.

“Tuan Hussein, kami minta maaf, harus izin dengan tidak proper seperti ini, harusnya ada kumpulan bersama dulu, tapi Salma merengek meminta untuk pulang lebih awal.” Ucap tuan Yusuf.

“Tak apa tuan Yusuf, nanti setelah kita istirahat, kita jadwalkan lagi untuk kumpulan bersama, sekarang akan lebih baik jika kita beristirahat dulu.” Ucap Abuya, mereka semua mengangguk setuju, satu persatu bergantian memeluk Abuya kecuali nyonya Sabiya, dia hanya menjabat tangan Abuya saja, kemudian mereka berempat turun meninggalkan Abuya.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang