Ch.55 Perkenalan Yang Mengagetkan

3K 211 29
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.55

THIRD P.O.V 

Ketiga anak Abuya semua nya sedang berada dirumah sekarang, Amihan dan Nala semakin sibuk menyiapkan makan siang untuk mereka, Abuya sedang memainkan ponselnya diruang tengah, sedangkan Emir sedang mandi dikamarnya, Asad dan Maryam belum keluar dari kamar mereka masing masing sejak kedatangan mereka tadi pagi, mungkin karena lelah diperjalanan membuat mereka tertidur dan beristirahat lebih lama.

“Nala!.” Panggil Abuya, Nala yang sedang memindahkan makanan dari wajan ke piring reflek menyuruh Amihan menggantikan tugasnya dan berjalan ke arah Abuya.

“Abuya?.” Tanya Nala.

“Sudah siap makan siangnya ?.” Tanya Abuya, Nala mengangguk.

“Tinggal kami susun di meja makan Abuya.” 

“Bagus, tolong bangunkan Maryam ya.” Ucap Abuya, Nala mengangguk dan berjalan naik ke tangga untuk membangunkan Maryam.

“Brahim!.” Panggil Abuya, setrikaan yang sedang Ibrahim gunakan ia simpan kemudian cabut kabel yang tersambung lalu berjalan menghampiri Abuya.

“Abuya?.” Tanya Ibrahim.

“Bangunkan Asas, bilang kalau makan siang sudah siap, segeralah makan, mereka, Maryam dan Asad belum makan apapun sejak mereka datang.” Ucap Abuya, Ibrahim mengangguk kemudian berjalan menuju kamar Asad.

Ia mengetuk pintu kamar Asad, tidak ada jawaban, sama seperti ketika hendak membangunkan Abuya dan Emir, jika pintu kamar mereka diketuk tidak ada respon, maka Ibrahim berinisiatif membuka pintu kamar tanpa izin, ia berfikiran bahwa Asad akan mengizinkannya, sama seperti Abuya dan Emir.

Terlihat kamar Asad yang dominan warna gading, tata letak dan interior kamar Asad sangat lah clean, tidak semeriah dan semegah kamar Abuya, atau seabsurd kamar Emir, seperti mencerminkan orang yang neat dalam kehidupan.

Ibrahim mendekat ke arah Asas yang tertidur, telungkup dengan wajah terbenam dibantal, kakinya menggantung ke luar kasur, tampaknya lelah, Ibrahim memanggil Asad pelan.

“Tuan, Tuan Asad!.” Panggil Ibrahim, diam, hening tidak ada sautan atau gerakan.

“Tuan!!, Tuan Asad!, Bangun tuan!.” Panggil Ibrahim kembali, tetap hening tidak ada jawaban, bahkan badan Asad tidak bergerak sama sekali, Ibrahim bergerak semakin mendekat, mengulurkan tangannya untuk menyentuh punggung Asad, telapak tangannya merasakan tekstur punggung Asad, keras dan lebar, bidang juga, bahkan dari balik hoodie tebal yang dipakai Asad, Ibrahim masih bisa merasakan kencang dan kerasnya punggung Asad, Ibrahim mengguncangkan punggung Asad pelan, sambil kembali memanggilnya, menyuruhnya untuk bangun.

Ada sedikit pergerakan dari badan Asad, kembali Ibrahim menggoyangkan badan Asad, mata Asad membuka perlahan, terlihat diujung mata Asad seorang pria sedang berada dikamarnya, reflek Asad sadar lalu menepis tangan Ibrahim keras hingga tangan Ibrahim terbentur pada meja disamping ranjang, Takkkk!, Suara benturan tangan Ibrahim dengan meja, Ibrahim mengaduh kesakitan sambil memeluk tangannya, Asad bagun dari tidurnya lalu mencekik leher Ibrahim keras sambil mendorongnya ke tembok, wajah Ibrahim kaget dan matanya mebelalak.

“Siapa kau?, Sedang apa dikamarku?.” Tanya Asad, Ibrahim ingin sekali menjelaskan, namun naas tenggorokannya tercekat, untuk bernafas saja ia kesulitan, apalagi untuk berbicara, cekikan di leher Ibrahim terasa semakin kencang, padahal Asad hanya menggunakan satu tangan, telinga Ibrahim berdengung, matanya sudah sedikit buram, hingga kemudian pintu kamar Asad terbuka kasar, Abuya, ia mendorong Asad keras, membuat cekikan di leher Ibrahim terlepas.

“Apa apan kau ini!!!.” Ucap Abuya tegas kepada Asad.

“Siapa pria ini Baba?, Sedang apa ia didalam rumah, dan berai beraninya dia masuk ke kamarku, bahkan menyentuh punggungku!.” Jawab Asad, Ibrahim memegang lehernya sambil menarik nafas panjang, menghirup semua oksigen yang tadi sempat tidak bisa ia dapatkan, mata Ibrahim menatap ke arah Asad, dari jarak dekat ini ternyata terlihat jelas, wajah Asad begitu mirip dengan wajah Abuya, hanya saja wajah Asad terlihat sedikit lebih tirus, dan mata Asad terlihat lebih tajam, tapi sisanya, benar benar wajah Abuya, Abuya dan Asad berdiri berhadapan, Asad ternyata tinggi, lebih tinggi dari Abuya, jika badan Abuya kekar dengan sedikit lemak disana sini, badan Asad meskipun menggunakan hoodie, terlihat jelas lebih Lean dan toned, benar benar Ibrahim takjub, Asad adalah Abuya versi lebih muda, bisa semirip ini.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang